Hobinya berfikir, menulis, berkata dan melakukan apa yang telah dikatakan...

Pagi ini saya melihat sebuah video: seorang pimpinan daerah turun langsung ke jalan, menginstruksikan pembersihan rumput liar di pinggir trotoar. Sekilas, tindakan itu terlihat sederhana --- bahkan banyak yang mungkin memujinya sebagai bentuk kepedulian dan kedekatan pemimpin dengan persoalan rakyat. Namun di balik itu tersimpan pertanyaan besar yang tidak boleh diabaikan:
Mengapa pekerjaan se-level itu harus dilakukan oleh pimpinan tertinggi di daerah?
Sebuah daerah adalah organisme besar yang bekerja melalui struktur. Ada dinas, bidang, seksi, hingga petugas lapangan. Masing-masing memiliki tugas, fungsi, dan tanggung jawab yang jelas. Ketika sebuah pekerjaan yang seharusnya menjadi rutinitas --- seperti pemeliharaan taman, kebersihan jalan, atau perawatan fasilitas publik --- justru menunggu pimpinan turun tangan, itu bukan lagi soal rumput, tapi soal fungsi yang tidak berjalan.
Pimpinan daerah turun langsung biasanya terjadi karena satu dari tiga hal:
Dan pesan simbolik seperti ini biasanya terjadi karena pimpinan sudah tidak lagi bisa mengandalkan laporan, koordinasi, atau rasa tanggung jawab dari level bawah.
Ketika Pimpinan Bekerja Tugas Bawahan, Itu Pertanda Ada yang Tak Beres
Kepemimpinan bukan sekadar kemampuan bekerja keras, tetapi kemampuan memastikan orang lain bekerja pada perannya. Jika pemimpin harus turun membersihkan, memperbaiki, atau mengeksekusi hal-hal teknis, itu adalah indikator bahwa struktur di bawahnya tidak berjalan atau bahkan lumpuh secara fungsi.
Pekerjaan kecil yang harus dikerjakan oleh orang besar justru menyingkap persoalan besar:
ada aparat yang tidak bekerja.
Pelajaran yang Perlu Diambil