Sarapan Pecel Mak Tun yang Murah Memanjakan Lidah(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Rutinitas jalan pagi keliling lapangan Krandegan sudah usai. Saatnya cari sarapan. Apalagi sarapan yang enak murah cocok di lidah kalau bukan nasi pecel?
Ada banyak nasi pecel di sekitar tempat tinggal saya. Salah satunya nasi pecel timur SD Krandegan. Nasi pecel Mak Tun.
Pertama mencoba nasi pecel di sini langsung jatuh cinta. Waktu itu tempenya lebaaarrr....!
Citarasanya juga pas di lidah. Manis legit gurih. Diperkuat kering tempe dan mie goreng semakin mantap rasanya.
Sarapan Pecel Mak Tun lauk rimbil dan tempe yang Murah Memanjakan Lidah(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Mak Tun mulai berjualan nasi pecel saat pandemi covid 19 melanda negeri ini. Saat itu badai PHK juga melanda negeri ini menciptakan dilema pengangguran yang memprihatinkan. Tapi tidak ada kata pengangguran untuk Mak Tun, karena beliau menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri. Dilema pengangguran hanya untuk orang -orang yang suka bekerja atau dipekerjakan orang lain.
Dengan berjualan nasi pecel Mak Tun bisa mandiri dan mencukupkan biaya sehari-hari. Usaha yang cerdas tanpa harus bersinggungan dengan kata"dilema pengangguran.
Nasi pecel Mak Tun juga dilengkapi dengan sayur kuning berisi tahu dan mie yang di sini biasa disebut lodeh. Kalau saya menyebutnya sayur tahu kuning, atau sayur terik. Lain ladang lain belalang, lain daerah, lain menyebutnya. Hehehe....
Coba sebutkan nama sayur ini menurut daerah masing- masing(dokumentasi pribadi)
Di samping itu juga ada bermacam gorengan, dari heci, bandos, rimbil, tempe goreng, sampai rempeyek teri dan rempeyek kacang kedelai. Lengkap pokoknya.
Heci itu ada yang menyebutnya bakwan sayuran, bala- bala, ote-ote, apalagi?
Makanan ini dibuat dari sayuran seperti kol, tauge, wortel dan daun bawang yang dimasukkan dalam larutan tepung kental yang sudah dibumbui.
