Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.
Pernah makan durian? Pastinya pernah dong. Apalagi kalau pecinta durian. Tapi makan durian dini hari? Ada yang sudah pernah jugakah? Kalau sudah pernah mari kita toss.
"Bu, ini ada sedikit oleh-oleh dari Pandeglang. Durian asli kampung hasil metik di pohon. Ibu suka durian kan?"
"Wah, suka banget. Memangnya habis pulang kampung ya? Pantesan beberapa hari enggak kelihatan. Saya terima dengan senang hati nih oleh-olehnya," kata saya dengan perasaan senang.
"Iya, Bu. Tapi maaf cuma satu."
"Iya, enggak apa-apa," sahut saya.
Lalu saya masuk ke rumah sambil menenteng buah durian. Saya letakkan di meja kecil ruang tamu. Setelahnya saya bersih-bersih badan dan mengerjakan segala sesuatu yang dirasa belum rapi. Terus tidur dan lupa dengan si durian di ruang tamu.
Dini hari saya terbangun dan terkejut mendapati durian yang saya letakkan di atas meja sudah berpindah ke lantai. Untungnya diikat tali rapiah. Jadi tidak berantakan di lantai.
Saya pun segera mengambil durian tersebut lalu mengeksekusi sendirian. Tentu saja usai saya mencuci tangan terlebih dulu. Wah, harumnya durian semakin terasa menyengat. Daging buahnya yang tampak mengintip membuat tak sabar untuk segera mencicipinya.
Durian Pandeglang diketahui merupakan salah satu durian lokal yang terbaik. Rasanya manis, daging buahnya tebal dan legit. Semakin tak sabar dong untuk mencicipinya.