Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Mereka, remaja 16-17 tahun. Aktivitas mereka, main bola di lapangan hijau. Semangat mereka tinggi, pantang menyerah. Mereka terus berlatih, bertanding, sekaligus menempa diri tanpa henti.
Skill Bertanding di Musim Hujan
Hujan tak membuat mereka menyerah. Lapangan basah, sama sekali tak menyurutkan langkah. Itulah hebatnya remaja 16-17 tahun ini, yang menempa diri dalam Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025. Berlaga di lapangan basah di bawah guyuran hujan, tentulah merupakan tantangan tersendiri. Skill mereka diuji, stamina mereka diasah.
Klub Bina Mutiara dan klub Raga Negeri ini, adalah bagian dari 18 klub yang memperebutkan Piala Gubernur 2025. Mereka gaspol bertanding di Lapangan 1 Pancoran Soccerr Field, lapangan sepak bola di kawasan Jakarta Selatan. Raga Negeri dengan jersey warna putih dan Bina Mutiara mengenakan jersey warna hitam.
Dalam waktu yang bersamaan, di Lapangan 2, berlaga klub Bintang Ragunan yang mengenakan jersey warna hijau dengan klub Tunas Betawi yang mengenakan jersey warna merah. Mereka adu skill di lapangan yang basah, di bawah guyuran hujan.
Mengendalikan bola di kondisi lapangan yang demikian, tentu saja sangat menantang. Ketika briefing sebelum turun ke lapangan, pelatih masing-masing klub mengingatkan para pemain, agar ekstra hati-hati, karena kondisi lapangan sangat licin.
Beradaptasi dengan cepat dengan kondisi lapangan yang demikian, tentulah suatu keharusan. Makanya, pemain memanfaatkan diri untuk beradaptasi, ketika melakukan pemanasan sebelum bertanding. Waktu yang tersedia untuk itu, relatif singkat. Hebatnya, remaja 16-17 tahun ini, memaksimalkan segalanya.
Wasit yang memimpin pertandingan pun, mewanti-wanti para pemain. Ia mengingatkan, jika ceroboh, pemain akan mudah jatuh dan mungkin saja cedera. Padahal, jadwal pertandingan masih panjang. Diperkirakan, tiap klub akan menjalani lebih dari 30 kali pertandingan.
Di tengah sengitnya pertandingan di Lapangan 1 dan di Lapangan 2, ternyata hujan pun kian sengit mengguyur bumi. Wasit meniup peluit panjang, padahal pertandingan baru berlangsung sekitar 10 menit. Demi keamanan serta keselamatan pemain, pertandingan terpaksa dihentikan.
Ada tiga hal yang menjadi pertimbangan. Pertama, area genangan di lapangan, semakin banyak dan meluas. Akibatnya, bola tidak menggelinding setelah ditendang, tapi tertahan oleh genangan air. Itu membuat pertandingan tidak berlangsung sebagaimana mestinya.
Kedua, dari langit, bukan hanya hujan yang mengguyur, tapi disertai petir dan sambaran kilat. Aksi alam yang demikian, tentu saja membahayakan keselamatan pemain. Ketiga, bermain di lapangan yang basah, mengakibatkan rumput lapangan terkelupas, yang pada gilirannya akan membuat lapangan rusak.
Ditunda, Dijadwal Ulang
Rio Ari Bowo selaku Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025, segera mengumpulkan manajer, pelatih, dan kapten masing-masing klub. Pada Rabu, 7 Mei 2025 itu, sesungguhnya, terjadwal 4 pertandingan. Selain Bina Mutiara Vs Raga Negeri dan Bintang Ragunan Vs Tunas Betawi, sesungguhnya akan dilanjutkan dengan ABC Wirayudha Vs Pemuda Jaya dan Batavia FC Vs Urakan.
Namun, karena kondisi cuaca tidak memungkinkan, ke-4 pertandingan tersebut akan dijadwal ulang. "Panitia sepakat, situasi kondisi ini masuk kategori force majeure. Panitia berharap, kita sama-sama memahami. Terima kasih atas kehadiran klub yang sudah datang sesuai waktu, tapi akhirnya pertandingan tidak mungkin dilaksanakan," ungkap Rio Ari Bowo.
Hal serupa juga diungkapkan Rudyansyah, Match Commissioner Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025. "Pertandingan yang sudah berlangsung selama 10 menit, akan dilanjutkan pada pertandingan berikutnya, sesuai dengan penjadwalan ulang nanti," ujar Rudyansyah kepada pengurus klub Bina Mutiara, Raga Negeri, Bintang Ragunan, dan Tunas Betawi.
Dalam kompetisi sepak bola, situasi kondisi force majeure, tentu tak terelakkan. Tyas Tono Taufik, bek kiri legendaris nasional, peraih medali emas di SEA Games 1987, mengaku pernah beberapa kali mengalami situasi yang demikian.
"Kondisi lapangan seperti saat ini, sangat berisiko terhadap keamanan serta keselamatan pemain. Pertandingan juga tidak bisa berlangsung kondusif, karena bola tidak jalan, tertahan oleh genangan air," tutur Tyas Tono Taufik, yang di Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025 berperan sebagai talent scouting, mencermati sekaligus memberi nilai kepada tiap pemain dari tiap klub yang bertanding.
Karena hujan belum juga reda, para pemain dari 8 klub yang terjadwal bertanding pada Rabu, 7 Mei 2025 tersebut, berteduh di teras gedung dalam kawasan Pancoran Soccerr Field. Meski cuaca tidak kondusif, tapi semua itu tidak mengurangi kegembiraan serta kebersamaan para remaja 16-17 tahun ini.
Mereka adalah tunas-tunas bangsa yang hebat. Di lapangan hijau, mereka bertanding adu skill main bola. Tapi, di luar lapangan, mereka adalah sosok-sosok yang penuh tawa-canda, penuh dengan suka-ria. Menyaksikan kebersamaan mereka, selalu menumbuhkan harapan, bahwa di masa depan akan lahir bintang-bintang sepak bola yang jempolan.
Jakarta, 8 Mei 2025