Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Apa Pentingnya Chairil Anwar bagi Indonesia?

25 Juli 2024   21:28 Diperbarui: 26 Juli 2024   12:58 673 9 0


Jumat, 26 Juli 2024 adalah hari lahir sastrawan besar Chairil Anwar. Ia lahir pada 26 Juli 1922 dan wafat pada 28 April 1949. Jasadnya dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. 

Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia menginisiasi ziarah kubur ke sana pada Jumat siang, bersama Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri, peneliti sekaligus kritikus sastra Maman S. Mahayana, dan para peminat sastra lainnya. Mari sama-sama kita kenang Si Binatang Jalang tersebut.

Apa Pentingnya Chairil Anwar

Maman S. Mahayana, kritikus sastra dari Universitas Indonesia. (Foto: Isson Khairul)
Maman S. Mahayana, kritikus sastra dari Universitas Indonesia. (Foto: Isson Khairul)

Pertanyaan itu diajukan oleh Maman S. Mahayana, pada Rabu, 24 Juli 2024 lalu. Artinya, dua hari menjelang hari lahir Chairil Anwar, pada 26 Juli 1922. Dan, sekitar 75 tahun setelah Chairil Anwar wafat, pada 28 April 1949.

Sehari setelah wafat, pada 29 April 1949, jasad Chairil Anwar dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jalan Karet Pasar Baru Barat, Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

"Chairil Anwar tokoh sastra terkemuka Indonesia. Karya-karyanya jadi bahan pelajaran di sekolah, di berbagai tingkatan. Juga, menjadi bahan penelitian para peneliti dari berbagai bangsa di dunia," tutur Maman S. Mahayana, alumni Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) dan lama mengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB-UI).

Selain sebagai akademisi, Maman S. Mahayana dikenal luas sebagai peneliti serta kritikus sastra. Ia mempertanyakan, kenapa makam Chairil Anwar tidak dipugar menjadi sesuatu yang ikonik? "Padahal, makam Chairil Anwar sangat berpotensi menjadi destinasi wisata, menjadi ruang belajar bagi publik yang lebih luas," ujar Kang Maman, demikian saya menyapanya.

Banyak contoh di berbagai negara di dunia, bagaimana suatu bangsa menghormati para sastrawannya. Di Shiraz, ibu kota Provinsi Fars yang terletak di barat daya Iran, misalnya, ada makam dua sastrawan besar Iran: Sa'adi dan Hafiz. Makam itu berada di lokasi, sekitar seluas dua kali lapangan sepak bola.

Makam Sa'adi ditempatkan di sebuah paviliun beratap kubah. Dindingnya dihias dengan kaligrafi puisi-puisi Sa'adi. Di bangunan lain di sebelahnya, yang terbuka ke taman, menjadi tempat santai masyarakat membacakan puisi-puisi Sa'adi.

Permakaman Sa'adi hingga kini tak pernah sepi. Puisi-puisinya terus dibacakan silih berganti oleh para pengunjung makamnya, siang dan malam. Pemakaman Sa'adi itu berupa taman, yang didominasi mawar merah. Ada pohon-pohon rindang, burung-burung berkicau sepanjang hari, dan suara gemericik air dari kolam yang indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3