Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ramah Anak: Mengajak Buah Hati Bergembira sambil Mengedukasi di Camping Ground Jurang Jero

23 Juli 2025   20:37 Diperbarui: 24 Juli 2025   10:18 258 16 8

Mengajak buah hati mencuci alat masak untuk melatih tanggung jawab dan empati (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Mengajak buah hati mencuci alat masak untuk melatih tanggung jawab dan empati (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Hari ini, tanggal 23 Juli 2025 adalah hari Anak Nasional. Pada hari anak Nasional ini
 menjadi momen penting bagi kita untuk merenungkan kembali peran orang tua dalam mendukung masa depan anak. 

Lebih dari sekadar perayaan, hari ini adalah pengingat bahwa anak-anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang penuh kasih, dukungan, dan stimulasi positif.

Berbicara parenting tidak bisa terlepas dari dunia anak. Di era sekarang, hampir semua orang tua mengeluh tentang kecenderungan anak yang kecanduan gawai. 

Tentunya kecanduan di sini adalah pemanfaatan gawai yang bukan karena kebutuhan, mengingat kehidupan kita sendiri hampir tidak bisa terlepas dari benda pipih yang memuat akses dunia di dalamnya. Hak anak untuk mengakses tekhnologi dan menikmati tumbuh kembangnya tidak bisa kita abaikan. 

Salah satu cara efektif untuk memenuhi hak-hak tersebut sambil menanamkan nilai-nilai luhur adalah melalui aktivitas di alam terbuka, seperti berkemah. 

Berkemah bukan hanya sekadar liburan, tetapi juga sekolah kehidupan yang mengajarkan anak berbagai keterampilan penting.

Berkemah sebagai Media "Parenting Kompromi"

Berbeda dengan parenting VOC yang mengedepankan pemaksaan pada anak, mengajak anak berkemah di alam adalah mengadopsi parenting kompromi.

Saat berkemah, orang tua akan menghadapi banyak situasi yang menuntut kompromi antara berbagai pihak. Di sinilah praktik parenting kompromi bisa dilakukan dengan mengajarkan anak untuk mencari jalan tengah yang menguntungkan semua orang.

Contohnya, saat mendirikan tenda, anak mungkin ingin memasangnya di tempat yang menurutnya "paling keren," sementara orang tua tahu bahwa tempat itu tidak aman. Di sinilah terjadi negosiasi:
 #Orang tua menjelaskan alasannya secara logis, dengan berkata"Nak, tempat itu miring dan anginnya kencang, tenda kita bisa roboh kalau memaksa untuk mendirikan tenda di situ!"
 #Anak diajak untuk mencari solusi bersama, dengan saran,"Bagaimana kalau kita cari tempat yang datar tapi masih ada pohon yang bagus?"

Proses ini melatih anak untuk berpikir kritis, memahami perspektif orang lain, dan berkolaborasi dalam menemukan solusi.

Orang tua tidak memaksakan kehendak, melainkan membimbing dan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan.

Melatih Kemandirian dan Tanggung Jawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4