Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Rezeki memang tak kemana-mana. Termasuk rezeki untuk seorang perawat buah nona.
Pagi ini, bisa menikmati buah nona. Rasanya manis dan lezat. Beda dari yang biasa dibeli di tempat lain.
Sayangnya, cuma satu buah nona yang matang. Andaikan beberapa buah pun, bisa dinikmati hingga gigitan terakhir.
Buah nona ini seratus persen organik, alami. Mungkin karena itulah, rasanya maknyus mengigit.
Mungkin ada yang berpikir, apaan sih buah nona itu? Ada ya buah nona?
Jelas ada. Di Timor Barat, NTT kami menyebut buah srikaya dengan nama buah nona atau anonak.
Sepertinya sebutan buah nona atau anonak dipengaruhi dari nama latin srikaya, Annona squamosa L.
Sebutan bahasa daerah dawan untuk buah nona adalah ata. Sama seperti sebutan untuk sebutan sirsak.
Menanam dan memelihara buah nona itu tidaklah terlalu sulit. Mereka yang bukan petani pun bisa berhasil merawatnya.
Intinya, jika mau makan buah nona nan manis dan lezat, rawatlah mereka dengan 'hati'.
Buah nona bisa dibudidayakan secara generatif (biji) atau vegetatif (okulasi, cangkok, stek).
Dapat ditanam langsung di tanah atau menggunakan pot tanaman. Tergantung pada ketersediaan lahan.
Walaupun tidak rewel, buah nona alias tanaman srikaya ini juga memerlukan tanah yang cukup akan unsur hara.
Asupan gizi yang terpenuhi akan membantu buah nona tumbuh subur dan cepat menghasilkan buah.
Selain kecukupan unsur hara dari pemberian pupuk, buah nona juga memerlukan penyiraman secara teratur.
Buah nona juga memerlukan pemangkasan. Pemangkasan ini efektif untuk mengendalikan beberapa hama penyakit dan merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru.
Tanaman buah nona dapat tumbuh di areal dengan cahaya sedang, tetapi lebih bagus lagi mendapatkan sinar matahari yang banyak.
Hama yang sering menyerang buah nona adalah kutu putih, kutu loncat, dan lalat buah.
Cara mengendalikan kutu putih dan kutu loncat secara organik adalah bisa dengan teknik mekanis. Mengambil hama secara manual.
Sedangkan mengendalikan hama lalat buah adalah dengan membungkus buah nona sejak masih kecil.
Buah nona yang dipanen saat matang di pohon rasanya berbeda dengan buah nona yang dipetik dan diperam terlebih dahulu. Bahkan seringkali, buah peraman ini agak masam.
Sedangkan buah nona matang pohon itu daging buahnya segar, manis dan lezat. Membuat kita menikmatinya hingga gigitan terakhir.
Buah nona yang matang pohon pun biasanya tidak serempak. Dengan demikian, cocok untuk dipelihara di rumah sehingga setiap hari bisa panen untuk dikonsumsi sendiri.
Maknyus!