Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Editor

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sekali Seumur Hidup, Menginap di (Bekas) Gudang Rempah VOC

13 Agustus 2019   21:38 Diperbarui: 16 Agustus 2019   21:01 5815 10 7

museum bahari/ dethazyo
museum bahari/ dethazyo
megahnya museum bahari/ dethazyo
megahnya museum bahari/ dethazyo
Setelah melakukan registrasi, para peserta kemudian dituntun ke sebuah caf yang ada di dalam museum. Yaitu sebuah tempat dimana dilangsungkannya inti kegiatan yang diawali dari makan malam, mencari posisi terbaik, lalu kemudian bersiap menikmati pembukaan acara yang dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Berlanjut dengan pemutaran profil KHI, lalu menikmati cerita dari Sejarawan sekaligus pendiri Komunitas Historia, Asep Kambali. Topic yang dibawakan cukup menarik karena masih berhubungan dengan sejarah rempah-rempah, kolonialisme, penalukkan dunia.

para pengisi acara/ dethazyo
para pengisi acara/ dethazyo
Melalui penuturan beliau, setiap peserta yang hadir langsung berucap kekaguman akan pengetahuan dan fakta-fakta sejarah yang dituturkan secara singkat tentang sejarah sebelum ibukota kini bernama Jakarta, mulai dari Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, Jacatra, hingga menjadi Jakarta yang seperti orang-orang kenal saat ini.

Banyak ilmu, banyak paham, dan banyak keseruan. Semuanya, sesuai dengan yang diekspektasikan oleh diri pribadi. Meski begitu, acara diatas hanya awalan saja. karena berikutnya, empunya acara akan menuntun para peserta untuk merasakan keseruan yang sesungguhnya melalui Jelajah Malam, dan tentu saja moment yang ditunggu-tunggu: menginap di museum.

Jelajah Malam
Setelah dialog bersama sejarawan telah usai, bersamaan dengan itu, seluruh peserta rasanya seperti mendapat suntikan semangat kembali. Betapa tidak, Rasa kantuk maupun lelah, rasanya telah dikalahkan oleh nuansa penasaran, antusias dan magis saat mengelilingi museum tengah malam dalam jelajah malam.

Sebelum dimulai, pihak panitia dengan cekatan membagi seluruh peserta ke dalam 4 kelompok. Satu kelompok berisi 25 orang dengan satu orang narasumber yang dengan cekatan memberikan informasi seputar museum yang sempat terbakar tahun 2018 lalu.

Lantas, momen seperti ini mengingatkan diri pribadi kepada film ber-genre komedi yang rilis sekitar tahun 2006, Night At The Museum. Film tersebut bercerita tentang seorang penjaga malam museum (Ben Stiller), yang mampu merasakan kejaiban bagaimana kala seisi museum menjadi hidup dan mampu menceritakan sejarah dari dirinya masing-masing.

suasana malam didepan VOC Galangan/ dethazyo
suasana malam didepan VOC Galangan/ dethazyo
Diri pribadi pun, mencoba mentransformasikan semangat ingin tahu kala mengikuti jelajah malam ini, guna sejenak menikmati, sejenak merasakan, dan sejenak memvisualisasikan kala tiap benda didalam museum benar-benar bergerak dan mencoba menceritakan sendiri sejarah yang melatar belakanginya sampai terpajang dengan rapi di dalam museum bertiga lantai ini.

Walau kedengarannya tak mungkin, tetap saja, sensasi merasakan jelajah malam yang hanya bermodalkan senter dapat menjadi pengalaman yang menarik, unik dan layak untuk menjadi salah satu pengalaman yang paling di kenang dalam hidup.

Menginap di Museum
Salah satu hal menarik dari belajar sejarah di museum ialah kala sudah berkeliling dari satu ruang ke ruang lainnya, maupun dari satu lantai ke lantai lainnya, tetap saja raga tak kunjung lelah dibuatnya. Apalagi kala yang memimpin rombongan ialah sejarawan yang mampu bertutur akan fakta-fakta yang belum akrab ditelinga, bisa-bisa informasi darinya menjadi candu awal untuk segera mencari candu (sejarah) lainnya.

Oleh karenanya, saat penjelajahan museum malam hari diakhiri, maka jelas moment berikutnya diisi dengan sesi menginap, yang digadang oleh Komunitas Historia sebagai langkah revolusioner agar sejarah menjadi menarik bagi generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3