"Obral Sayuran, 1 kresek 15 ribu!" Jari tanganku langsung berhenti scrol gawai. Ahayyy... promo menarik nih. Kulirik pemilik akun Zahra Merista.
Lapak sayur, pasar ikoniknya buah-buahan yang sudah kukenal, karena Aku biasa berbelanja di situ juga. Dari buah, sayuran, ikan segar, camilan semua ada. Lokasinya di Desa Ketawang, Dolopo, Madiun.
Tapi kali ini yang diobral cuma sayuran. Mungkin sayuran yang jadi pasar ikonik. Sepertinya harga sayuran sedang bersahabat. Bahkan tomat yang pernah menyentuh angka 30 ribu/kg, sekarang sudah turun menjadi 5 ribu yang ditawarkan secara online oleh petani langsung. Kalau di kios sayur harganya sekitar 6-8 ribu, tergantung besar kecilnya. Wortel pun sekitar 7 ribu/kg.
Tapi bagaimanapun, obral Sayuran 15 ribu 1 kresek tetap menarik untuk diikuti. Penasaran saja sih. Kebetulan stok sayuran di kulkas tinggal sedikit. Biasanya aku lebih banyak nyetok lauk, karena bisa awet di freezer. Kalau sayuran biasanya tidak awet, jadi Aku jarang ngetok dalam jumlah banyak.
Ada sayuran yang masih tersisa sampai sekarang, yaitu kembang kol. Kira-kira 1 bulan yang lalu, saat lewat Pasar Plaosan Magetan, Aku ditawari kembang kol 1 kresek besar, kira-kira 5 kg cuma disuruh bayar 15 ribu. Kembang kolnya lumayan bagus, padat, meski ada hitam sedikit, tapi awet sampai sekarang sekitar 1 bulan masih bagus dan segar tersimpan di kulkas.
Yang masih utuh 1 kg, cuma cabe tampar yang kusimpan di kulkas, tapi akan segera kubuat sambal. Kebetulan harganya sedang tidak terlalu mahal, 1 kg cuma 20 ribu, itupun diantar sampai rumah. Enak, to?
Pukul 14.00 Aku bersiap menuju lapak tempat obral Sayuran. Sampai di sana tidak terlalu ramai seperti saat obral sebelumnya. Kebetulan, Aku juga kurang suka kalau harus berebut dan berdesak-desakan.
Aku lihat sayur yang diobral sudah digelar di lantai. Beberapa Ibu-ibu sudah menenteng tas kresek berisi penuh sayuran, dengan seikat sawi hijau yang mendominasi. Sementara ada juga kembang kol, tomat dan sayuran lain.
Aku masih menerka-nerka, bagaimana caranya. Apakah boleh memilih sayuran sesuka nya, satu kresek penuh tapi random, atau ada Syarat dan Ketentuan khusus seperti promo-promo yang biasa ditawarkan. Penasaran saja.
Daripada bertanya-tanya tanpa hasil, lebih baik aku langsung berbaur saja.
"Bayar dulu, baru dikasih kresek!" Owner kios Zahra Merista sibuk memandu pembeli. Akupun langsung beli tas kresek seharga 15 ribu. E .. mahal amat. Hihihi...
Maksudnya, bayar 15 ribu, terus dikasih kresek buat wadah sayuran. Aku langsung mengisi kresek dengan jagung manis 3 buah.
"Jagungnya 1 ya, labu Siam 1, wortel 2, sawi hijau 1, sawi sendok 1, sawi putih sepotong, kobis sepotong, tomat dan prey sledri, minta mbaknya!"
Sejenak Aku melongo. "Maksudnya gimana, Mbak?" tanyaku bingung.
"Itu jagungnya 1 saja!"
"Owh, isi kreseknya ditentukan ya, Mbak? Kirain bebas ambil sesuka nya, hihihi!"
Jagung 3 buah dan 2 buah labu Siam yang sudah kuambil, segera kukembalikan dan kusisakan satu-satu saja.
Selanjutnya, wortel 2 buah, selada 1 gerombolan, sawi hijau 1 ikat, sawi sendok 1 ikat, sawi putih 1 potong, tinggal ambil saja karena sudah dipotong-potong sama penjualnya, begitu pula dengan kubis, dapat 1 potong. Daun bawang prey 1 batang plus sledri, dan tomat kecil-kecil 5 buah. Sudah lengkap. Lumayanlah 1 kresek besar sudah penuh. Hehehe...
Duh, ternyata berat, dan sayurannya nongol dari tas kresek karena terlalu penuh. Sepertinyanya ini bahan yang pas untuk masak capcay. Tinggal cari bakso dan daging ayamnya. Atau udang. Di sini juga ada udang segar. Tapi Ayah alergi udang, jadi tambahin bakso saja. Hehehe.
"Dekkkk. Kamu mau punya gawe? Apa mau kulakan sayur?" Benar saja, ayah langsung protes saat aku mengeluarkan sayuran yang kubeli dan kugelar di lantai. Hihihi...
Alhamdulillah, meski banyak sayuran, ternyata masih muat di kulkas. Nanti kita buat menu masakan dari sayur yang sudah terbeli, ya...
Biar semua terpakai dan tidak ada yang terbuang. Dadar jagung, lodeh labu Siam, sop, capcay, tumis sawi sendok, heci, tumis sawi putih, tumis sawi hijau, sepertinya bisa cukup untuk seminggu, hehehe...
Yuk simak videonya ya.
Sumber: YouTube @Usti Yogiswandani channel