Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Bandara Madinah, Pendaratan Pertama Jemaah Calon Haji Indonesia

25 Mei 2023   11:44 Diperbarui: 25 Mei 2023   15:46 1516 11 2


Jemaah calon haji dari tanah air, langsung menuju Bandara Madinah. Pada Rabu, 24 Mei 2023 lalu, ada 16 kelompok terbang yang sudah mendarat di bandara tersebut. Seperti apa megahnya Bandara Madinah?

Tampung 4.800.000 Jemaah.

Madinah International Airport. | Foto: Isson Khairul
Madinah International Airport. | Foto: Isson Khairul

Madinah International Airport. Bandara internasional ini, lengkapnya bernama Prince Mohammad bin Abdulaziz International Airport. Lokasinya berada di Timur Laut Kota Madinah. Jemaah calon haji Indonesia yang berangkat dari tanah air dalam kelompok terbang (kloter) awal-awal musim haji, langsung mendarat di Bandara Madinah.

Pada Rabu, 24 Mei 2023 ini, misalnya, ada 16 kelompok terbang yang mendarat di Bandara Madinah. Ini merupakan hari pertama kedatangan jemaah calon haji Indonesia tahun ini di tanah suci Madinah. Setiap kloter terdiri dari 355 jemaah calon haji.

Ada 5 bandara di tanah air yang menjadi tempat pemberangkatan jemaah calon haji Indonesia, yaitu Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Bandara Kualanamu Deli Serdang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh, dan Bandara Minangkabau Padang. 

Jumlah kloter dari masing-masing bandara tersebut, berbeda-beda. Dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, misalnya, akan diberangkatkan 73 kloter. Sementara, Bandara Kualanamu Deli Serdang akan melayani 24 kloter.

Bandara Madinah selalu sibuk tiap hari. Karena, di luar musim haji, bandara ini digunakan sebagai tempat mendaratnya para jemaah umrah dari seluruh dunia, termasuk jemaah umrah dari Indonesia. Setelah turun dari pesawat, jemaah menggunakan bus bandara menuju terminal kedatangan.

Sebagaimana umumnya bandara internasional, tiap penumpang tentulah harus melalui gerbang imigrasi, untuk pemeriksaan dokumen perjalanan masing-masing penumpang. Bandara Madinah ini diresmikan pada tahun 2015 dan mampu menampung sekitar 4.800.000 jemaah.

Gerbang imigrasi yang tersedia, tentu saja cukup banyak. Tapi, karena jemaah yang datang dari seluruh dunia juga banyak, maka antrean tentulah tak terhindarkan. 

Umumnya, jemaah dari tanah air sudah dalam kondisi lelah, setiba di Bandara Madinah. Jemaah dari Jakarta, misalnya, terbang 10 jam lebih, untuk sampai ke Bandara Madinah.

Setelah melewati gerbang imigrasi, jemaah umumnya menggelosor untuk istirahat, menunggu datangnya bagasi. Yang tiba malam hari atau dini hari, umumnya sudah terkantuk-kantuk. Karena itulah, sejak dari tanah air, jemaah harus menyiapkan fisik sekaligus mental, menghadapi segala kemungkinan kondisi di perjalanan.

Langsung ke Masjid Nabawi

Bandara Internasional Madinah ini adalah bandara modern. Bangunannya juga dirancang dengan arsitektur modern. Tiang-tiangnya dirancang sedemikian rupa, mirip pohon kurma, yang memang khas Timur Tengah. Sebagian besar dindingnya menggunakan kaca tembus pandang. Dengan demikian, suasana di bandara tersebut terasa lapang.

Banyaknya jemaah, tentu saja membuat antrean di tempat bagasi cukup padat. Antrean ini juga menguras enerji, sebagaimana antrean di gerbang imigrasi. Sekali lagi, dibutuhkan ketahanan fisik dan mental untuk menghadapi semua itu.

Setelah bagasi diperoleh, kemudian dinaikkan ke troli, dibutuhkan lagi kekuatan fisik dan mental untuk mendorong troli tersebut ke area parkir bus. Jarak antara gedung terminal dan area parkir bus, sebenarnya tidak terlalu jauh. Namun, karena jemaah umumnya sudah dalam kondisi lelah, jarak itu jadi terasa jauh.

Memang, ada petugas yang membantu. Tapi, jemaah tetap harus mengawasi bagasi masing-masing. Untuk memudahkan pengawasan, sebaiknya tiap jemaah memberi tanda khusus yang mudah dikenali, di bagasi masing-masing.

Perhatikan dengan saksama untuk memastikan, bahwa bagasi kita sudah ada di troli dan sudah dimasukkan ke dalam bagasi bus yang akan kita naiki. Jika bagasi kita lolos dari pengawasan kita, maka untuk menemukan bagasi tersebut setiba di hotel, akan menjadi kepanikan tersendiri. Fisik sudah terkuras. Emosi juga terkuras. Kepanikan jadi berlipat-ganda.

Untuk kesekian kalinya, yakinkan diri bahwa semua ini adalah perjalanan ibadah. Jaga diri agar tidak meluapkan emosi dengan kata-kata maupun perilaku, yang mencederai perjalanan ibadah ini. Sampai di hotel, langsung rebahan istirahat? Hehe, ini bukan liburan. Ini perjalanan ibadah. Dibutuhkan perjuangan untuk menunaikan ibadah.

Sebagian dari jemaah, yang sudah dalam kondisi lelah secara fisik dan mental tersebut, memilih untuk bersih-bersih diri serta berganti pakaian, kemudian ber-wudhu dan bergerak ke Masjid Nabawi untuk menunaikan shalat. 

Jarak hotel masing-masing kloter dengan Masjid Nabawi, tentu saja berbeda-beda. Yang pasti, jemaah ya berjalan kaki menuju masjid tersebut.

Shalat di hotel? Tergantung pilihan dan tekad masing-masing jemaah. Ada yang berpikir, ngapain jauh-jauh terbang 10 jam lebih dari tanah air serta sudah mengeluarkan biaya berjuta-juta rupiah, terus tidak memanfaatkan momentum untuk shalat di Masjid Nabawi? Sekali lagi, ini terpulang kepada niat sekaligus tekad masing-masing jemaah dalam beribadah.

Untuk ke Masjid Nabawi dari hotel tempat menginap, sebaiknya tidak langsung nyelonong, meski menara masjid itu nampak dekat. Koordinasikan dengan ketua kelompok masing-masing, terutama di hari-hari pertama kedatangan di Madinah. Ini untuk memudahkan pengenalan rute pergi-pulang dari hotel ke masjid.

Jakarta, 25 Mei 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3