Berbicara tentang mitos makanan aku punya cerita menarik tentang misteri rica-rica belut saat acara 2nd anniversary CVI Wirotaman.
Jadi cerita nya, tadi malam, acara 2nd Anniversary CVI Wirotaman dilaksanakan dengan pusat acaranya di dekat kavlingku.
Terbangun pagi hari mejaku penuh makanan. Dari kerupuk, mete, makanan kecil yang memang kutaruh di meja, dan sisa tumpeng tadi malam. Kembali tentang mitos makanan, katanya tumpeng yang sudah didoain itu penuh berkah. Jadi sayang kalau disia-siakan.
Yuk kita review tumpeng cantik nya dulu. Tumpengnya masih relatif utuh, hanya lauknya saja yang tersisa sedikit. Tapi ada seplastik tempe goreng juga yang tersisa. Hemmm...tempenya enak. Ada sepotong paha ayam juga. Kelengkapan tumpeng seperti mi goreng, irisan telur dadar, kering tempe, dan perkedel masih tersisa. Kucicip mienya. Wow, gurih enak dengan irisan wortel dan sayuran yang mempercantik penampilan.
Perkedel nya juga enak, kenyal tapi empuk. Kering tempenya sengaja digoreng kering, jadi awet. Iyalah, namanya juga kering tempe. Kalau empuk dan basah namanya orek tempe.
"Ini gimana, dikembalikan apa buat sarapan kita saja?" Tanyaku pada ayah
" Buat sarapan saja, paling sengaja disisain buat kita," kata ayah. Eh... positif thinking. Hahaha...
Saat beberes kutemukan bungkusan kertas minyak. Kubuka isinya rica-rica belut. Wow...punya siapa ini? Kenapa ada di mejaku? Bagian dari kelengkapan tumpengkah?
Habis mandi ayah ke sekretariat panitia.
"Dek, disuruh sarapan ke sana!"
"Lho, katanya mau sarapan sisa tumpeng. Mumpung belum basi bisa buat sarapan!" Kataku.