Seperti dikisahkan, Prabu Klana Swandana, Raja Kerajaan Bantar Angin, bermaksud melamar Dewi Songgolangit yang merupakan putri kerajaan Kediri.
Sang Dewi mengadakan sayembara, bersedia dinikahi, dengan syarat calon suami nya harus memberikan hiburan yang belum pernah ada sebelumnya, membawa binatang berkepala dua, dan barisan kuda kembar 140 ekor
Prabu Kelana Sewandana bingung, karena Dewi Songgolangit memberikan syarat yang sulit, yaitu sang pangeran harus mampu menciptakan pertunjukan yang belum pernah ada sebelumnya, yang melibatkan tarian dengan barisan kuda kembar seratus empat puluh ekor, dan binatang berkepala 2.
Tersebutlah dalam perjalanan melamar Dewi Songgolangit, di tengah hutan mereka dihadang oleh Singo Barong. Singo Barong adalah Manusia berwujud singa yang menjadi penunggu hutan yang dilewati rombongan Prabu Kelana Sewandana. Dia melarang Prabu Kelana Sewandana melewati daerah kekuasaannya.
Dalam pertempuran itu, Prabu Kelana Sewandana berhasil dikalahkan oleh Singo Barong dan mundur sejenak. Sementara itu, Singo Barong berguling-guling karena tubuhnya gatal penuh kutu.
Saat itu, Prabu Kelana Sewandana yang membawa burung merak kesayangan nya, melepaskannya karena ingin beristirahat sejenak.
Burung merak itu mendatangi singo barong dan nangkring di pundak Singo Barong sambil mematuk kutu yang ada di surai Singo Barong.
Singo Barong merasa nyaman, dan meminta burung merak tetap nangkring di pundaknya, sehingga terlihat seperti hewan berkepala 2, kepala singa dan burung merak.
Singo Barong tidak mau melepaskan burung merak yang membuatnya nyaman karena menyembuhkan rasa gatalnya dengan mematuki kutu di rambut surainya.