Bagi yang belum tahu, sekarang ada lagu yang diunggah di media sosial yang telah ditonton oleh sekitar 24 juta orang dalam beberapa hari saja. Judul lagunya Keke Bukan Boneka dan nama penyanyinya Keke. Nama lengkapnya Rahmawati Kekeyi Putri Cantika.
Sama sekali bukan bermaksud untuk tidak menghargai, sebetulnya suara Keke tidaklah merdu. Dan mohon maaf, sekali lagi mohon maaf, secara fisik Keke jauh dari standar kecantikan yang diterima umum. Dan satu lagi, lagu yang dibawakannya, secara musikalitas tergolong biasa-biasa saja.
Lagu Keke tersebut lagi ramai diperbincangkan karena dituduh sebagai plagiat dari lagu ciptaan Novi Umar yang berjudul Aku Bukan Boneka. Hanya lagu yang beberapa tahun lalu dirilis dan dibawakan penyanyi hasil ajang pencarian bakat di salah satu televisi, Rini Wulandari, tidak meledak.
Terlepas dari isu pelanggaran hak cipta yang dialamatkan kepada selebgram dan sekaligus youtuber di atas, harus diakui, viralnya lagu Keke Bukan Boneka, sekali lagi membuktikan bahwa tidak ada rumus baku untuk meraih popularitas. Rumus generiknya, kalau memang harus dipaksakan mencari rumusnya, harus unik. Atau dalam istilah pemasaran disebut dengan diferensiasi.
Rumus itu jugalah yang membawa hoki buat Upiak Isil dengan lagu Tak Tuntuang-nya, atau yang lebih lama lagi, seorang polisi di Gorontalo, Norman Kamaru, dengan goyangannya mengikuti lagu India Caya Caya.
Upiak dan Norman hanya seumur jagung menikmati popularitasnya. Bahkan Norman nekad berhenti dari dinas kepolisian, untuk menggapai impian jadi artis, namun nyatanya sudah dilupakan masyarakat. Kalau Keke tidak mampu konsisten dalam berkreasi, gampang ditebak, nasibnya akan menyusul Upiak dan Norman.
