djoko st
djoko st Penulis

bloger yang gemar bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Video

Bambu Wulung, Rumput Raksasa yang Kian Sulit Kita Temui di Pusat-pusat Kota

1 Maret 2024   17:14 Diperbarui: 1 Maret 2024   17:26 712 8 5

SIAPA tak kenal bambu? Tumbuhan yang disebut awi oleh orang Sunda ini bukan sesuatu yang asing bagi kita. Namun, banyak orang menyangka bambu sebagai pohon. Nyatanya, secara ilmiah, bambu bukanlah pohon.

Bambu sejatinya adalah rumput. Persisnya rumput raksasa. Bambu, yang masuk keluarga Poaceae ini, dapat tumbuh pada ketinggian yang berbeda dan dalam berbagai kondisi iklim. Meski begitu, tanaman ini cenderung lebih menyukai iklim tropis.

Ditilik dari aspek pertumbuhannya, bambu adalah salah satu tanaman yang tumbuh paling cepat di Bumi.  Sejumlah sumber menyebut, dalam waktu 24 jam, rata-rata bambu bisa tumbuh hingga sekitar 47,6 inci. Jenis bambu tertentu bahkan mampu tumbuh hingga 90 sentimeter dalam sehari.


Sebatang bambu melepaskan 30 sampai 35 persen lebih banyak oksigen daripada tanaman lain. Oleh karena itu, menanam bambu adalah cara yang bagus untuk mengurangi jejak karbon dan membantu memerangi perubahan iklim.

Akar bambu sangat efektif dalam mengendalikan banjir dan longsor serta mencegah erosi dengan menyatukan partikel-partikel tanah. Dengan sistem perakarannya yang unik, bambu dapat bertahan hidup di lahan terjal dan marginal, menjadikannya pilihan terbaik untuk menghijaukan kembali lahan miring.

Saat ini, setidaknya ada 1.500 spesies bambu di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia. Salah satunya yang masih bisa kita temukan yaitu bambu hitam. Sebagian orang menyebutnya bambu wulung. Selain untuk konstruksi bangunan, perkakas rumahtangga, bambu hitam juga dimanfaatkan untuk pembuatan instrumen musik tradisional, seperti calung, gambang, maupun angklung.[]