Awalnya, kami berniat melintasi jalur Batu-Songgoriti-Pujon. Tapi tak menyangka, macet libur panjang sungguh parah. Macet libur panjang ini sungguh di luar dugaan. Liburan justru menikmati wisata jalan macet.
Suamiku panik, karena kemarin hanya mengisi Pertamax sekitar 20 liter, sedang kemacetan libur panjang tak bisa diprediksi. Mungkin kemacetan jalur ini sudah menyaingi Puncak, di Jawa Barat. Kalau menurutku sih, Pertamax 20 liter masih cukup. Tapi memang di situasi seperti ini tidak boleh gambling. Harus memilih yang pasti-pasti saja .
Dengan sangat terpaksa, padahal sudah berjam-jam berada dalam kemacetan, suamiku memilih putar balik. Entah ini keputusan tepat atau tidak. Kenapa tidak sejak tadi, ya? Mungkin itu yang terlintas di pikiranku. Tapi kalau aku berkata seperti itu, suamiku pasti langsung ngamuk. Hihihi...
Akhirnya kita putar balik, tanpa tahu nantinya harus ke mana. Yang penting isi BBM dulu.
Selesai isi BBM, kami kembali bergabung dalam wisata kemacetan. Eh...
"Mau ke mana, Mas?" Tanyaku. Takut jurus ngawur suamiku sedang diluncurkan.
"Pokoknya kita jalan sampai ketemu masjid, habis itu ishoma dulu. Baru kita pikirkan mau ke mana!"
"Hemmm....!"
Setelah kemacetan yang sudah membuat kami terbiasa, akhirnya jalan lengang. Sepertinya ini jalur ke luar kota arah Mojokerto.