Kita masih berada di lokasi Taman Wisata Umbul atau Madiun Umbul Square. Karena lokasi nya tidak jauh dari tempat tinggal kami, jadi kira tidak perlu merasakan macet libur panjang.
"Bu, sini Bu!" Bu Ida mengamati lenganku dan menuntun ke tempat yang agak tersembunyi.
"Ada apa, Bu?" Tanyaku kaget. Tapi ikut saja saat Bu Ida mengajakku ke sebuah pagar tembok bercat biru? Sepertinya itu tempat rahasia dan tertutup.
Ada pintunya, ternyata dikunci.
"Ini tempat khusus, Bu. Tidak setiap orang boleh masuk. Harus ijin dan ada juru kuncinya!" Bu Ida berbisik pelan padaku. Membuatku semakin penasaran.
"Awww...!" Aku nyaris menjerit kaget. Ternyata di dalam pagar bertembok itu ada sebuah patung ogoh-ogoh raksasa bertaring dengan gigi besar dan mata melotot seperti marah dan tubuhnya dililit ular raksasa dengan tangannya memegang kepala ular yang menjulur ke sumur.
"Itu yang seperti sumur kecil itu sumber air Belerang, Bu!" Bu Ida kembali memberitahu ku. Seperti guide yang setia menceritakan hal ihwal tentang Misteri di balik tembok terkunci di Taman Wisata Umbul.
"Sebentar, Bu!" Aku berhenti untuk merekam keterangan tentang sejarah Taman wisata Umbul. Yuk kita baca bersama-sama.
Ternyata di balik banyaknya hiburan yang menarik, taman wisata Umbul juga merupakan bagian dari sejarah nusantara.
Kita seperti mengunjungi museum alam yang langsung berada di lokasi sesungguhnya.
Tertulis di situ sejarah Taman wisata Umbul dan Sumber air belerang.
Sumber air belerang Umbul merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Ngurawan yang lokasinya berdekatan dengan Taman Wisata Umbul. Tidak jauh dari Taman Wisata, juga ditemukan situs Ngurawan yang diduga merupakan peninggalan Kerajaan Gelang-gelang.
Diceritakan, Ki Ageng Nerang Kusumo yang merupakan putra raja Kediri bertandang ke Kerajaan Ngurawan, yang merupakan asal muasal berdirinya Kabupaten Madiun.
Ki Ageng Nerang Kusumo bermaksud melamar putri Kerajaan Ngurawan. Tapi sayangnya lamaran itu ditolak, sehingga menimbulkan kekecewaan yang mendalam dan patah hati.
Untuk mengobati kekecewaannya, Ki Ageng Nerang Kusumo bertapa dan semedi untuk menenangkan diri dan mengobati rasa kecewanya.
Beliau bertapa berpindah-pindah sampai tiga kali, dan pertapaan terakhirnya berada di sebuah dusun dekat Ngurawan.
Dari tempat pertapaannya, menyembur air belerang, yang semburannya ini dalam bahasa jawa disebut "mumbul", yang artinya menyembur atau bergerak ke atas.
Sejak saat itu, Dusun itu disebut Dusun Umbul. Sedang bekas pertapaan Ki Ageng Nerang Kusumo disebut petilasan Ki Ageng Nerang Kusumo yang berada di dalam area Taman Wisata Umbul yang kini dikenal sebagai "Madiun Umbul Square" dengan banyak spot wisata di dalamnya.
"Bu, kepala ularnya gerak-gerak!" Jeritku kaget.
Tapi benarkah begitu? Nggak percaya?
Yuk simak videonya.
Apakah kompasianer dan pembaca juga merasakan kepala ularnya gerak-gerak dan lidahnya melet-melet? Coba perhatikan dengan seksama.
Sumber: YouTube @Isti Yogiswandani channel
#Tulisan ke 1036 pada 16 tahun Kompasiana