Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Sumber: https://www.youtube.com/@gnafanu
Nanas Medusa sedang naik daun di kalangan pecinta tanaman hias.
Bentuknya yang unik, mungil, dan menyerupai mahkota dengan helai daun melingkar seperti tentakel membuatnya dinamai “Medusa”.
Ini merujuk pada sosok mitologis Yunani berambut ular. Meski namanya terdengar menyeramkan, tampilan nanas ini justru memikat siapa pun yang melihatnya.
Berbeda dengan nanas pada umumnya, Nanas Medusa bukanlah buah konsumsi, melainkan tanaman hias.
Tumbuhan ini berasal dari keluarga Bromeliaceae yang masih satu rumpun dengan nanas biasa (Ananas comosus).
Varietas ini disebut juga Ananas bracteatus var. medusa dan banyak ditemukan di wilayah tropis seperti Amerika Selatan, terutama Brasil, Paraguay, dan Bolivia.
Negara-negara ini merupakan tempat asal mula tanaman ini sebelum populer sebagai tanaman hias di Asia, termasuk Indonesia.
Ciri khas nanas Medusa terletak pada bentuk buahnya yang kecil, dengan daun tajam dan panjang yang tumbuh memutar menyerupai rambut.
Warna buahnya bisa berubah dari hijau, merah muda, hingga jingga keemasan, menciptakan kesan eksotis dan dekoratif yang kuat.
Karena keindahan warnanya, banyak pecinta tanaman menjadikannya sebagai elemen utama dalam taman tropis, taman vertikal, hingga dekorasi interior bergaya minimalis.