Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Malam Sastra Taufiq Ismail di 497 Tahun Jakarta

8 Februari 2024   11:56 Diperbarui: 8 Februari 2024   12:00 1096 0 0

Puisi saya adalah puisi berkabar
Puisi saya harus ada substansinya sebagai kabar
Mesti cerdas dan musikal untuk sedap didengar

Taufiq Ismail dan Ulang Tahun Jakarta

Persiapan Malam Sastra Taufiq Ismail untuk HUT 497 Jakarta. Foto: Isson Khairul 
Persiapan Malam Sastra Taufiq Ismail untuk HUT 497 Jakarta. Foto: Isson Khairul 

Sikap kepenyairan Taufiq Ismail tersebut, tentu saja sangat mengesankan. Sikap itu disambut dengan hangat oleh Iwan Henry Wardhana, untuk menjadi bagian dari rangkaian peringatan Ulang Tahun Jakarta ke-497. Dalam hal ini, Iwan Wardhana menempatkan sastra sebagai sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan warga Jakarta.

Ada momentum. Ada sikap. Ada substansi. Ada kecerdasan. Semua itu diperbincangkan dengan dinamis, pada Selasa, 6 Februari 2024 lalu. Iwan Wardhana selaku Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, membuka ruang seluas-luasnya, agar semua itu dikelola dalam bingkai kreativitas.

"Kalau hanya sekadar tanggal, tanpa ada makna, ya susah juga," ungkap Iwan Wardhana mengingatkan. Kita tahu, Ulang Tahun Jakarta diperingati tiap tanggal 22 Juni. Kita juga tahu, penyair Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni. Ia warga Jakarta dan bermukim di Jakarta.

"Ada banyak hal yang relevan dan bermakna, untuk menempatkan Taufiq Ismail menjadi bagian dari rangkaian peringatan Ulang Tahun Jakarta ke-497," tutur Octavianus Masheka, Ketua Umum Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI).

Iwan Wardhana langsung menyambut, "Misalnya, dengan menggelar Malam Sastra Taufiq Ismail atau Malam Anugerah Sastra Taufiq Ismail." Iwan Wardhana dan Octavianus Masheka saling menatap. Perbincangan pada Selasa, 6 Februari 2024 itu, dengan cepat mengerucut. Keduanya menghela nafas lega, setelah sampai pada titik temu yang dimaksud.

Iwan Wardhana menyadari, Dinas Kebudayaan tentu tidak bisa berjalan sendiri untuk menggulirkan gagasan tersebut. Perlu kolaborasi dengan para pihak. Setidaknya, melibatkan Dinas Kebudayaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip), Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Komunitas TISI, dan pihak Taufiq Ismail.

Dalam konteks kolaborasi, Octavianus Masheka mengungkapkan, Komunitas TISI akan berkolaborasi dengan para mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan mahasiswa dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). Memang, di era digital kini, kolaborasi sudah menjadi satu keharusan yang tak mungkin dielakkan.

Taufiq Ismail dan Tonggak Sastra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2