Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Sabtu, 28 September 2024 lalu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengucapkan salam perpisahan di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Jabatannya sebagai Menlu, sebentar lagi akan berakhir. Ini catatan kenangan saya, ketika Retno Marsudi memeriahkan serta berbaur dengan para penulis Kompasiana di event Kompasianival 2016, 8 tahun yang lalu.
Retno Marsudi, Menlu Perempuan Pertama
Kehadiran Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di event Kompasianival, tentulah sangat membanggakan. Pertama, karena itu merupakan event tahunan Kompasiana dan selalu ditunggu-tunggu gelarannya. Kedua, karena Retno Marsudi adalah sosok perempuan pertama, yang pernah menduduki jabatan Menteri Luar Negeri di Republik Indonesia.
Ia merupakan Menlu yang ke-18, sejak Menlu pertama, Achmad Soebardjo hingga Marty Natalegawa. Secara berturut-turut selama 17 kali, jabatan Menlu ya diduduki oleh laki-laki. Artinya, kehadiran Retno Marsudi sebagai Menlu yang ke-18, tentulah sesuatu yang spesial. Ia salah satu sosok perempuan Indonesia yang istimewa.
"Ini adalah kesempatan terakhir saya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia untuk mewakili negara saya berbicara di hadapan Majelis Umum PBB," ujar Retno Marsudi, pada Sabtu, 28 September 2024 lalu itu. Saat itu, ia berdiri tegar di podium Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ke-79 di New York, Amerika Serikat.
Di hadapannya, hadir Presiden PBB Philemon Yang dan delegasi dari 193 negara anggota PBB. Sungguh membanggakan. Retno Marsudi boleh dibilang, menjadi perempuan pertama Indonesia, yang tampil dan berbicara di podium kelas dunia tersebut. Ia sekaligus menunjukkan kepada dunia, tentang kesetaraan gender di Indonesia.
Di event Kompasianival 2016, yang digelar pada Sabtu, 8 Oktober 2016 lalu, di Exibition Hall Smesco, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, sosok Retno Marsudi juga menebarkan kesetaraan gender. Ia disambut serta didampingi oleh tiga laki-laki. Ada Pepih Nugraha dan Iskandar Zulkarnaen, dua sosok yang membidani kelahiran Kompasiana sejak awal. Ada juga, Andy Budiman, Direktur Group of Digital Kompas Gramedia.
Kita tahu, Kompasiana adalah platform media netizen dari korporasi Kompas Gramedia Group. Saat ini, setidaknya, ada 850.000 konten kreator di Kompasiana, yang komposisinya: 43 persen laki-laki dan 57 persen perempuan. Mereka sudah mempublikasikan 3.500.000 konten, dengan rata-rata 800 postingan konten per hari.
Secara histori, Kompasiana sebagai blog jurnalis, mulai online, pada Senin, 1 September 2008. Kemudian, pada Rabu, 22 Oktober 2008, Kompasiana dideklarasikan sebagai blog netizen.
Tiga tahun setelah itu, pada Sabtu, 10 Desember 2011, Kompasianival pertama, digelar. Kompasianival menjadi titel event tahunan, momen berkumpulnya para penulis Kompasiana.
Retno Marsudi, Blogger, dan Literasi
8 tahun yang lalu, pada event Kompasianival 2016 itu, ranah digital tentulah belum semeriah sekarang. Mereka yang aktif sebagai blogger, juga belum sebanyak kini. Tapi, Menlu Retno Marsudi sudah menunjukkan perhatian yang besar kepada para blogger di Kompasiana.
Di Kompasianival 2016 tersebut, Retno Marsudi bicara tentang pentingnya para blogger mengomunikasikan hal-hal positif tentang Indonesia kepada publik dunia. Banyak hal positif di negeri ini yang belum disentuh oleh media mainstream, dan ruang kosong tersebut bisa diisi oleh para blogger Kompasiana.
Retno Marsudi enjoy dengan suasana Kompasianival 2016, yang akrab serta guyub. Ia leluasa berdialog dengan para blogger. Sebaliknya, para blogger juga leluasa berinteraksi dengan Retno Marsudi. Kesan saya, meski ia seorang Menteri Luar Negeri, tapi protokoler yang menyertainya sama sekali tidak mencolok.
Perhatian Retno Marsudi kepada blogger dan literasi, juga ia tunjukkan dengan menyambangi booth Komunitas Kutu Buku yang ada di area event Kompasianival 2016 tersebut. Buku-buku yang digelar di booth itu adalah buku-buku karya para blogger Kompasiana.
Komunitas Kutu Buku adalah salah satu dari sekitar 50 komunitas yang berhimpun di Kompasiana. Komunitas tersebut secara intens membukukan tulisan karya para blogger Kompasiana ke dalam buku, dengan tema-tema tertentu. Ada yang merupakan buku kumpulan tulisan bersama. Ada pula yang berupa buku tulisan per orang.
Spirit menulis, spirit ber-literasi, serta spirit berkomunitas, itulah sesungguhnya yang di-support oleh Menlu Retno Marsudi. Agaknya, karena sejumlah faktor itu pulalah, ia meluangkan waktu untuk menghadiri serta memeriahkan event Kompasianival 2016 tersebut.
Andy Budiman selaku Direktur Group of Digital Kompas Gramedia, juga mengapresiasi karya para blogger Kompasiana yang sudah diterbitkan sebagai buku. Ketika itu, saya mendiskusikannya dengan Andy Budiman, tentang rencana mem-publish buku-buku tersebut secara e-book, agar lebih banyak publik yang terakses.
Dalam konteks hadirnya Menlu Retno Marsudi di event Kompasianival 2016, menurut saya, adalah sebuah catatan sejarah tersendiri. Antara lain, karena event Kompasianival telah menghadirkan sosok yang inspiratif secara jangka panjang.
Retno Marsudi, lengkapnya Retno Lestari Priansari Marsudi, menduduki jabatan Menteri Luar Negeri dalam dua periode, artinya selama 10 tahun. Ia sudah menjalani karir sebagai diplomat Indonesia, selama 40 tahun. Dan, sebelum mengakhiri jabatannya sebagai Menlu pada 20 Oktober 2024 mendatang, jabatan baru sudah menantinya.
Di laman resmi PBB, un.org, pada Jumat, 13 September 2024, kita bisa membaca pengumuman yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antnio Guterres. Di situ disebutkan, Retno Marsudi telah ditunjuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Utusan Khusus untuk isu air dunia.
Harap dicatat, Retno Marsudi menjadi orang Indonesia pertama yang ditunjuk Sekretaris Jenderal PBB sebagai utusan khusus untuk isu air. Ia juga adalah sosok perempuan pertama, yang pernah menduduki jabatan Menteri Luar Negeri di Republik Indonesia, dari 17 Menlu yang sudah ada.
Saya pikir, tentu akan keren banget, kalau Kompasiana mengundang serta menghadirkan Retno Marsudi di Kompasianival 2024. Dengan demikian, para blogger Kompasiana bisa mendengarkan secara langsung, bagaimana pengalaman Retno Marsudi membangun komunikasi tentang Indonesia kepada dunia.
Jakarta, 2 Oktober 2024