Dalam salah satu perjalanan dinas saya ke Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, kami makan siang di sebuah tempat makan, Dapur Mandar. Dari jalan Poros Mamuju-Majene, kami masih belok ke arah pantai melewati jalan yang agak sepi. Teman memarkir kendaraan di area tanah kosong tak jauh dari lokasi Dapur Mandar.
Dari jauh hanya gerbang restoran yang terlihat. Seolah gerbang sebuah pura, dengan warna dominan oranye yang menarik.
Saya masuk dengan canggung dan dibalas dengan sebuah ruangan luas yang familiar dan tampak sederhana namun nyaman. Kami mencari tempat duduk yang dekat dengan pantai.
Rupanya Dapur Mandar merupakan sebuah tempat makan sekaligus penginapan dengan rate kamar 250-400 rupiah per malam, cukup terjangkau.
Makanan dengan menu dominan seafood segera dipesan. Ada ikan goreng tepung, ikan masak Mandar, cumi hitam, udang asam manis. Yang tidak suka hidangan laut, boleh pesan olahan ayam.
Saya sempat berjalan mengitari kursi-kursi resto dan melihat ada semacam tembusan ke pantai. Benar-benar hanya satu lompatan dan telapak kaki kita akan dapat menyentuh pasir yang lembut. Saya tidak melakukannya (melompat ke pasir) karena saat itu panas di siang bolong. Hamparan pasir di sepanjang garis pantai seolah siap memberikan rasa bara di telapak kaki andai memaksa melompat ke sana.
Saya hanya menyalakan kamera video ponsel saya dan mulai mengabadikan oase biru di depan mata saya.
Camar yang terbang, birunya laut dan langit dengan gradasi warna memukau, lincahnya sandeq berlayar di kejauhan, dan belasan anak-anak yang bermain di bibir pantai.
Suatu hari saya akan menginap di sana, dan usai salat subuh saya akan membenamkan separuh tubuh di laut...lalu berendam sampai sinar matahari terasa hangat.
Siangnya saya akan makan udang di sudut paling cozy di Dapur Mandar, lalu mengetik sebuah naskah novel drama sambil sesekali memandang biru laut dan orang yang makan. Secangkir hot chocolate dapat menemani saya menuangkan imajinasi.
Lalu sore saya akan hunting foto sambil menyusuri bibir pantai dan menghirup aroma garam di udara.
What a beautiful life!**
Catatan:
Sandeq = perahu tradisional khas suku Mandar