Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Kolaborasi Jati Diri Komunitas TISI
Di launching buku antologi puisi Membaca Ibu: Ibu, Aku Anakmu tersebut, Komunitas TISI menghadirkan Soekardi Wahyudi. Ia adalah pegiat sastra dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Di momen itu, ia membacakan karyanya Bumi Ibu Kepada Anak Belantara yang terhimpun dalam buku antologi puisi tersebut.
Setelah baca puisi, Soekardi Wahyudi memberikan kenang-kenangan kepada Veronica Tan, berupa cindera mata kerajinan khas Kalimantan Timur. Wamen PPPA tentu saja menerimanya dengan senang hati. Soekardi berharap, suatu saat Veronica Tan berkenan mengunjungi Tenggarong serta berkolaborasi dengan para pegiat sastra di sana.
Octavianus Masheka selaku Ketua Umum Komunitas TISI, juga senang, dan berharap rintisan kolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini bisa bergulir ke seluruh Indonesia. Ia mengungkapkan, saat ini, anggota Komunitas TISI lebih dari 1.000 pegiat sastra. Mereka tersebar di berbagai wilayah tanah air.
Buku antologi puisi Membaca Ibu: Ibu, Aku Anakmu itu diberi Kata Pengantar oleh Veronica Tan dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI. Pada Selasa, 24 Desember 2024 lalu itu, Rahayu Saraswati juga hadir sekaligus membaca puisi karyanya, yang terhimpun dalam buku antologi itu. Di kesempatan itu, Syaefulloh Hidayat selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta, memberikan kenang-kenangan kepada Veronica Tan dan Rahayu Saraswati.
Bagi Komunitas TISI, buku antologi puisi ini, merupakan buku kolaborasi ke-13, yang melibatkan para pegiat sastra dari seluruh Indonesia. Kepada Veronica Tan, Octavianus Masheka mengungkapkan, "Kolaborasi adalah jati diri Komunitas TISI. Sejak awal, komunitas ini dibangun atas dasar kolaborasi."
Kolaborasi itu bukan hanya diwujudkan dalam penerbitan buku, tapi juga di berbagai kegiatan sastra yang diselenggarakan Komunitas TISI. Antara lain, Peringatan Satu Abad Chairil Anwar tahun 2022, Anugerah Sastra dan Kebudayaan 2023 untuk Sutardji Calzoum Bachri, dan Anugerah Sastra dan Kebudayaan 2024 untuk Taufiq Ismail.
Durasi di masing-masing event tersebut berlangsung sekitar 4 bulan. Karena itulah, persiapan dilakukan jauh-jauh hari, dan berkolaborasi dengan para pihak. Antara lain, dengan para mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
Oh, ya, Veronica Tan membacakan puisi Ucap Ibu karya Fanny J. Poyk, yang terhimpun dalam buku antologi puisi Membaca Ibu: Ibu, Aku Anakmu tersebut.
Jakarta, 27 Desember 2024