Hari terakhir liburan, banyak keluarga yang berwisata ke kebun stroberi di kaki Bukit Mongkrang. Di sini hamparan stroberi terlihat luas menghijau dan tertata rapi. Pengunjung bisa membeli buah stroberi dengan memetik sendiri dari pohon nya.
Saya dan suami baru turun dari Pendakian ke Bukit Mongkrang. Entah kenapa, saya yang biasanya kurang suka stroberi, tadi bisa habis satu kemasan mika.
Untuk kembali ke tenda di Lapangan Timur Bukit Mongkrang, kami melintasi hamparan kebun stroberi yang menghijau berhias buah kemerahan, yang masih muda, dan bunganya yang bergelantungan di pot.
Sementara di sisi lain, pipa-pipa memancarkan air yang menyembur ke segala arah karena dipasang kincir yang berputar. Begitulah cara tanaman stroberi mendapat siraman air.
Tanaman stroberi tumbuh subur dan indah memanjakan mata. Di beberapa petak tertulis "stroberi petik sendiri, 10 ribu/ons."
Kami berhenti di salah satu lapak stroberi di dekat pintu masuk kebun stroberi.
Pemilik lapak sekaligus kebun stroberi di belakang nya ini lebih suka dipanggil dengan Buk e Varel, daripada nama aslinya.
Kebun stroberi yang terbentang luas ini ternyata milik beberapa warga dusun Tlogo Dringo yang menata kebunnya bersama untuk dijadikan wisata petik stroberi sendiri.