Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com
Nah, dari pengalaman saya naik kereta ini, maka saya bisa mendapatkan pola kode kursi dapat jendela penuh, setengah penuh, dan tidak dapat jendela. Untuk kursi dengan kode D, penumpang bisa membeli tiket dengan kode 2D, 6D, 8D, dan 12D. Kursi dengan kode ini akan mendapatkan jendela penuh. Sementara, untuk kursi dengan kode A ternyata kebanyakan kode dengan nomor genap hampir semuanya mendapatkan jendela penuh, seperti 6A, 8A, 10A, 12A, dan seterusnya.
Jika ingin dekat dengan televisi dan pintu kereta serta mendapatkan jendela penuh, maka penumpang bisa memilih kursi dengan kode 19D. Posisi pada kursi ini mirip dengan single seat pada kelas eksekutif.
Bedanya, jika kelas eksekutif hanya terdiri dari 1 kursi, sedangkan pada kelas ekonomi New Generation terdapat 2 kursi. Kelemahan dari kursi kode ini adalah harus sering menutup pintu kereta ketika ada penumpang yang berlalu-lalang toilet atau kereta restorasi dan mereka lupa menutup kembali.
Walau terkesan kurang adil jika dilihat dari keberadaan jendela, tetapi setidaknya kereta ini jauh lebih nyaman dibandingkan sebelumnya. Kursi reclinic seat yang bisa disandarkan menjadi kelebihan sendiri.
Sebenarnya, penumpang bisa memutar kursi jika mendapatkan jendela tidak penuh. Namun, tentu jika penumpang tersebut dalam satu rombongan dengan penumpang sebelahnya, semisal keluarga atau teman.
Jika penumpang naik sendiri seperti saya, maka posisi kursi tidak bisa dibalik seenaknya. Saya juga tidak menemukan satu penumpang pun yang memutar kursinya walau mereka tidak mendapatkan jendela.
Kelebihan lainnya, penumpang juga tidak perlu adu dengkul dengan penumpang lain karena bisa selonjoran. Jarak antara tempat duduk jauh lebih lega dibandingkan kereta kelas ekonomi premium.
Tiap baris kursi juga tersedia colokan listrik sehingga satu penumpang bisa menggunakan satu buah colokan tersebut dan tidak perlu lagi bergantian. Demikian pula toilet kereta yang jauh lebuh bersih dibandingkan sebelumnya.
Semoga saja, lebih banyak kereta api kelas ekonomi yang diubah menjadi New Generation. Terlebih, pada kereta api yang masih menggunakan kursi tegak dengan harga tiket yang mahal. Jika tidak begini, PT KAI akan kehilangan banyak konsumen karena kini banyak penumpang lebih memilih naik bus dengan harga lebih murah dan service yang lebih memuaskan.