Rombongan Mataraman (Madiun) Overland X-plore (MOX 2025) memasuki area Pendopo Kabupaten Ponorogo.
Di halaman pendopo sudah terlihat atraksi budaya yang dilakukan oleh siswa siswi SMAN 1 Ponorogo. Suara gamelan pengiring reog bertalu-talu diikuti suara terompet khas.
Kelengkapan pertunjukan reog dari dadak merak, penari jathil, sampai bujang ganong mulai menampilkan atraksi budaya yang memukau.
Tapi saya melihat ada yang berbeda dari pertunjukan reog kali ini. Pertunjukan reog yang biasanya dilakukan dengan penampilan sendiri-sendiri bergantian antara penari bujang ganong, dadak merak dan penari jathil, sekarang seperti sebuah pertunjukan yang mempunyai alur cerita, sehingga lebih sesuai disebut Sendratari Reog.
Pertunjukan reog ini seperti yang saya bayangkan. Sebuah Sendratari yang membawakan lakon Perjalanan Prabu Kelana Sewandana saat melamar Dewi Songgolangit.
Di situ ditampilkan tokoh Prabu Kelana Sewandana yang membawa pecut Samandiman. Prabu Kelana Sewandana sangat menyukai burung merak yang selalu diajaknya kemanapun pergi.
Dalam perjalanannya, Prabu Kelana Sewandana diiringi oleh Patih Pujangga Anom yang bertubuh kecil, lincah, dan mempunyai paras lucu. Dalam pertunjukan, Patih Pujangga Anom digambarkan sebagai penari Bujang Ganong.
Selain itu juga ada para warok, tokoh sakti mandraguna yang ikut mengawal, pasukan berkuda yang digambarkan sebagai penari jathil, dan dadak merak yang menggambarkan singo Barong yang telah dikalahkan dan ditunggangi oleh burung merak.