Udara malam di Bumi Perkemahan Tratasan terasa dingin, tapi aku merasa hangat. Eh...
Bukan hanya kehangatan suhu tubuhku yang lebih mentolerir hawa dingin, tapi juga adanya api unggun yang sudah dinyalakan.
Berdiri di dekat toilet, views begitu indah dengan pandangan lepas ke arah city Light yang terlihat memukau. Kerlap-kerlip lampu maupun lampu penerangan di kejauhan memberikan keindahan suasana malam yang syahdu.
Usai isya' Aku menemani ayah makan malam. Tidak memasak, tapi membawa bekal dari rumah.
Acara camping kali ini adalah camping bebas yang hanya diikuti oleh sekitar 10 peserta. Terbanyak dari Ponorogo, kemudian Madiun, Bojonegoro, dan ada yang dari Magetan.
Tapi justru dengan peserta yang tidak terlalu banyak, kita bisa mengenal lebih dekat.
Om Yanuar membuat api unggun bersama Mas Isna, putranya. Dibantu juga oleh peserta lain.
Akhirnya para peserta diajak mengelilingi api unggun sambil ngobrol dan berdiskusi tentang percampingan sambil ngemil kudapan yang disediakan bersama.
Cerita Camping kali ini diikuti secara pribadi oleh peserta tanpa membawa bendera komunitas, apalagi bendera "one piece", hehehe. Yang jelas bendera merah putih dan umbul-umbul sudah banyak dikibarkan.
Di sini Om Yan memaparkan idenya untuk melaksanakan baksos ke sebuah desa yang letaknya di atas Ngebel. Namanya Hargokiloso yang hanya dihuni oleh 12 KK. Kita ingin berbagi sembako untuk penduduk di situ yang rata-rata Magersari pada lahan perhutani.
Selain itu juga membahas acara paginya untuk hiking ke puncak Gunung Kendil diantar Karang taruna dan warga sekitar sekaligus babat alas rute ke puncak Gunung Kendil.
Sayang nya acara hiking gagal karena di Desa Punthuk Doro sedang ada acara, sehingga karang taruna tidak ada yang bisa menemani untuk membuka jalur ke Gunung Kendil
Yuk ikuti keseruan camping bersama mengelilingi api unggul.
Sumber: YouTube @Isti Yogiswandani channel