Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Petani

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Manfaat dan Serunya Mendampingi Anak Memilih dan Memilah Sampah di Rumah

5 Oktober 2024   03:53 Diperbarui: 5 Oktober 2024   08:12 253 20 8


Kehadiran sampah di sekitar kita kian mengkhawatirkan. Plastik dan sedotan minuman bekas pakai sering kali langsung dibuang begitu saja usai menggunakannya.

Belum terhitung botol atau gelas plastik bekas air kemasan, kulit permen, biskuit, dan aneka bungkusan camilan lain yang bisa kita jumpai di sekitar.

Parahnya lagi, ada yang membuang sampah di pinggir jalan atau di tanah-tanah kosong. Pempres, pembalut, sisa makanan, bercampur dengan pecahan beling dan kaleng bekas.

Tidaklah mengherankan, jika ada binatang yang mengais-ngais onggokan sampah tersebut. Menimbulkan aroma tak sedap bagi orang di sekitar.

Jutaan ton sampah Indonesia tak terkelola

Merujuk pada data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian LHK yang disajikan dalam kompas.com, sebanyak 11,3 juta ton sampah di Indonesia tidak terkelola dengan baik (hingga 24 Juli 2024).

Sampah yang tidak dikelola dengan baik tersebut dikarenakan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kurangnya tempat pembuangan sampah, dan perilaku sebagian orang membuang sampah secara sembarangan. 

Disampaikan pula, bahwa komposisi sampah sebelum dipilah adalah organik 40-45%. Sedangkan sampah anorganik mencapai 55-60 persen.

Setelah dipilah, komposisi sampah organik mencapai 90-95%. Sementara sampah anorganik tinggal 5 hingga 10 persen.

Sampahku tanggung jawabku, dimulai dari rumah

Mungkin terlihat sepele. Tetapi membiasakan anggota rumah tangga untuk disiplin terhadap pengelolaan sampah adalah suatu tantangan tersendiri.

Memerlukan kesabaran dan upaya penyadaran terus-menerus agar seluruh anggota keluarga dapat bertanggung jawab terhadap sampah produksinya sendiri: sampahku, tanggung jawabku

Salah satu hal penting untuk mulai mengelola sampah di rumah tangga adalah melibatkan anak-anak melalui kegiatan memilih dan memilah sampah di sekitar rumah dan pekarangan.

Mengajak anak untuk memilih dan memilah sampah di sekitar pekarangan rumah merupakan langkah yang baik untuk mengajarkan kesadaran lingkungan sejak dini. 

Berikut ini adalah beberapa cara agar anak peduli terhadap sampah di sekitarnya, dalam hal ini dimulai dulu dari rumah dan pekarangan.

1. Mengajak anak berpartisipasi
Anak-anak biasanya senang apabila dilibatkan dalam berbagai kegiatan di rumah, termasuk memilih atau menyapu sampah di pekarangan rumah. 

Mereka akan antusias ketika diajak untuk mengumpulkan, memilah, dan membuang sampah. Sambil melaksanakan, perlu disisipkan penjelasan yang sederhana tentang pentingnya memilah sampah untuk lingkungan.

2. Memberikan contoh
Anak-anak cenderung meniru apa yang dilihat dari orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, orangtua perlu memberikan contoh yang baik dengan membuang sampah pada tempatnya dan melakukan pemilahan sampah dengan benar.

3. Edukasi tentang jenis sampah
Mengajari anak-anak mengenali jenis-jenis sampah seperti organik (sisa makanan, daun), anorganik (plastik, kertas), dan sampah bahan berbahaya dan beracun atau B3 seperti baterai, lampu neon, paku berkarat. 

Di sela-sela kegiatan, perlu pula memberikan penjelasan mengapa penting untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya, yaitu sampah organik, anorganik dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

4. Membuat kegiatan menarik
Bagi anak-anak, segala sesuatu akan menyenangkan apabila dilakukan dengan cara bermain. Kegiatan memilah sampah bisa juga dikemas secara menyenangkan bagi anak-anak. 

Misalnya, bisa membuat permainan atau kompetisi sederhana mencari dan mengumpulkan sampah terbanyak, atau lomba ketepatan memilah sampah untuk memotivasi mereka dalam memilih dan memilah sampah.

5. Menyediakan tempat pemilahan sampah secara jelas
Siapkan tempat-tempat yang berbeda untuk membuang sampah sesuai jenisnya, misalnya tempat untuk sampah organik, non-organik, dan sampah berbahaya. 

Secara perlahan, pastikan anak-anak memahami di mana tempat yang tepat untuk membuang sampah. 

6. Mempertimbangkan usia anak
Perlu menyesuaikan metode dan pendekatan yang digunakan dengan usia anak. 

Untuk anak-anak yang lebih kecil, bisa menggunakan gambar atau warna-warni tempat sampah untuk membantu mereka memahami konsep pemilahan sampah.

Misalnya tempat sampah berwarna hijau untuk sampah organik, warna kuning untuk sampah anorganik dan warna merah untuk sampah kategori B3.

7. Memberikan penghargaan
Selain suka bermain, anak juga termotivasi ketika mendapatkan pujian dan penghargaan. Hal yang sederhana, setiap kali mereka berhasil memilih dan memilah sampah dengan benar maka dapat diberikan pujian atau penghargaan.

Mengajak anak memilih dan memilah sampah di rumah, melatih anak untuk bertanggung jawab pada sampahnya (Dokumentasi Greg Nafanu)
Mengajak anak memilih dan memilah sampah di rumah, melatih anak untuk bertanggung jawab pada sampahnya (Dokumentasi Greg Nafanu)

Itulah beberapa tips menyenangkan yang dapat dilakukan bersama anak-anak dalam memilih dan memilah sampah di rumah dan di sekitar pekarangan.

Dengan melakukan kegiatan rutin seperti ini, anak-anak sudah dapat terlatih sejak usia dini dan konsisten menerapkan prinsip, "Sampahku, tanggung jawabku".***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3