Ikrom Zain
Ikrom Zain Tutor

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Menjajal Suroboyo Bus Sebelum PPKM Darurat

18 Juli 2021   08:21 Diperbarui: 18 Juli 2021   08:23 785 4 1


Sebelum PPKM Darurat diterapkan, saya sempat bolak-balik Malang-Surabaya-Jogja seperti biasanya.

Namun, pada suatu saat saya ingin mencoba naik Suroboyo Bus yang sudah eksis di kota ini sejak 2018. Sejak peluncurannya, saya masih awang-awangen alias malas untuk naik karena tidak tahu bagaimana cara menaikinya. Apalagi, untuk naik bus ini harus membayar dengan sampah botol plastik dengan jumlah cukup banyak. Satu tiket berharga 3 botol besar (1,5 L) atau 5 botol sedang (600 mL), atau 10 gelas plastik kecil.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Suatu ketika, ada acara selamatan di rumah saya. Saat itu, banyak botol dan gelas plastik yang tercecer dan akan dibuang. Lantaran saya mau kes Surabaya, saya pun memiliki ide untuk memulung sampah tersebut. Alhamdulillah, saya mendapatkan sekitar 20 botol sedang untuk saya bawa ke Surabaya keesokan harinya.

Rute Suroboyo Bus 

Saya pun lalu mempelajari bagaimana tata cara untuk naik bus ini. Suroboyo Bus ini sebenarnya ada tiga rute yang melintas di Surabaya. Rute pertama adalah rute Utara-Selatan (R1/R2) yang menghubungkan antara Terminal Bungurasih (Purabaya) dan Jalan Rajawali. Rute selanjutnya adalah rute Barat-Timur(R3/R4) yang menghubungkan tiga kampus besar di Surabaya, yakni Unesa (Kampus Lidah Wetan) -- Unair -- dan ITS. 

Rute terakhir adalah rute MERR (Middle East Ring Road/ Jalan Lingkar Timur Surabaya) yang menghubungkan wilayah Gunung Anyar dan kawasan Kenjeran Park atau Pantai Kenjeran. Rute ini disebut sebagai R5 dan R6. Ada pula rute bus tumpuk yang melewati jalur yang sama dengan rute Utara-Selatan tetapi berakhir di Halte Pirngadi.

Jika ingin berpindah dari satu rute tersebut, ada beberapa halte yang digunakan sebagai halte transit. Untuk transit dari rute Utara-Selatan ke Barat- Timur atau sebaliknya, halte transit yang digunakan adalah Pandegiling, RS Darmo, Basuki Rahmat, Tunjungan Plaza, Embong Malang, Panglima Sudirman, Sonokembang, Urip Sumoharjo, dan Santa Maria. Sedangkan, jika ingin berpindah rute dari Barat-Timur ke rute MERR, maka tempat transit yang digunakan adalah halte ITS.

Cek posisi bus pada aplikasi Go Bis. - Dokumen Pribadi
Cek posisi bus pada aplikasi Go Bis. - Dokumen Pribadi
Saya mempelajari betul peta dan transit tersebut karena orang yang akan saya temui berada di daerah Kertajaya yang dilewati rute Barat-Timur. Sedangkan, saya naik dari arah selatan sehingga harus transit di sekitar Tunjungan Plaza. Untuk memudahkan mengecek posisi bus yang akan saya naiki, saya menggunakan menggunakan aplikasi Go Bis.

Singkat cerita, saya pun tiba di Terminal Bungurasih. Setelah melalui drama dikejar calo bus yang terus memaksa saya naik bus yang tidak ingin saya naiki, saya pun sampai di Kantor Suroboyu Bus. Kantor ini sendiri berada di sisi selatan jalur keberangkatan Bus Kota. Jadi, kalau mau naik Suroboyo Bus dari Bungurasih, langsung saja ke arah pemberangkatan Bus Kota dan berjalan ke arah selatan atau bagian belakang. Hiraukan saja para kernet atau calo yang menawarkan untuk naik bus kota.

Cara Penukaran Tiket 

Ternyata, tempat penukaran sampah menjadi tiket masih berada di seberang kantor itu. Saya pun lalu menuju ke sana dan sudah banyak sampah botol plastik yang tertata. Saya lalu menyerahkan botol plastik pada petugasnya. Ketika saya berkata bahwa belum punya kartu sampah, lah saya malah dimarahi. Saya menjelaskan bahwa saya bukan orang Surabaya. Saya pun diminta untuk menyerahkan KTP. Barulah ia memberi saya kartu itu dan mewanti-wanti untuk tidak menghilangkannya karena jumlahnya sudah sedikit. 

Tempat penukaran tiket di Terminal Bungurasih. Dokumen Pribadi
Tempat penukaran tiket di Terminal Bungurasih. Dokumen Pribadi
Dua puluh botol plastik pun ditukar dengan empat stempel. Satu stempel berlaku untuk satu kali perjalanan selama dua jam. Artinya, saya bisa berpindah bus asal belum melebihi dua jam dari waktu tiket tercetak. Tiket ini diberikan oleh petugas dalam bus ketika kita ditanya sampah atau tiket milik kita. 

Warga Sidoarjo membawa sampah plastik untuk ditukarkan tiket Suroboyo Bus demi bisa masuk Kota Surabaya. - Dokumen Pribadi
Warga Sidoarjo membawa sampah plastik untuk ditukarkan tiket Suroboyo Bus demi bisa masuk Kota Surabaya. - Dokumen Pribadi
Jika kita tidak mau menyetor sampah di terminal, kita bisa langsung menukarkan sampah dengan tiket ke petugas bus. Sampah tersebut langsung kita masukkan ke dalam bak sampah yang ada di dalam bus. Jadi, jika hanya ingin melakukan satu kali perjalanan, maka kita hanya perlu membawa sampah sesuai jumlah yang ditentukan. 

Kartu setor sampah; Dokumen Pribadi
Kartu setor sampah; Dokumen Pribadi
Tempat sampah di dalam bus. Dokumen Pribadi
Tempat sampah di dalam bus. Dokumen Pribadi
Formasi Tempat Duduk Suroboyo Bus

Bus yang ingin saya naiki pun tiba. Sayangnya, kondisi bus sudah penuh jadi saya harus berdiri dulu. Ada tiga macam tempat duduk dalam bus ini. Tempat duduk pertama berwarna pink untuk para wanita di undakan pertama. Tempat duduk kedua berwarna merah untuk para lansia di undakan pertama. Tempat duduk ketiga berwarna oranye untuk pria dan wanita di undakan dua dan tiga.

Livery dalam bus. Dokumen Pribadi
Livery dalam bus. Dokumen Pribadi
Keunikan dari bus ini adalah terdapat tiga tingkatan sehingga seperti di dalam bioskop. Saat saya mendapat tempat duduk, kebetulan saya mendapat di tingkatan ketiga. Jarak antara kepala dan atap bus cukup sempit. Bagi yang memiliki tinggi tubuh di atas 170 cm sepertinya akan sulit jika naik di undakan 3 ini.

Formasi tempat duduk dalam bus. Dokumen Pribadi
Formasi tempat duduk dalam bus. Dokumen Pribadi
Bus berjalan pelan menuju perbatasan Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya melewati Bundaran Waru seperti yang sering saya lalui. Kecepatan bus ini dibatasi maksimal 50 km/jam. Makanya, bus amat pelan dan menurut saya paling pelan diantara model BRT lain katakanlah Trans Jogja atau Trans Jateng. 

Scan Barcode  di Halte

Ketika bus berhenti di sebuah halte, maka petugas akan turun dan memindai barcode yang ada di halte tersebut. Tujuannya, sebagai laporan bahwa bus telah sampai di sebuah halte. Bentuk laporan semacam ini unik dan berbeda dengan BRT lain yang masih menggunakan cara manual dengan mencatat pada kertas. 

Barcode yang ada dalam setiap halte. Dokumen Pribadi
Barcode yang ada dalam setiap halte. Dokumen Pribadi
Tidak banyak penumpang yang naik di halte sepanjang rute yang dilalui bus. Penumpang memang banyak yang naik dari Terminal Purabaya. Ada sih beberapa penumpang yang naik dari Royal Plaza. Penumpang dari Bungurasih juga banyak yang turun di sana. Makanya, bus pun lumayan longgar setelah dari pusat perbelanjaan tersebut.

Bus melaju dan berhenti cukup lama di halte Terminal Intermoda Joyoboyo. Terminal ini sendiri mengintegrasikan beberapa moda transportasi seperti Suroboyo Bus, angkot, bus kota, dan sepeda motor. Jadi, bagi pekerja yang akan naik bus ini juga bisa dengan memarkir motornya di terminal ini. 

Kecepatan bus dibatasi maksimal 50 km/jam. Dokumen Pribadi
Kecepatan bus dibatasi maksimal 50 km/jam. Dokumen Pribadi
Oh ya, Terminal ini juga berada tepat di ujung Jembatan Sawunggaling yang baru saja diresmikan. Jembatan ini menjadi ikon baru Kota Surabaya karena bentuknya yang unik. Jembatan yang panjangnya sekitar 136 meter ini dilengkapi dengan dancing fountain atau air terjun menari serta lampu hias. Kalau malam hari, sangat indah untuk dilihat. Sayang, saat ini masih PPKM Darurat ya jadi ditunda dulu melihatnya.

Bus berhenti di Halte Tunjungan Plaza. Dokumen Pribadi
Bus berhenti di Halte Tunjungan Plaza. Dokumen Pribadi
Bus kemudian melaju ke arah Jalan Raya Darmo. Jalan utama di Kota Surabaya ini memiliki beberapa halte penting karena memang menghubungkan ruas Utara-Selatan dan Barat-Timur. Lagi-lagi tak banyak penumpang yang naik dan turun. Penumpang banyak yang dan turun di Halte Tunjungan Plaza tempat saya turun juga.

Banyak penumpang yang transit atau akan menuju Tunjungan Plaza menggunakan bus ini. Saya pun turun dari perjalanan sekitar satu jam itu. Meski jauh lebih lama jika dibandingkan naik ojek daring, tetapi saya bisa menghemat banyak. Jika biasanya saya harus merogoh kocek hampir 35 ribu, kini saya hanya perlu membawa sampah. 

Penumpang menunggu Suroboyo Bus di halte. Dokumen Pribadi
Penumpang menunggu Suroboyo Bus di halte. Dokumen Pribadi
Bagi saya, Suroboyo Bus ini cukup nyaman untuk digunakan. Aturan jaga jarak masih ketat dilakukan. Petugas sering menolak penumpang yang datang dengan rombongan karena memang tempat duduk berjaraknya sudah penuh. Tidak hanya itu, pada beberapa armada bus, juga dilengkapi fasilitas rak sepeda. Jadi, bagi penumpang yang baru saja gowes menggunakan sepeda, bisa menggunakan Suroboyo Bus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3