Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]
Saat menjelang tengah malam, membaca tulisan Ibu Fatmi Sunarya 'Puisi yang Bernyawa'. Tiba-tiba saya ingat punya juga puisi yang bernyawa. Stok lama. Sudah jadi konsumsi pribadi.
Sebenarnya hanya buat latihan dan uji nyali. Bukan hanya bisa sekadar menulis. Namun mencoba pula memberikan nyawa dalam kepenuhan jiwa.
Hasilnya memang masih jauh dari kata bagus. Mau dikatakan pas-pasan pun sudah bagus.
Beruntung yang jauh dari bagus itu dapat ditutupi dengan alunan musik violinis Korea yang syahdu nan aduhai. Paling tidak memberikan kecerahan mata. Sambil menikmati alunan suara yang ada.
Apapun itu selalu berharap ada.makna menyentuh kesadaran diri yang paling utama. Bahwa dalam perjalanan di dunia ini ada waktunya untuk kembali pulang.