Kelana Swandani
Kelana Swandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Sendratari Reog, Atraksi Budaya yang Memukau di Pendopo Kabupaten Ponorogo

4 Juni 2025   10:26 Diperbarui: 4 Juni 2025   14:17 533 26 16

Sendratari Reog: Atraksi Budaya yang Memukau di Pendopo Kabupaten Ponorogo(Dokumentasi Pribadi Isti Yogiswandani)
Sendratari Reog: Atraksi Budaya yang Memukau di Pendopo Kabupaten Ponorogo(Dokumentasi Pribadi Isti Yogiswandani)

Rombongan Mataraman (Madiun) Overland X-plore (MOX 2025) memasuki area Pendopo Kabupaten Ponorogo.

Di halaman pendopo sudah terlihat atraksi budaya yang dilakukan oleh siswa siswi SMAN 1 Ponorogo. Suara gamelan pengiring reog bertalu-talu diikuti suara terompet khas. 

Kelengkapan pertunjukan reog dari dadak merak, penari jathil, sampai bujang ganong mulai menampilkan atraksi budaya yang memukau.

Tapi saya melihat ada yang berbeda dari pertunjukan reog kali ini. Pertunjukan reog yang biasanya dilakukan dengan penampilan sendiri-sendiri bergantian antara penari bujang ganong, dadak merak dan penari jathil, sekarang seperti sebuah pertunjukan yang mempunyai alur cerita, sehingga lebih sesuai disebut Sendratari Reog.

Pertunjukan reog ini seperti yang saya bayangkan. Sebuah Sendratari yang membawakan lakon Perjalanan Prabu Kelana Sewandana saat melamar Dewi Songgolangit.

Penampilan tokoh Prabu Klana Swandana dengan pecut Samandiman (Dokumentasi Pribadi Isti Yogiswandani)
Penampilan tokoh Prabu Klana Swandana dengan pecut Samandiman (Dokumentasi Pribadi Isti Yogiswandani)

Di situ ditampilkan tokoh Prabu Kelana Sewandana yang membawa pecut Samandiman. Prabu Kelana Sewandana sangat menyukai burung merak yang selalu diajaknya kemanapun pergi. 

Dalam perjalanannya, Prabu Kelana Sewandana diiringi oleh Patih Pujangga Anom yang bertubuh kecil, lincah, dan mempunyai paras lucu. Dalam pertunjukan, Patih Pujangga Anom digambarkan sebagai penari Bujang Ganong. 

Selain itu juga ada para warok, tokoh sakti mandraguna yang ikut mengawal, pasukan berkuda yang digambarkan sebagai penari jathil, dan dadak merak yang menggambarkan singo Barong yang telah dikalahkan dan ditunggangi oleh burung merak.

Para warok. Tokoh sakti mandraguna yang mengawal perjalanan Prabu Kelana Sewandana melamar Dewi Songgolangit (Dokumentasi Pribadi Isti Yogiswandani)
Para warok. Tokoh sakti mandraguna yang mengawal perjalanan Prabu Kelana Sewandana melamar Dewi Songgolangit (Dokumentasi Pribadi Isti Yogiswandani)

Seperti dikisahkan, Prabu Klana Swandana, Raja Kerajaan Bantar Angin, bermaksud melamar Dewi Songgolangit yang merupakan putri kerajaan Kediri.

Sang Dewi mengadakan sayembara, bersedia dinikahi, dengan syarat calon suami nya harus memberikan hiburan yang belum pernah ada sebelumnya, membawa binatang berkepala dua, dan barisan kuda kembar 140 ekor 

Prabu Kelana Sewandana bingung, karena Dewi Songgolangit memberikan syarat yang sulit, yaitu sang pangeran harus mampu menciptakan pertunjukan yang belum pernah ada sebelumnya, yang melibatkan tarian dengan barisan kuda kembar seratus empat puluh ekor, dan binatang berkepala 2.

Penari jathil yang menggambarkan pasukan berkuda (Dokumentasi Pribadi Isti Yogiswandani)
Penari jathil yang menggambarkan pasukan berkuda (Dokumentasi Pribadi Isti Yogiswandani)

Tersebutlah dalam perjalanan melamar Dewi Songgolangit, di tengah hutan mereka dihadang oleh Singo Barong. Singo Barong adalah Manusia berwujud singa yang menjadi penunggu hutan yang dilewati rombongan Prabu Kelana Sewandana. Dia melarang Prabu Kelana Sewandana melewati daerah kekuasaannya.

Dalam pertempuran itu, Prabu Kelana Sewandana berhasil dikalahkan oleh Singo Barong dan mundur sejenak. Sementara itu, Singo Barong berguling-guling karena tubuhnya gatal penuh kutu.

Saat itu, Prabu Kelana Sewandana yang membawa burung merak kesayangan nya, melepaskannya karena ingin beristirahat sejenak.

Burung merak itu mendatangi singo barong dan nangkring di pundak Singo Barong sambil mematuk kutu yang ada di surai Singo Barong. 

Dadak merak yang menggambarkan perwujudan Singo Barong (Dokumentasi pribadi Isti Yogiswandani)
Dadak merak yang menggambarkan perwujudan Singo Barong (Dokumentasi pribadi Isti Yogiswandani)

Singo Barong merasa nyaman, dan meminta burung merak tetap nangkring di pundaknya, sehingga terlihat seperti hewan berkepala 2, kepala singa dan burung merak.

Singo Barong tidak mau melepaskan burung merak yang membuatnya nyaman karena menyembuhkan rasa gatalnya dengan mematuki kutu di rambut surainya.

Akhirnya Singo barong justru mengikuti perjalanan Prabu Kelana Sewandana dengan burung merak nangkring di pundak nya.

Sampai di Kediri, Dewi Songgolangit justru tersenyum bahagia melihat kedatangan Prabu Kelana Sewandana yang gagah rupawan. 

Patih Pujangga Anom yang selalu mengiringi Prabu Kelana Sewandana bisa merasakan pertanda baik itu, dan ikut bahagia. Secara spontan dia menari-nari dengan mata melotot dan rambut gondrong nya yang tak beraturan. Kalau orang Jawa bilang, "mbungahi".

Bahkan jungkir jempalik, salto, bahkan berguling-guling yang membuat orang -orang tertawa dan terhibur atas tingkah lucunya. Hiburan berupa tarian ngawur Patih Pujangga Anom yang belum pernah ada sebelumnya. Tarian bercampur akrobat yang unik.

Akhirnya, lengkap sudah syarat yang diajukan Dewi Songgolangit berhasil dipenuhi Prabu Kelana Sewandana.

Hiburan tarian dan akrobat suka-suka ala Patih Pujangga Anom yang kemudian terkenal dengan nama Tari Bujang Ganong.

Penari Bujang Ganong yang menggambarkan rasa suka cita Patih Pujangga Anom karena lamaran rajanya diterima (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Penari Bujang Ganong yang menggambarkan rasa suka cita Patih Pujangga Anom karena lamaran rajanya diterima (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Sedangkan Singo Barong ikut menari dan bergembira dengan burung merak yang tetap nangkring di pundaknya seperti binatang berkepala dua yang dalam seni pertunjukan digambarkan sebagai dadak merak.

Begitu juga dengan para warok yang ikut menari bergembira meski tetap waspada, dan pasukan berkuda yang digambarkan sebagai penari jathil.

Asyik dan terpesona, tak terasa pertunjukan reog harus segera berakhir 

Peserta MOX 2025 dipersilakan mengikuti acara penyambutan dengan sambutan dari ketua Panitia MOX 2025, sambutan Bupati Ponorogo, Kang Sugiri Sancoko dan Walikota Madiun, DR Maidi. 

Acara selanjutnya adalah makan siang bersama dengan hidangan khas Ponorogo yang lezat endulita. Lain waktu ya kita ulas. Sekarang kita nikmati dulu makan siang yang luar biasa persembahan Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk semua peserta MOX 2025.

Yuk dinikmati sambil melihat indahnya koreografi sendratari Reog Ponorogo yang dipersembahkan oleh Siswa siswi SMAN 1 Ponorogo di halaman pendopo kabupaten Ponorogo.

Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4