Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Tidak berhenti di situ, bunga jantan enau pun punya manfaat. Bunga ini dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak alami.
Kandungan nutrisinya membantu menyehatkan hewan ternak sekaligus mengurangi ketergantungan pada pakan buatan.
Buah enau juga dikenal dengan sebutan kolang-kaling. Buah ini segar, kaya serat, dan menjadi favorit untuk campuran minuman dingin atau es buah.
Kandungan airnya yang tinggi membuat kolang-kaling baik untuk kesehatan pencernaan.
Kolang-kaling bukan hanya menyegarkan, tetapi juga menyehatkan tulang. Kandungan kalsium dan mineralnya menjadikannya camilan alami yang bermanfaat bagi tubuh.
Tak heran jika permintaan kolang-kaling selalu meningkat setiap bulan Ramadan.
Secara keseluruhan, pohon enau adalah anugerah alam yang luar biasa. Dari batang, daun, ijuk, nira hingga buahnya, semua memiliki manfaat besar.
Pohon ini bukan sekadar penopang ekonomi masyarakat desa, tetapi juga simbol kearifan lokal dalam memanfaatkan alam secara berkelanjutan.
Dengan beragam manfaat tersebut, pohon enau layak dilestarikan. Tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai penopang ekonomi hijau di masa depan.
Enau adalah bukti bahwa alam menyediakan segalanya, tinggal bagaimana manusia bijak memanfaatkannya.***