Pemutaran perdana di Swiss tanggal 27 September 2024, Jam : 18:30 - 21:00, Rhynauerhof, Obergrundstrasse 97, Luzern
dan ngobrol asyik bersama Dorthea Wabiser, Pusaka
Perlindungan masyarakat adat berarti perlindungan terhadap bumi, ibu pertiwi, seluruh manusia dan generasi masa depan."
Perusahaan-perusahaan minyak sawit dan kertas telah mengambil ribuan hektar hutan milik suku Afsya, tanpa mereka ditanya terlebih dahulu. Suku Afsya menentang. Sebab jika hutan mereka dirusak untuk minyak sawit, maka hilanglah sumber kehidupan mereka. Lebih dari itu, mereka kehilangan identitasnya yang terikat erat dengan hutan.
Suku Afsya menyebut hutan sebagai Mama", sebab Ibu memberikan kehidupan, inspirasi dan perlindungan. Ikatan antara manusia dan Mama" hutan hanya bisa dipisahkan oleh kematian. Oleh karena itu Afsya dengan segala tenaga mempertahankan tanah dan hutannya dari ekspansi perkebunan. Mereka mengorganisir diri, memetakan wilayah adat mereka, mengajukan permohonan pengakuan negara sebagai mayarakat adat dan pengakuan hak atas hutan mereka serta maju ke pangadilan bahkan sampai ke Jakarta.
Meskipun nyawa taruhannya, masyarakat adat di Papua tetap menentang perusakan hutan hujan mereka demi kelangsungan kehidupan dan budaya mereka. Suku Afsya adalah satu contoh dari sekian banyak suku lainnya.
Afsya juga punya keberhasilan: Mereka, didukung oleh mitra kami Pusaka, berhasil membuat izin perusahaan-perusahaan minyak sawit dicabut dan suku Afsya sendiri pada Juni 2024 telah mendapat pengakuan resmi sebagai mayarakat hukum adat. Oleh karena itu banyak komunitas masyarakat adat lainnya di Papua yang menaruh harapan pada Afsya.
AFSYA sebuah produksi bersama WatchDoc, Pusaka, Selamatkan Hutan Hujan dan Rainforest Action Network.
Film AFSYA dibuat dalam rangka program Perlindungan masyarakat adat".