Isson Khairul
Isson Khairul Jurnalis

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

PSF Academy, Inspirasi Siswa dari Sepak Bola

10 Juni 2025   08:37 Diperbarui: 10 Juni 2025   08:37 804 2 0


Putaran pertama Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025, segera berakhir. Ada 50 Pemain Terpilih dari 18 klub peserta. Mereka dipilih oleh Maman Suryaman dan Tias Tono Taufik, dua Talent Scouter, yang merupakan pemain nasional, yang meraih medali emas di SEA Games. Klub PSF Academy menyumbang 8 Pemain Terpilih, menjadi klub terbanyak yang memiliki Pemain Terpilih.   

Mendisiplinkan Diri, Mengembangkan Diri

PSF Academy, klub bola siswa 16-17 tahun. Mereka disiplin dan berprestasi. Inspiratif banget. Foto: Isson Khairul
PSF Academy, klub bola siswa 16-17 tahun. Mereka disiplin dan berprestasi. Inspiratif banget. Foto: Isson Khairul

Inilah orang-orang muda, yang sejak dini sudah menginspirasi. Usia mereka di kisaran 16-17 tahun. Sebagai siswa, mereka menjalani hari-hari seperti anak sekolah pada umumnya. Di luar jam sekolah, juga pada Sabtu dan Minggu, mereka menempa diri dengan main sepak bola.

Sementara remaja lain masih leyeh-leyeh pada Sabtu dan Minggu, mereka sejak pukul 6 pagi sudah mandi peluh di lapangan bola. Mereka berlatih dan terus berlatih. Bukan hanya latihan bermain sepak bola, tapi sejak remaja mereka melatih diri, mendisiplinkan diri.

Artinya, mereka men-challenge diri masing-masing, menciptakan tantangan, agar menjadi pribadi yang kuat secara fisik dan psikis. Juga, memiliki skill yang relevan. Mereka sadar, di masa depan ada banyak tantangan yang harus mereka hadapi.

Karena itulah, mereka menyiapkan diri sejak dini, sejak masih remaja. Agar lebih terarah dan fokus, mereka kemudian bergabung dengan PSF Football Academy, yang mengelola klub sepak bola PSF Academy di Pancoran Soccerr Field, Jakarta Selatan.

PSF Academy menjadi klub sepak bola paling moncer di Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025. Klub ini menjadi satu-satunya klub, dari 18 klub peserta, yang berhasil menempatkan 8 pemainnya sebagai Pemain Terpilih, berdasarkan Talent Scouting liga tersebut.

Ke-8 pemain itu adalah Davian Rayana dengan posisi Kiper, nomor punggung 20, Lutfi Murtadzo posisi Sayap Kiri nomor punggung 23, Arfan Fadil  posisi Stoper nomor punggung 25, Rijues Frelderic Davani posisi Striker nomor punggung 29, Marley Mohammad Kastor posisi Stoper nomor punggung 12, Muhammad Ghias posisi Bek Kiri nomor punggung 3, Faiz Akhdan posisi Gelandang Bertahan nomor punggung   7, dan Muhammad Ridwan posisi Sayap Kanan nomor punggung 11.

"Pemain Terpilih adalah pemain yang memiliki talenta menonjol sesuai posisinya di klub masing-masing," ujar Yosef Erwiyantoro, selaku head of Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025. Tiap pemain di tiap klub di tiap pertandingan, dicermati dengan sungguh-sungguh, sejak awal hingga akhir pertandingan.

Ada dua sosok pemain nasional berprestasi, yang ditugaskan Yosef Erwiyantoro sebagai Talent Scouter, untuk mencermati tiap pemain di 18 klub tersebut. Pertama, Maman Suryaman. Ia adalah gelandang bertahan nasional, peraih medali emas di SEA Games 1991. Kedua, Tias Tono Taufik. Ia adalah bek kiri legendaris, yang juga peraih medali emas di SEA Games 1987.

Kedua sosok Talent Scouter tersebut, mencermati tiap pemain di tiap pertandingan Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025, yang digelar sejak Sabtu, 19 April 2025 lalu, di Pancoran Soccerr Field, Jakarta Selatan. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, secara resmi melakukan kick off pada Minggu, 4 Mei 2025, sekaligus mencanangkan tagline Jakarta Kota Bola.

Total ada 50 Pemain Terpilih dari berbagai klub, yang sudah diumumkan secara resmi kepada publik. "Dalam konteks pembinaan, keterpilihan 50 pemain tersebut, tentu saja membanggakan bagi tiap pemain, bagi orang tua masing-masing, serta bagi tiap klub peserta liga ini," ungkap Yosef Erwiyantoro.

Kolaborasi Minat dan Dukungan Orang Tua

Hingga 1 Juni 2025 lalu, PSF Academy sudah menjalani 8 kali pertandingan. Pada 20 April 2025 dengan Pemuda Jaya, dengan skor 0-0. Pada 30 April 2025 dengan Batalyon Football Academy dengan skor 1-2 untuk kemenangan PSF Academy. Pada 3 Mei 2025 dengan Bekasi FC dengan skor 5-2 untuk kemenangan PSF Academy. Pada 11 Mei 2025 dengan UMS dengan skor 1-4 untuk kemenangan PSF Academy.

Pada 18 Mei 2025 dengan Bintang Ragunan FC dengan skor 0-1 untuk kemenangan PSF Academy. Pada 24 Mei 2025 dengan Batavia FC dengan skor 4-1 untuk kemenangan PSF Academy. Pada 28 Mei 2025 dengan Putera Betawi SS dengan skor 0-1 untuk kemenangan PSF Academy. Pada 1 Juni 2025 dengan SoccerED dengan skor 0-2 untuk kemenangan SoccerED.

Dari 8 kali pertandingan tersebut, PSF Academy hanya 1 kali kalah, 1 kali draw, dan 6 kali menang. Setidaknya, itu menunjukkan kepada kita, bahwa klub PSF Academy memang didukung oleh sejumlah pemain yang kuat sekaligus berbakat. Hal itu juga menunjukkan bahwa ada konsistensi dalam permainan, yang dengan sendirinya mencerminkan strategi pelatih dalam membina para remaja 16-17 tahun tersebut.

Agung Nopitra selaku pelatih PSF Academy, sejak awal sudah mamatok target menjadi 3 besar di Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025 ini. Nampaknya, target itu bukan hal yang mustahil. Saat ini, selain mendominasi Pemain Terpilih, PSF Academy juga menjadi pemuncak Klasemen.

Capaian para remaja usia 16-17 tahun tersebut, menjadi salah satu bukti, betapa ampuhnya kolaborasi minat anak dengan dukungan orang tua. Dalam hal ini, sepak bola menjadi paket edukasi lengkap, yang bisa dijadikan pilihan.

Pertama, ini adalah olah raga berkelompok, yang memungkinkan anak mengembangkan kemampuan bekerjasama dalam bingkai sportivitas. Kedua, anak akan terpacu secara terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan, karena di lapangan sepak bola semua komponen akan terukur secara fair.

Ketiga, fisik serta psikis mereka akan mengalami tempaan secara bersamaan. Dengan demikian, kesehatan mereka secara lahir-batin relatif akan terjaga, hingga mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang optimis menghadapi hari depan.

Jakarta, 10 Juni 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2