Berita viral perseteruan siswa yang merokok di sekolah dan ditampar guru semakin memanas.
Netizen terbelah, antara yang membela siswa dan mengecam penamparan, yang membela guru karena menegakkan disiplin sekolah, yang membela guru tapi menyayangkan penamparan, dan ada lagi yang mengusulkan untuk mengeluarkan siswanya.
Di tengah suasana panas, Ayah tiba-tiba mengajak beli mie. Udara malam ini relatif sejuk dibanding tadi siang yang begitu terik. Sepertinya memang enak menikmati mie hangat-hangat.
Mie Pak Giyo adalah salah satu mie legend yang ada di Dolopo. Sudah puluhan tahun masih tetap bertahan dan tetap laris diminati hingga sekarang.
Penjual nya sudah berganti putri beliau yang melanjutkan usahanya.
Malam ini pengunjung cukup padat.
Saat kami tiba dan memesan, penjual nya langsung menyalami Suami dan saya. Beberapa putra putri Pak Giyo dan cucunya adalah mantan siswa suami yang sudah lama lulus. Tapi mereka tetap menghargai mantan gurunya. Padahal suami termasuk guru killer di jamannya.
Mungkin pendidikan jaman dulu lebih baik dalam memberikan landasan adab dan sopan santun daripada fenomena dunia pendidikan di era sekarang yang sering terjadi kasus perseteruan guru, siswa dan orang tua. Di mana rasa hormat dan saling menghargai sudah luntur, digantikan oleh ego yang mendominasi.
Saat kami sedang menunggu pesanan, tiba-tiba didatangi mantan murid suami yang langsung menyalami Kami, suami dan aku. Istri nya juga ikut menyalami kami. Mantan siswa yang masih mengingat dan menghargai gurunya. Tapi kami tidak sempat ngobrol, karena Mas Budi, nama mantan murid ayah dan istri nya sudah selesai dan segera pulang.
Tak lama pesanan siap. Mie goreng dulu, pesanan ku. Kalau suami suka nya mie rebus.
Mie goreng Pak Giyo adalah jenis mie Jawa , yang bumbunya asli diracik sendiri oleh penjualnya, bukan bumbu instant. Rasanya khas, dengan perpaduan bumbu yang harmonis antara rasa asin, gurih dan aroma bumbu rempah yang samar.
Untuk kelengkapan nya ada kol, daging ayam kampung yang diiris kecil dan orak arik telur
Tak lama pesanan ayah juga siap, dan kami segera menikmati mie bersama meski beda varian. Antara mie rebus dan mie goreng.
Ada toping acar mentimun, dan Lombok lalap yang bisa bebas mengambil.
Selesai menikmati kelezatan mie Pak Giyo, kami bersiap membayar.
" Mie rebus, mie goreng, teh hangat, es teh, sama kerupuk 2!" Aku menyebutkan menu yang sudah kami nikmati.
" Kerupuk 2, 2 ribu, Bu!"
"Jadi semua berapa,Pak?" Tanyaku.
"Dua ribu, Bu. Mie sama minumnya sudah dibayari putra Bapak yang tadi!" Putri Pak Giyo ikut menjelaskan.
"Ya, Allah. Terima kasih. Aduh tadi siapa namanya.
"Waduh, anak-anak itu suka mentraktir guru nya. Jadi sungkan!" Ayah ikut berterima kasih.
"Iya, Pak. Putra Bapak kan di sini banyak, Kata putri Pak Giyo sambil tertawa.
"Ya, sudah! Terima kasih ya. Kami pamit dulu!"
Akhirnya kami pamit. Meski agak sungkan, tapi kami bersyukur, mantan siswa suami sudah banyak yang sukses. Masih tetap ingat dan menghargai mantan gurunya. Terima kasih Mas Budi dan istri. Semoga selalu diberi kelimpahan rejeki.
Sumber: YouTube @Isti Yogiswandani channel