Juniatin Wuryandini
Juniatin Wuryandini Freelancer

Menulislah untuk mengabadikan ide serta gagasan

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Inspirasi dari Affandi

20 Januari 2020   11:40 Diperbarui: 20 Januari 2020   11:54 1819 0 0

Siapa yang tak kenal pelukis semaestro Affandi. Pelukis bernama panjang Affandi Koesoema ini lahir di Cirebon, 18 Mei 1907. Ia dikenal sebagai pelukis dengan gaya ekspresionisme dan romantisme. Kemahirannya dalam melukis ia dapatkan dari belajar sendiri (otodidak). 

Kemudian ia sempat mendapat beasiswa untuk sekolah seni di India, namun ditolak karena ia dirasa sudah memiliki talenta pelukis yang memukau. Akhirnya uang beasiswa tersebut digunakan untuk menggelar pameran lukisan di India. 

Perjalanan melukis Affandi mengagumkan. Dalam setiap proses melukis, ia harus selalu berada di tempat yang menjadi inspirasinya untuk melukiskan langsung objek yang diinginkannya.

Museum Affandi di Yogyakarta menyimpan banyak koleksi karya Affandi. Museum yang terletak di tepi sungai Gajah Wong, Jalan Laksda Adisucipto yang merupakan salah satu jalan terpadat di Yogyakarta ini, menawarkan pengalaman seni yang luar biasa bagi pengunjungnya, terutama dalam mengenal, menikmati dan mengapresiasi karya Affandi.

Lukisan-lukisan karya Affandi adalah jenis lukisan aliran ekspresionisme di mana ia akan bermain dengan cat dan warna-warna beragam. Ia dengan lihai akan menarikan jari-jari tangannya di atas kanvas untuk membentuk pola yang ia inginkan. 

Menurut Udan, guide di museum Affandi, warna-warna dalam lukisan Affandi menggambarkan perasaan Affandi saat melukisnya. Menarik bukan? "Dia jujur dalam keadaan apapun. Rupa di situ, jelek ya jelek, sedang gagah ya gagah aslinya, sedang sedih ya sedih," ujar Udan saat menceritakan lukisan Affandi.

Apalagi dalam beberapa lukisannya, Affandi memiliki simbol-simbol khusus yang ia sisipkan dalam lukisan-lukisan yang menurutnya spesial atau memiliki makna tersendiri. 

Simbol-simbol itu adalah gambar matahari, tangan dan kaki. Matahari sebagai simbol kehidupan, kehangatan dan semangat. Tangan sebagai simbol karya. Affandi menyatakan bahwa ia selalu menggunakan tangannya untuk melukis, tidak menggunakan otaknya. Sedangkan kaki sebagai simbol langkah kehidupan yang terus berjalan.

Beberapa lukisan Affandi sangat menarik untuk dinikmati dan diketahui asal muasalnya. Lukisan potret dirinya dilukis dengan bercermin. Ia akan melukis dirinya seperti yang ia lihat pada cermin. Begitupun lukisan-lukisan yang lain. Istrinya, Maryati, kerap dijadikan sebagai objek lukisan dan beberapa perempuan dalam hidup Affandi, seperti ibu dan ibu mertuanya.

Agus, salah satu pengunjung museum Affandi mengungkapkan kekagumannya pada karya Affandi. "Itu bukan dari garis tegas tapi dari warna yang sedikit sedikit dan aneh aneh. Setelah dilihat secara agak jauh, secara garis besarnya dia bisa membentuk ekspresi, itu luar biasa banget sih," paparnya saat beristirahat di cafeteria yang dulunya adalah kediaman Affandi.

Museum Affandi juga menjadi tempat peristirahatan terakhir Affandi yang tutup usia pada tanggal 23 Mei 1990. Karya Affandi dapat menjadi salah satu warisan terbaik untuk generasi muda sebagai inspirasi dan motivasi untuk senantiasa berkarya. Kegigihan dan semangat juang Affandi patut kita contoh dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka membangun negeri.