Mungkin itu pertanyaan remco x kompasiana.
Yah karena di kota tua tersimpan berbagai informasi dan sejarah kota Jakarta yang dulunya bernama Batavia.
Sepertinya Kota Tua adalah pariwisata berkelanjutan. Kota yang sekian lama telah menjadi ibu kota negara ini tetap menarik untuk dipelajari dan diketahui sejarah dan pernak -perniknya.
Mempelajari sejarah Batavia tentunya menjadi sesuatu yang menarik dan bermanfaat termasuk seluk beluknya tentunya.
Sambil mengulik keunikannya sehingga terpilih sebagai Daerah Khusus Ibukota yang kini dipindah ke IKN di Kalimantan.
Kota tua ternyata begitu luas, tidak seperti yang saya bayangkan. Di sini banyak wisata yang ditawarkan sepanjang jalan menuju pusat kota tua. Dari museum horor yang mengerikan, rumah adat Betawi, tempat kuliner tradisional, dan musium bank.
Sampai di lokasi utama, kaki saya sudah lumayan pegal dan kehausan, sehingga mampir dulu di swalayan, beli minum dan makanan kecil. Banyak elemen yang diuntungkan dengan pariwisata di Kota Tua ini. Pariwisata berkelanjutan yang tertata apik dan menarik.
Suasana di pusat kota tua begitu meriah. Deretan bangunan tua yang berfungsi sebagai musium dan letaknya berjauhan membuat saya meringis. Kaki yang manja karena jarang diajak olah raga mulai menjerit.
Pegal dan capek. Sementara banyak gedung musium yang bisa dikunjungi. Padahal kami mentarget sebelum ashar harus sudah kembali ke hotel.
"Ayuk Dek!" Kuajak ke museum apa ya namanya aku lupa. Nanti itu ada bekas penjara yang baunya amis, kamu pasti muntah-muntah kalau sampai sana!"