Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Sumber dokumen: https://www.youtube.com/@gnafanu
Banyak hal positif yang bisa dipelajari dari masyarakat Lampung, termasuk kebiasaan dan tradisi yang masih dipertahankan hingga kini.
Salah satunya adalah tradisi Riungan Godong Pisang. Tradisi ini mungkin saja berasal dari satu daerah di Lampung, namun hampir semua daerah di provinsi ini gemar melakukan tradisi Riungan Godong Pisang.
Tradisi Riungan Godong Pisang adalah makan bersama dengan menata berbagai hidangan di atas daun pisang yang dihamparkan memanjang, sesuai banyaknya orang yang akan menikmati hidangan tersebut.
Semua masakan ditata di atas hamparan daun pisang. Mulai dari makanan pokok berupa nasi, lauk, sayuran, hingga sambal. Ada daging, telur, ikan, kerupuk, semua disajikan.
Tak hanya di Lampung. Di Jawa dikenal dengan tradisi serupa yang dinamakan Liwetan. Sementara, makan bersama di daun pisang ala masyarakat Sunda dinamakan Bancakan.
Di dalam tradisi Riungan Godong Pisang, tak ada yang diistimewakan untuk mendapatkan bagian yang lebih. Semua yang yang duduk menghadap hidangan, mendapatkan bagian yang sama.
Kebersamaan dan keadilan pembagian tampak dalam tradisi ini. Bagi yang meminta tambahan, dpersilakan selagi masih ada cadangan.
Biasanya yang paling sering diminta tambahan adalah sambal. Padahal, sayurannya kebanyakan direbus saja. Namun rasanya maknyus ketika dicocol pada sambal khas yang dihidangkan.
Selain makanan yang ditata langsung di daun pisang, beberapa masakan berkuah seperti pindang patin, kuah kuning, dan makanan berkuah lain tetap dihidangkan di dalam wadah sebelum diletakkan di daun pisang.
Secara, memang tidak bisa lah ya jika makanan berkuah ditumpahkan langsung ke daun pisang. Meluber kemana-mana, dan tiak bisa dinikmati.
Riungan Godong Pisang sering dilakukan oleh warga Lampung dalam acara seperti menyambut tamu, hajatan, makan bersama setelah gotong -royong, bahkan karena rasa ingin makan bersama saja.
