Ikrom Zain
Ikrom Zain Tutor

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Tak Pakai Kursi Tegak dan Harus Adu Dengkul Lagi, Ini Rasanya Naik KA Jayabaya "New Generation"

3 Oktober 2023   08:49 Diperbarui: 3 Oktober 2023   08:50 686 1 0

Ada TV di dalamnya. Dokpri
Ada TV di dalamnya. Dokpri

Untuk harga tiket KA Jayabaya kelas ekonomi sendiri berkisar 300an ribu rupiah tergantung hari keberangkatan. Biasanya, jika perjalanan dilakukan saat akhir pekan atau musim liburan, maka harga tiket akan lebih mahal. Sedangkan, untuk tiket kereta kelas ekonomi parsial dari Malang ke Surabaya adalah 40 ribu rupiah. Harga ini lebih mahal dibandingkan saat masih menggunakan KA Kemenhub yakni sekutar 30-35 ribu rupiah. Yah, ada harga ada rupa.

KA Jayabaya berangkat dari Stasiun Malang pukul 12.30 WIB. Agar dapat meihat lebih detail kereta baru ini, maka saya datang lebih awal. Ternyata fasilitas di dalamnya memang ditingkatkan sedemkian rupa.

Pertama, saya melihat suasana kabin kereta yang sangat apik layaknya kabin pesawat. Kursi berwarna biru beludru membuat mata penumpang akan merasa nyaman. Segar dan terlihat fresh. Baru masuk ke bagian dalam, suasana sejuk dari pendingin ruangan langsung terasa. Jauh lebih dingin dibandingkan saat masih menggunakan rangkaian KA Kemenhub.

Satu kereta terdapat 72 tempat duduk. Dokpri
Satu kereta terdapat 72 tempat duduk. Dokpri

Saya pun mencoba duduk dan menurut saya lumayan empuk. Walau tentu tidak seempuk KA kelas eksekutif atau kelas luxury, tetapi jaub lebih baik dibandingkan KA kelas ekonomi Kemenhub. Menurut saya juga jauh lebih baik dibandingkan KA ekonomi premium.

Salah satu nilai plus yang menurut saya menjadi keunggulan KA ini adalah jarak antar kursi yang sangat lega. Walau memang tidak selega kelas eksekutif, tetapi kereta ekonomi new genenation ini tidak memiliki legrest.

Keberadaan legrest atau sandaran kaki malah kerap membuat penumpang tak nyaman. Terlebih, legrest ini berada pada KA eksekutif jadul seperti KA Gajayana. Bautnya sudah banyak yang aus sehingga ketika kaki bergerak sedikit saja, maka legrest akan kembali ke posisi semula dan menghasilkan bunyi kencang yang mengganggu penumpang lain.

Tidak adanya legrest malah membuat kaki penumpang bisa selonjoran dengan lebih nyaman. Percayalah, selain kursi yang tidak tegak, kenyaman kaki yang bisa selonjoran dengan mudah adalah kunci keberhasilan naik KAJJ. Terlebih jika perjalanan menempuh waktu lebih dari 8 atau 10 jam.

Sayangnya, ada satu kekurangan kereta ini yang menurut saya cukup membuat penumpang kecewa. Tidak semua tempat duduk mendapatkan jendela. Saya mengategorikan penumpang kereta ini dalam tiga kategori.

Pertama, penumpang yang mendapat jendela penuh. Kedua, penumpang yang mendapatkan jendela setengah penuh (JS). Ketiga, penumpang yang apes tidak mendapatkan jendela atau sering disebut mendapat tembok ratapan. Bagi penumpang kereta api yang sering mengabadikan momen perjalanannya, tentu akan sangat kecewa jika mendapatkan kursi dengan tembok ratapan. Apa yang bisa dilihat dari tempat duduk tanpa jendela?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3