Prof. Hendry I. Elim
Prof. Hendry I. Elim Dosen

Prof. H. I. Elim, a Simple Physicist with 3 main writing issues: [1]. Creative and Innovative Intellectual Educator; [2]. Freedom of Innovation works (Kerja Merdeka Berkreasi), and [3]. Amazing Natural Resources of Indonesia Archipelago. Prof. Elim is originally a creative, innovative, and disruptive Indonesia physicist .

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Amazing 7 Island in Front of SERAM island, Maluku Province: "Kekayaan Allah di Bumi Raja-Raja"

8 Juli 2023   13:16 Diperbarui: 8 Juli 2023   13:30 912 32 8

(Sumber pribadi). Pulau Tujuh yang
(Sumber pribadi). Pulau Tujuh yang "Amazing", di depan Pulau terbesar di Maluku, Seram island. 

7 Island in Front of SERAM island, Maluku province: "Kekayaan Allah di bumi Raja-Raja"

Prof. Hendry I. Elim, Ph.D

Ilmuan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Pattimura

Perjalanan ke pulau tujuh (7) bagi kami para ilmuan multidisciplinari yang berada di kawasan Indonesia timur khususnya pada propinsi Maluku yang terkenal dengan bumi raja-raja, karena setiap daerah memiliki raja, merupakan suatu mujizat, kerena tidak direncanakan sebelumnya.

Awalnya setiap tahun kami para ilmuan universitas Pattimura (UNPATTI) yang tergabung dari berbagai pusat riset seperti Pusat Penelitian Nanoteknologi dan Rekayasa Inovasi (PPNRI) yang di pimpin oleh pendiri sekaligus ketua, Prof. Elim sejak 2015, maupun Pusat Studi Bahasa (PSB) yang diketui oleh Frau Merry Nikijuluw, M.A., maupun para kolaborator dari para praktisi mengajar, ilmuan dari lab teaching elektronika dan instrumentasi (Lab ELINS), R. Talapessy, Ph.D dan lain sebagainya untuk melakukan riset kolaborasi inovasi dengan dana Rektor UNPATTI.

Pada saat ini, tujuan kami ke pulau Seram yang harus kami tempuh dengan menyewakan mobil rental dari kota Ambon ke pulau Seram dengan melalui penyeberangan ferry dari pelabuhan Liang, Ambon ke pelabuhan Waipirit, Seram selama ~1.5 jam menuju desa Murnaten dan Taniwel di seram Barat. 

Tujuan kami melakukan perjalanan riset di pulau terbesar di propinsi Maluku ini adalah karena di pulau tersebut masih banyak misteri alam yang belum semuanya terkuak, maupun kurangnya energi listrik yang disedikan PLN untuk masyarakat serta sistim pendidikan yang masih terbelakang karena kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana serta kualitas guru lokal yang masih rendah. 

Jadi perjalaan riset multidisciplinari kami dilakukan dengan jadwal kegiatan yang padat disamping meninjau alam sekitar pulau seram, juga kami memberikan asistensi mengajar ilmu pengetahuan alam (IPA), dan bahasa Inggris secara pengabdian pada masyarakat  serta penerapan teknologi sederhana untuk pembelajaran para guru dan siswa di sekolah.

Singkat cerita, dalam mengerjakan tujuan utama riset kolaborasi para ilmuan dan para praktisi guru ini, kami tiba-tiba diberi kesempatan dihari terakhir saat mau kembali ke pulau Ambon.

Ide travel ke pulau tujuh muncul tiba-tiba saat kami mau siap-siap dalam perjalanan pulang dari desa Taniwel tempat kami nginap di losmen sederhana penduduk setempat. Pemilik losmen tersebut, Pak Mahupale, seorang pensiunan pendeta dari Gereja Protestan Maluku (GPM) menyarankan kami: "kenapa bapak dan ibu tidak ke pulau tujuh dulu sebelum balik ke kota Ambon?"

Sahutnya menambahkan: "Pulau tujuh dari taniwel ini tidak begitu jauh, kan bapak ibu dengan mobil sewa" 

wow..ide yang brilliant, sahut kami ada sekitar 6 orang peneliti dan rekan kerja lainnya. 

Akhirnya kami semua sepakat untuk menuju ke tempat terdekat untuk naik speedboad ke pulau tujuh yaitu desa Pasanea. Perjalanan kami ke desa Pasanea sekitar 1.5 jam dari desa Taniwel, dan cuaca pagi itu sangat cerah dengan langit biru yang jernih mengambarkan kasih Allah pada kami.

Setelah tiba di  desa Pasanea, dengan jalan mobil yang mulus dan hanya lulus tidak ada banyak belokan, 

wow...pinggiran pantai desa Pasanea sangat jernih dan bersih. Kami dapat melihat dasar lautnya seperi kaca yang bening...amazing..

Pertanyaan ongkos sewa speedboad untuk menyeberang dari pantai desa Pasanea ke Pulau Tujuh yang sangat kelihatan jelas dari pantai karena tidak terlalu jauh jangkauannya, harganya HANYA sekitar 35 ribu rupiah per orang...wow..tidak terlalu mahal juga...it was worthy, sahut kami.

Perjalanan dengan speedboad yang hanya sekitar 15 menit dari pantai desa Pasanea ke Pulau Tujuh mengagumkan.  Ternyata disekitar Pulau 7 itu ada total 7 pulau yang saling berdekatan satu dengan lainnya dalam jangkauan belasan menit dengan speedboad. Kami hanya datang di salah satu pulau terdekat yang sedang dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat sebagai tempat destinasi wisata.

Demikian ketika tiba di pantai destinasi pulau 7, wow...the nature was so amazing....the beach was so clear and clean....

Ditambah lagi dengan adanya penginapan unik lokal/ cottages yang menarik untuk tempat penginapan

...wow..keren...kami merekomendari para pembaca untuk melancong ke sini.

Seumur hidup saya di bumi ini, mungkin pulau 7 adalah a new heaven for me...ditambah lagi ketika kami tiba disitu ada sekelompok burung dara China yang datang terbang jauh ke pohon-pohon di pulau 7 tersebut di tepi pantai nan cemerlang...

Saya langsung merekam video tersebut karena situasi kelangkaan. Hal ini karena kami memiliki kolaborator dengan ilmuan Cina yang ahli burung dara Cina tersebut. Beliau datang jauh-jauh dari Cina untuk men-track atau mengikuti pergerakan burung dara tersebut dari Cina ke pulau-pulau di Maluku....Keren man.. God really BLESS US.

Akhirnya kami makan bekal makan siang kami nasi bungkus (nasi ikan kata orang Ambon) yang telah kami siapkan dari perjalanan kami, dan memulai berjalan mengitari pulau 7 tersebut dengan suasana pantai nan indah dan pohon-pohon yang bernyanyi dengan tarian daun-daunnya. Setelah itu kami mulai mandi di pantai yang bersahabat dan jernih..wow....so...many wows....

Selamat menikmati video kami yang sederhana dan amazing.

Salam nusantara,

Hendry

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3