Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Yang muda yang kreatif. Anak muda tak selamanya menginginkan pekerjaan kantoran, duduk 'manis' menghadap komputer sambil sesekali mengintip hand phone-nya.
Salah satu buktinya, pemuda Teguh asal RT 01/Dusun 07 (Bukit Jambi), Kp. Gunung Katun, Kecamatan Baradatu, Way Kanan, Lampung ini.
Setamat dari salah satu SMK yang ada di Banjit-masih dalam kawasan Kabupaten Way Kanan- pemuda Teguh berkulit hitam manis ini memilih untuk membuka bengkel di halaman depan rumah orang tuanya.
Sementara kawan-kawan seangkatannya memilih untuk melanjutkan kuliah, atau merantau ke kota guna mencari pekerjaan. Entah pekerjaan kantoran, ataupun menjadi karyawan di perusahaan.
Menurutnya, menekuni bengkel motor sendiri merupakan kebanggaan baginya. Apalagi didukung penuh oleh orang tuanya yang adalah seorang petani di kampung.
Teguh juga mengaku senang bongkar pasang bagian-bagian sepeda motor. Sebab kegiatan tersebut sering dilakoni ketika masih bersekolah di SMK Banjit jurusan Otomotif.
"Kebetulan, aku sekolahnya otomotif, senang bongkar pasang motor dan dahulu suka sekali untuk membetulkan motor yang rewel dan ngadat", kata Teguh sambih tersenyum.
Banyak orang suka menitipkan sepeda motornya yang rusak untuk diperbaiki oleh si Pemuda ini. Termasuk memenuhi pesanan pemilik untuk melakukan modifikasi pada motornya.
Biasanya Pemuda berkulit hitam ini memeriksanya terlebih dahulu. Jika sanggup untuk mengerjakannya, ia akan menyampaikannya. Demikipan pun kalau tak sanggup, ia akan berkata secara jujur pada pelanggannya.
Di Dusun Bukit Jambi sendiri, ada 3 bengkel motor. Dua di RT 01 dan satunya lagi di RT 02. Namun menurut Teguh, Ia tak merasakan persaingan. Bahkan mereka saling membantu satu sama lain.
Kendala memang ada. Namun pemuda Teguh masih menganggapnya sebagai sesuatu yang masih bisa diatasi. Intinya, ia sangat senang mejalani usahanya ini dan tidak tergantung pada orang lain.
Berikut beberapa kendala yang dihadapi oleh Pemuda Teguh.
Sejak masih sekolah, Pemuda Teguh tidak ingin tergantung pada orang lain. Kadang diberi uang oleh orang motornya diperbaikinya. Ia memiliki uang saku dari hasil sendiri, meskipun tak sebanyak uang jajan beberapa teman sekolahnya.
Setamat dari SMK Banjit, Teguh pun mulai merealisasikan niatnya, membuka bengkel motor di halaman depan rumah orang tuanya.
Berkat kesabaran, keramahan, kejujuran, kerajinannya. pemuda ini mampu membuka usaha bengkel walaupun lokasinya berada di Kampung.
Prinsip hidupnya, muda tak harus nge-geng dengan motor kemana-mana atau kerja dengan orang lain. Menjadi bos untuk diri sendiri, atur diri sendiri itu sangat menyenangkan.
Demikian sepenggal kisah Pemuda Teguh bersama bengkel motor yang belum diberi nama.
Jalan-jalan ke Baradatu
Jangan lupa bawa buah tangan
Jalan-jalan dengan sepeda motor
Motornya mogok bawa ke bengkel si Teguh.
Salam semangat juang untuk pemuda harapan bangsa!