Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Jose Rizal Manua, Rahasia Juara Baca Puisi

1 September 2024   09:37 Diperbarui: 1 September 2024   19:20 283 14 2


Kamis, 29 Agustus 2024 ini, Jose Rizal Manua bicara tentang Seni Baca Puisi. Ia tentu saja sosok deklamator yang paling kompeten untuk hal tersebut. Di tahun 1980-an, misalnya, ia nyaris selalu Juara I di semua lomba baca puisi yang ia ikuti.

Puncaknya, pada tahun 1986, Jose Rizal Manua kembali menjadi Juara I lomba baca puisi memperebutkan Piala Ibu Tien Soeharto. Lomba itu dilangsungkan di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Jurinya ada 9 orang, yang "Semuanya adalah orang-orang hebat," ujar Jose Rizal Manua.

Jose Rizal Manua dan rahasia juara baca puisi. Foto: Isson Khairul.
Jose Rizal Manua dan rahasia juara baca puisi. Foto: Isson Khairul.

Sejak itu, di sejumlah event lomba baca puisi, Jose Rizal Manua diminta untuk tidak ikut serta. Diminta secara halus, tentunya. Ia memahami permintaan tersebut. Dalam konteks sikap berkesenian, Jose ikhlas untuk tidak ikut lomba, demi memberi ruang yang lebih lapang kepada peserta lain.

34 tahun kemudian, persisnya tahun 2020, Jose Rizal Manua baru ikut lomba baca puisi lagi. Lomba baca puisi yang ia ikuti itu berkaitan dengan Berbusana Nusantara. Total pesertanya 1.500 orang, dari seluruh Indonesia. Jose membacakan puisi berjudul Gugur, karya WS. Rendra.

Dan, Jose Rizal Manua kembali menjadi Juara I. Bayangkan, setelah 34 tahun tidak ikut lomba, levelnya tetap Juara I. Apa rahasianya? Dalam wawancara video saya dengan Jose Rizal Manua pada Sabtu, 25 Mei 2024 lalu, Jose mengutip WS Rendra.

"Pada dasarnya, seni membaca puisi adalah seni akting, dengan bahan puisi," demikian menurut WS Rendra, kata Jose. Nah, agar leluasa berakting, leluasa mengekspresikan puisi yang dibaca, satu-satunya cara adalah hafal puisinya.

Itulah yang dipahami Jose Rizal Manua. Setiap ikut lomba baca puisi, ia hafal puisi yang hendak ia bacakan tersebut. Implikasi dari hafal itu, tentu saja luas. Untuk bisa hafal, ia latihan berkali-kali, bahkan berhari-hari. Dengan demikian, penghayatannya terhadap puisi tersebut, makin lama makin mendalam.

Bagaimanapun juga, penghayatan terhadap puisi yang dibaca, adalah salah satu kunci penting dalam membaca puisi. Dalam konteks "seni membaca puisi adalah seni akting" sebagaimana diungkapkan WS Rendra, maka berakting pun semakin leluasa.

Jose Rizal Manua mengungkapkan, "Kita harus memperlakukan puisi yang kita baca sebagai karya kita, meski itu puisi karya orang lain." Artinya, kita menyatu dengan puisi tersebut. Nyaris tak berjarak. Kesatuan sang pembaca dengan puisi yang dibaca, boleh dibilang, itu tingkatan yang menjadi target Jose dalam latihan menghadapi lomba baca puisi.

Oh, ya, Jose Rizal Manua bicara tentang Seni Baca Puisi pada Kamis, 29 Agustus 2024 ini, dalam event Diskusi Meja Panjang di aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2