Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video

Strategi Bisnis, Pergantian Rezim, dan Calon Doktor Washington University

22 Maret 2023   12:09 Diperbarui: 22 Maret 2023   12:16 499 0 0

Dalam konteks bisnis di pergantian rezim kekuasaan, seluruh jaringan bisnis ayah Budi Susilo diberangus. Salah satunya adalah bisnis perkebunan di kawasan Kaliurang, Yogyakarta. Secara serempak pada hari yang sama, lebih dari 17.000 karyawan perkebunan tersebut, langsung menjadi pengangguran.

Sejauh ini, belum ada data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), berapa banyak anak-anak bangsa yang menjadi pengangguran, karena ditutupnya sejumlah usaha di lingkar Cendana, di pergantian rezim kekuasaan yang dimaksud. Penting kah itu? Menurut saya iya, sebagai pelajaran untuk anak-anak bangsa berikutnya, ketika menghadapi pergantian rezim kekuasaan di masa-masa mendatang.

Bagaimanapun juga, pergantian rezim kekuasaan bagi sebuah negara, adalah suatu hal normal sesuai konstitusi. Yang membedakan, mungkin tentang mekanisme pergantiannya serta cara rezim pengganti menyikapi. Dalam hal ini, menyikapi bidang perekonomian, dalam konteks terciptanya pengangguran dalam jumlah besar, dalam waktu yang relatif serentak.

Situasi tahun 1998 tersebut, belum bisa dipahami Budi Susilo sepenuhnya. Ia baru lulus sekolah menengah dan kemudian baru menginjak gerbang kampus. Meski demikian, situasi dan kondisi itu menjadi pemicu, hingga ia kemudian dengan cepat menyikapi keadaan. Intinya, ia cepat sadar bahwa ayahnya bukan lagi seorang konglomerat.

Maka, selama masa kuliah di Universitas Tarumanegara, berbagai usaha yang bernilai ekonomi, ia lakukan dengan segala daya-upaya. Mulai dari berjualan voucher untuk main game, karena banyak rekan sekampusnya yang keranjingan main game. Juga, berjualan buku bekas, yang ia beli dari pedagang buku bekas di seputaran Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Budi Susilo bersama rekan kuliahnya, juga melakoni usaha kuliner, antara lain, berjualan hamburger dan kwetiau. Kuliahnya di Fakultas Ekonomi terus berjalan dengan baik. Pada saat yang sama, spirit bisnisnya semakin terasah. Terasah secara naluri bisnis, terasah pula secara intuisi bisnis. Boleh dibilang, ia tidak mengenal waktu bermain. Fokusnya ya kuliah dan berjualan, sampai akhirnya ia menyelesaikan jenjang S-1 dengan baik.

Beasiswa Pertamina, Menolak Kerja di Pertamina

Setelah selesai S-1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Tarumanegara, Budi Susilo berhasil mendapatkan beasiswa dari Pertamina untuk melanjutkan ke jenjang S-2 di London School of Economic, Inggris. Selesai S-2, ia kembali ke tanah air untuk menunaikan kewajiban bekerja selama 6 bulan di Pertamina. Ini sebagai imbal-balik atas beasiswa yang sudah ia terima.

Usai 6 bulan bekerja, ia ditawarkan untuk menjadi karyawan tetap di Pertamina. Budi Susilo menolak. "Ketika itu, UMR masih 2 juta dan saya ditawari gaji 14 juta per bulan oleh Pertamina. Saya menolak untuk menjadi karyawan Pertamina saat itu, tapi saya bertekad suatu saat akan berbisnis dengan Pertamina," ujar Budi Susilo dengan senyum.

Ternyata, Budi Susilo memiliki alasan yang sangat kuat untuk menolak Pertamina. Pertama, karena memang tidak ada kewajiban harus menerima tawaran tersebut. Kedua, karena ada tawaran yang lebih menggiurkan. "Selama kuliah di London School of Economic, saya sudah di-approach oleh JPMorgan Chase & Co. yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat," lanjut Budi Susilo.

Tanpa menunggu waktu lama, ia pun terbang ke New York dan berkantor di JPMorgan Chase & Co. dari 2006 hingga 2010. Hingga kini pun, Budi Susilo masih tercatat sebagai partner JPMorgan Chase & Co. Tak berapa lama di tanah air, Budi Susilo kembali terbang ... kali ini ke Korea Selatan. Sekitar 2 tahun ia bekerja di Negeri Ginseng tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3