Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com
Awal bulan lalu, PT KAI mengubah rangkaian beberapa kereta api kelas ekonomi menjadi kelas ekonomi New Generation.
Perubahan ini dilakukan untuk menjawab komplain dan keluhan mengenai fasilitas kursi kelas ekonomi beberapa kereta api jarak jauh (KAJJ). Banyak keluhan muncul karena penumpang kereta kelas ekonomi sudah membayar tiket dengan harga cukup mahak tetapi mereka masih mendapatkan kursi tegak.
Alhasil, banyak penumpang mengeluhkan posisi duduk tegak selama perjalanan jauh yang disertai dengan adu dengkul. Padahal, kereta yang mereka naiki bukan kereta PSO (Public Service Obligation) atau kereta bersubsidi. Banyak penumpang pun merasa mereka perlu mendapat fasilitas yang lebih baik, minimal mendapat kursi tidak tegak dan kaki bisa diselonjorkan.
Beberapa KAJJ sudah memiliki rangkaian kereta kelas ekonomi New Generation, seperti Jayabaya, Majapahit, dan Gaya Baru Malam Selatan (GBMS). Perubahan rangkaian kereta menjadi kelas ekonomi New Generation memang diapresiasi oleh banyak penumpang. Meski masih ada beberapa kekurangan, tetapi mereka cukup puas dengan adanya perubahan tersebut.
Rupanya, PT KAI tidak hanya mengubah rangkaian kereta untuk KAJJ. Ada kereta jarak dekat yang kelas ekonominya diubah menjadi New Genaration. Kereta tersebut adalah KA Banyubiru yang melayani perjalanan dari Stasiun Tawang Bank Jateng menuju Stasiun Solo Balapan PP. Kelas ekonomi kereta ini diubah menjadi New Generation bersama dengan KA Blambangan Ekspres relasi Semarang Tawang Bank Jateng -- Ketapang Banyuwangi via Surabaya Pasar Turi.
Perubahan ini diharapkan dapat menarik minat penglaju Semarang -- Solo untuk naik kereta api. Selama ini memang wilayah Jawa Tengah tidak memiliki kereta api lokal dengan jalur memutar (loop) seperti KA Penataran di Jawa Timur. Memang ada KA Joglosmarkerto yang rutenya memutar dari Semarang, Solo, Yogyakarta, Purwokerto, dan Tegal.
Namun, tiket kereta api ini cukup mahal. Untuk kelas ekonomi saja paling murah 100 ribu rupiah. Itu pun kursi kereta yang didapatkan oleh penumpang adalah kursi tegak. Berbeda dengan KA Banyubiru yang mendapatkan kursi empuk versi New Generation.
Lantaran penasaran, saya pun mencoba menaiki KA Banyubiru dari Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng seminggu setelah peluncuran rangkaian baru ini. Saya tiba di stasiun tersebut sejam sebelum keberangkatan kereta.
Kereta ini sendiri berangkat sekitar pukul 07.50 pagi dari Semarang dan dijadwalkan tiba di Solo sekitar pukul 10 kurang. Waktu tempuh yang cukup singkat ini menjadi daya tarik pula dibandingkan naik bus bumel atau bus AKAP yang bisa memakan waktu dua jam lebih.