Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com
Sebelum PPKM Darurat diterapkan, saya sempat bolak-balik Malang-Surabaya-Jogja seperti biasanya.
Namun, pada suatu saat saya ingin mencoba naik Suroboyo Bus yang sudah eksis di kota ini sejak 2018. Sejak peluncurannya, saya masih awang-awangen alias malas untuk naik karena tidak tahu bagaimana cara menaikinya. Apalagi, untuk naik bus ini harus membayar dengan sampah botol plastik dengan jumlah cukup banyak. Satu tiket berharga 3 botol besar (1,5 L) atau 5 botol sedang (600 mL), atau 10 gelas plastik kecil.
Rute Suroboyo Bus
Saya pun lalu mempelajari bagaimana tata cara untuk naik bus ini. Suroboyo Bus ini sebenarnya ada tiga rute yang melintas di Surabaya. Rute pertama adalah rute Utara-Selatan (R1/R2) yang menghubungkan antara Terminal Bungurasih (Purabaya) dan Jalan Rajawali. Rute selanjutnya adalah rute Barat-Timur(R3/R4) yang menghubungkan tiga kampus besar di Surabaya, yakni Unesa (Kampus Lidah Wetan) -- Unair -- dan ITS.
Rute terakhir adalah rute MERR (Middle East Ring Road/ Jalan Lingkar Timur Surabaya) yang menghubungkan wilayah Gunung Anyar dan kawasan Kenjeran Park atau Pantai Kenjeran. Rute ini disebut sebagai R5 dan R6. Ada pula rute bus tumpuk yang melewati jalur yang sama dengan rute Utara-Selatan tetapi berakhir di Halte Pirngadi.
Jika ingin berpindah dari satu rute tersebut, ada beberapa halte yang digunakan sebagai halte transit. Untuk transit dari rute Utara-Selatan ke Barat- Timur atau sebaliknya, halte transit yang digunakan adalah Pandegiling, RS Darmo, Basuki Rahmat, Tunjungan Plaza, Embong Malang, Panglima Sudirman, Sonokembang, Urip Sumoharjo, dan Santa Maria. Sedangkan, jika ingin berpindah rute dari Barat-Timur ke rute MERR, maka tempat transit yang digunakan adalah halte ITS.
Singkat cerita, saya pun tiba di Terminal Bungurasih. Setelah melalui drama dikejar calo bus yang terus memaksa saya naik bus yang tidak ingin saya naiki, saya pun sampai di Kantor Suroboyu Bus. Kantor ini sendiri berada di sisi selatan jalur keberangkatan Bus Kota. Jadi, kalau mau naik Suroboyo Bus dari Bungurasih, langsung saja ke arah pemberangkatan Bus Kota dan berjalan ke arah selatan atau bagian belakang. Hiraukan saja para kernet atau calo yang menawarkan untuk naik bus kota.
Cara Penukaran Tiket
Ternyata, tempat penukaran sampah menjadi tiket masih berada di seberang kantor itu. Saya pun lalu menuju ke sana dan sudah banyak sampah botol plastik yang tertata. Saya lalu menyerahkan botol plastik pada petugasnya. Ketika saya berkata bahwa belum punya kartu sampah, lah saya malah dimarahi. Saya menjelaskan bahwa saya bukan orang Surabaya. Saya pun diminta untuk menyerahkan KTP. Barulah ia memberi saya kartu itu dan mewanti-wanti untuk tidak menghilangkannya karena jumlahnya sudah sedikit.
Bus yang ingin saya naiki pun tiba. Sayangnya, kondisi bus sudah penuh jadi saya harus berdiri dulu. Ada tiga macam tempat duduk dalam bus ini. Tempat duduk pertama berwarna pink untuk para wanita di undakan pertama. Tempat duduk kedua berwarna merah untuk para lansia di undakan pertama. Tempat duduk ketiga berwarna oranye untuk pria dan wanita di undakan dua dan tiga.
Scan Barcode di Halte
Ketika bus berhenti di sebuah halte, maka petugas akan turun dan memindai barcode yang ada di halte tersebut. Tujuannya, sebagai laporan bahwa bus telah sampai di sebuah halte. Bentuk laporan semacam ini unik dan berbeda dengan BRT lain yang masih menggunakan cara manual dengan mencatat pada kertas.
Bus melaju dan berhenti cukup lama di halte Terminal Intermoda Joyoboyo. Terminal ini sendiri mengintegrasikan beberapa moda transportasi seperti Suroboyo Bus, angkot, bus kota, dan sepeda motor. Jadi, bagi pekerja yang akan naik bus ini juga bisa dengan memarkir motornya di terminal ini.
Banyak penumpang yang transit atau akan menuju Tunjungan Plaza menggunakan bus ini. Saya pun turun dari perjalanan sekitar satu jam itu. Meski jauh lebih lama jika dibandingkan naik ojek daring, tetapi saya bisa menghemat banyak. Jika biasanya saya harus merogoh kocek hampir 35 ribu, kini saya hanya perlu membawa sampah.