Berada di Kota Tua Batavia : Apa Saja yang Bisa Dikunjungi?
Tak terbayangkan jika Kota tua merupakan kluster bangunan tua yang luas dan beragam. Butuh seharian jika ingin mengunjungi semua.
Terkagum-kagum sekaligus puyeng, darimana harus memulai, sementara kaki tidak bisa diajak kompromi untuk berjalan ke seluruh sektor yang semua menarik untuk dikunjungi.
Akhirnya berkeliling secara random, kaki melangkah ke gedung megah berpilar kokoh. Tak menyangka itu adalah musium seni rupa dan keramik.
Musium seni rupa dan keramik ini begitu luas, membuat saya dipaksa jalan kaki memasuki, naik ke lantai atas, dan melanjutkan perjalanan melingkar dan menyusuri ruang-ruang penuh karya seni dari yang unik, indah, humanis sampai luar biasa.
Di galeri seni ini terpajang karya para pelukis terkenal Indonesia seperti Raden Saleh, Affandi, Srihadi Sudarsono, dan banyak pelukis yang karyanya luar biasa tapi tidak bisa saya sebut satu persatu.
Di setiap dinding tertulis beberapa narasi tentang sejarah lukisan dan pelukisnya. Yang paling lengkap mungkin tentang Raden Saleh.
Sejak pertengahan abad ke-19, kaum cendikiawan berdatangan ke Hindia Belanda (Indonesia) untuk mencari kemungkinan lahirnya ilmu-ilmu baru.
Mereka mengeksplorasi kekayaan flora dan fauna, mengkonservasi situs-situs kuno, dan meneliti keanekaragaman hasil kesenian masyarakat.
Di masa- masa inilah muncul Raden Saleh Syarif Bustaman yang kelak menjadi pelukis besar Indonesia.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah seorang bangsawan Jawa yang lahir pada tahun 1807 di Desa Terbaya, di dekat Semarang.
Beliau diasuh pamannya sejak kecil, Adipati Surohadimanggolo yang menjabat sebagai Bupati Semarang.
Raden Saleh disebut sebagai pelopor seni lukis modern Indonesia. Berawal dari tahun 1822 beliau sebagai pelukis pribumi yang mendapat pendidikan melukis dari pelukis keturunan Belgia berkebangsaan Belanda, yaitu AAJ. Payen, kemudian Raden Saleh melanjutkan pendidikan melukisnya ke Belanda, Jerman, dan beberapa negara Eropa.
Raden Saleh kembali ke Batavia(Indonesia) tahun 1852 dan terus melukis hingga wafat nya dimakamkan di Bogor pada tahun 1880 (Sumber : Galeri seni lukis Indonesia, Kota tua Jakarta 2024)
Pada tahun 1970-an, Taman mini Indonesia Indah didirikan. Sebuah lukisan karya Srihadi Soedarsono yang berjudul "air mancar", rencananya akan diikutsertakan dalam pameran di anjungan DKI Jakarta yang menandai pembukaan kompleks kebudayaan tersebut.
Tapi alih-alih dipamerkan, Gubernur Ali Sadikin yang berkunjung ke situ sebelum kehadiran presiden RI justru tersinggung dengan penggambaran kota jakarta yang dipenuhi papan reklame. Lukisan itu diturunkan dan dicorat-coret.
Tapi akhirnya Gubernur Ali Sadikin menyesal dan meminta maaf pada para seniman. Bahkan meminta Srihadi membuat karya tentang Jakarta yang bersih.
Untuk itu Srihadi membuat lukisan Jakarta 1527 hingga 1970-an bersama bengkel dharma karya yang dibuat di lapangan kampus ITB berukuran 3 x 12m yang selanjutnya disebut sebagai lukisan Jayakarta.
Banyak sekali lukisan Indonesia yang terpajang di musium dengan segala keunikan dan keindahannya. Tidak hanya di lantai dasar, juga di lantai 2.
Dalam galeri lukisan di museum terpajang bermacam lukisan dengan berbagai tema dan pelukis yang berbeda.
Terkadang bingung dengan keterangan yang ditulis karena letaknya berdekatan.
Yuk langsung kita simak videonya saja dan berkelana bersama aneka lukisan yang terpajang di sana.
Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel