Dalam Pariwisata Berkelanjutan, pelestarian adalah elemen penting, baik pelestarian alam maupun pelestarian budaya yang merupakan warisan tak benda.
Dalam acara Festival Camp dan Budaya Grebeg Suro Ponorogo 2024 ini juga dipentaskan berbagai seni budaya daerah Ponorogo yang disuguhkan sebagai paket wisata budaya yang apik dan menarik.
Salah satu tari yang dipersembahkan adalah tari gambyong.
Pada awal terciptanya, tari gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian seperti yang saat ini dipentaskan dalam Festival Camp dan Budaya Grebeg Suro Ponorogo 2024 ini.
Pada penampilan kali ini, tari gambyong digambarkan sebagai tari yang merupakan simbol kesuburan.
Tarian ini dipersembahkan atau sebagai penghormatan pada Dewi Sri untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah. Dewi Padi atau Dewi Sri digambarkan sebagai penari-penari yang sedang menari dan bergembira, sehingga membawa aura kesuburan dan keberuntungan dengan melimpahnya hasil pertanian.
Tari Gambyong juga biasa dibawakan untuk menyambut tamu, sehingga sejak awal tari selamat datang, tari gambyong sudah ditampilkan bersama dengan tari Bujang Ganong yang telah dikreasikan dengan koreografi yang apik dan menarik sebagai seni pertunjukan.
Dikutip dari id.m.wikipedia.org, dalam Serat Centhini, sebuah kitab yang ditulis pada masa pemerintahan Pakubuwana IV (1788-1820) dan PakubuwanaV (1820-1823) disebut kan adanya gambyong sebagai tarian tlèdhèk/ tayub dalam kesenian rakyat.
Selanjutnya, salah seorang penata tari pada masa pemerintahan Pakubuwana IX (1861-1893) bernama K.R.M.T. Wreksadiningrat mengolah dan menggubah tarian rakyat ini agar layak ditampilkan di kalangan para bangsawan keraton.
Tarian rakyat yang telah diperhalus dan ditata ini menjadi populer dan bermartabat, sehingga menurut Nyi Bei Mardusari, seniwati yang juga selir Sri Mangkunegara VII (1916-1944),pada masa itu gambyong biasa ditampilkan untuk menyambut tamu di lingkungan Istana Mangkunegaran.
Perubahan yang revolusioner terjadi ketika pada tahun 1950, Nyi Bei Mintoraras, seorang pelatih tari dari Istana Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VIII, mengkreasikan tari gambyong yang dipakemkan dan dikenal sebagai Gambyong Pareanom.
Koreografi ini dipertunjukkan pertama kali pada upacara pernikahan Gusti Nurul, saudara perempuan Mangku Negara VIII, pada tahun 1951.
Tarian ini kemudian populer dan disukai oleh masyarakat sehingga memunculkan versi-versi lain yang dikembangkan untuk konsumsi masyarakat luas dengan koreografi yang cantik dan beragam.
Masih penasaran dengan tari gambyong? Yuk simak videonya.
Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel
Referensi:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tari_Gambyong