Kelana Swandani
Kelana Swandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Cermat Mengelola Passive Income: Bebas Finansial Bukan Mimpi

30 Juni 2025   22:15 Diperbarui: 30 Juni 2025   22:15 223 19 9

Rumah kost sebagai sumber passive income (ilustrasi dibuat dengan Meta AI)
Rumah kost sebagai sumber passive income (ilustrasi dibuat dengan Meta AI)

"Dek, royaltiku cair!"

"Alhamdulillah, mau nraktir aku ke mana?"

"Huuu...maunya!" Mau aku buat blablabla. "Tambahin!"

"Ladalah!" Piye to Iki?" 

Pamer doang! Kirain mau nraktir, gak tahunya malah suruh nambahin. Hiks!

Tapi omon-omon, asyik juga kalau rutin dapat royalti. Bisa jadi passive income. Cieeee....jadi ngomong bahasa sulit nih. Memangnya apaan tuh passive income?

Pernah nggak sih para pembaca membayangkan, ada penghasilan yang terus mengalir meski kita tak lagi bekerja, asyik menikmati hobi, bahkan saat tidur nyenyak?

Mungkin begitulah passive income. Sesuatu yang banyak diinginkan banyak orang saat ini, sehingga suatu saat bisa menikmati dan tidak perlu bekerja keras lagi untuk membiayai hidup.

Passive income, pada dasarnya, adalah penghasilan yang diperoleh dengan sedikit atau tanpa keterlibatan aktif setelah investasi awal atau upaya awal dilakukan. Contohnya beragam, mulai dari sewa properti, royalti buku atau musik, dividen saham, bunga deposito, hingga keuntungan dari bisnis online yang otomatis masuk ke rekening kita.

Namun begitu, Passive Income saja tidak cukup. Kita perlu mengelola passive income agar bisa membawa kita pada bebas finansial.

Bagaimana caranya?

1. Kita perlu memahami sumber dan karakteristik passive income kita.

Setiap jenis passive income memiliki karakteristik unik. Seperti misalnya penulis buku seperti suami saya, maka royalti menjadi passive income yang butuh pengelolaan.

Menulis buku untuk mendapatkan royalti sebagai passive income (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Menulis buku untuk mendapatkan royalti sebagai passive income (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Royalti biasanya diberikan 3 bulan sekali dengan nominal yang sangat tergantung pada jumlah buku yang terjual. Maka, jika ingin passive income ini terus mengalir, maka harus mengusahakan agar bukunya banyak diminati dan dibeli.

Bisa juga dengan investasi modal yang nantinya akan diberikan bagi hasil. Misalnya menabung pada sistem Syariah, deposito, yang nantinya akan mendapat bagi hasil setiap bulan yang tergantung besarnya dana yang diinvestasikan 

2. Pisahkan Dana Passive Income
Jangan campurkan passive income dengan penghasilan aktif, misalnya gaji bulanan. Buat rekening terpisah atau alokasikan dana ini secara spesifik. Ini memudahkan untuk pemantauan, perencanaan, dan menginvestasikan kembali tanpa mengganggu keuangan sehari-hari. Anggap saja ini sebagai "dana investasi" yang khusus untuk pertumbuhan penghasilan.

3. Otomatiskan Investasi Kembali (Reinvestasi)
Salah satu rahasia terbesar pertumbuhan passive income adalah reinvestasi. Alih-alih menghabiskan semua passive income, kita sisihkan sebagian untuk diinvestasikan kembali ke sumber yang sama atau sumber baru. 

Misalnya, dividen saham bisa dibelikan saham lagi, atau sebagian keuntungan sewa bisa digunakan untuk membeli properti tambahan. Dengan reinvestasi, bisa  memanfaatkan kekuatan bunga berbunga atau compound interest, yang akan melipatgandakan aset secara eksponensial.

4. Diversifikasi Portofolio Passive Income
Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang! Jika hanya bergantung pada satu sumber passive income, maka kita akan rentan terhadap gejolak di sektor tersebut.

Pertimbangkan untuk diversifikasi dengan menciptakan berbagai aliran passive income. Misalnya, jika memiliki uang pensiun, bisa diinvestasikan pada properti sewaan, atau membangun rumah kost.

Jadi di samping gaji bulanan pensiunan, juga mendapat passive income dari bisnis rumah kost-kostan. Bisa juga dengan menulis banyak buku, sehingga bisa mendapat passive income dari royalti. Diversifikasi akan melindungi kita dari risiko dan menciptakan stabilitas finansial yang lebih kuat.

Diversifikasi Passive Income dengan menulis buku (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Diversifikasi Passive Income dengan menulis buku (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

5. Buat Anggaran dan Rencana Keuangan yang Jelas
Tentukan berapa banyak dari passive income yang akan digunakan untuk kebutuhan pribadi, berapa yang akan diinvestasikan kembali, dan berapa yang akan disimpan sebagai dana darurat. 

Rencana keuangan yang terstruktur akan membantu mengontrol aliran dana dan memastikan bahwa setiap rupiah akan bekerja.

6. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Dunia keuangan terus bergerak. Penting untuk secara rutin memantau kinerja passive income kita. 

Misalnya sebagai PNS, maka uang pensiun bisa dianggap sebagai passive income, sebab saat sudah bebas dari tugas dan tidak bekerja, uang pensiun tetap diberikan.

Kita harus paham, berapa Tunjangan hari tua yang bisa diterima sekaligus saat pensiun, dan berapa yang diberikan per bulan sebagai gaji pensiunan.

7. Terus Belajar dan meningkatkan Pengetahuan
Dunia investasi dan passive income terus berkembang. Membaca  buku, ikut seminar, atau bergabung dengan komunitas yang berdiskusi tentang  mengelola passive income.

Semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, semakin baik kemampuan kita dalam mengambil keputusan finansial dan menemukan peluang-peluang baru.

Mengelola passive income lebih dari sekadar mengumpulkan uang, ini tentang membangun sistem yang berkelanjutan untuk kebebasan finansial kita.

Dengan strategi yang tepat dan disiplin dalam pelaksanaannya, kita tidak hanya akan menikmati aliran dana yang stabil, tetapi juga menyaksikan aset yang terus bertumbuh, membawa kita lebih dekat pada mimpi kita untuk bebas finansial dan menikmati hari tua dengan tenang dan bahagia. 

Yuk simak video tentang diversifikasi Passive Income dengan mendapat royalti dari menulis buku.

Sumber: YouTube @Isti Yogiswandani channel 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4