Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Pejuang Mimpi Episode 52
2025, Belum Menyerah
Ada satu hal yang bisa saya banggakan, yakni semangat untuk terus berjuang. Bukan harta, bukan berderet gelar, apalagi kesempurnaan fisik.....
Peluh.. , air mata, pedih..., perih, acapkali mewarnai perjalanan saya. Namun, pada akhirnya semangat itulah yang senantiasa membuat saya kembali tegak berdiri. Menghapus peluh di kening, mengeringkan air mata di pipi untuk terus melangkah. Terus berjalan walau tertatih menggapai impian, sebagaimana selalu diajarkan ayah saya, "Teruslah berjuang, suatu saat kamu akan berhasil".
Maka malam itu, berteman hening dan syahdu, saya tatap cakrawala dengan bulan yang bergelayut di bibirnya. Dalam diam, saya bisikkan mimpi-mimpi masa depan yang membuncah di benak. Tentang pertempuran-pertempuran masa depan saya. Suatu saat nanti....
Semuanya saya goreskan dengan kata-kata yang ringan dan mudah dicerna."Kalau besar nanti, saya ingin punya rumah besar di atas bukit, dengan pemandangan yang indah, ya Allah!. Berdampingan dengan pondok-pondok kecil di sekelilingnya untuk tempat peristirahatan. Berderet pohon cemara dan pohon-pohon yang rindang di antara rumah-rumah itu. Ada taman bunga tertata apik dengan beraneka bunga dan warna. Ada kebun buah dengan buah-buahan lezat yang bisa dipetik oleh penghuni rumah dan penduduk di sekitarnya. Saya ingin jadi orang yang sukses dan bahagia bersama dengan keluarga besar dan para tamu yang datang di sana. He-he-he, dasar pemimpi". Tanda tangan cap: Love. Dibawahnya KS.
Puluhan tahun lalu, ternyata saya menyalin kembali tugas dari sekolah dasar sebagai arsip. Tugas itu adalah tentang mengarang yang bertema cita-cita seorang anak kecil. Saya menuliskannya di sebuah diary biru, kemudian saya susun di rak buku. Sepuluh hari terakhir..., saya beberes aracafe. Dan saya menemukan kembali diary lusuh itu. Tertawa saya membacanya, karena tak disangka tulisan di masa kecil ini rupanya masih sangat relate dengan diri saya yang sekarang.
Tak terasa waktu bergulir begitu cepat, menempatkan saya pada persimpangan usia kini. Bila menoleh kebelakang, saya melihat sosok perempuan kecil yang mengejar impiannya. Berjuang untuk melangkah, berjuang untuk merengkuh hari. Walau tersengal, walau terpuruk, walau jalan terjal berkelok, perempuan kecil itu terus melintas dengan pijar semangat dan keikhlasan. Ikhlas menghapus peluh dikening. Seikhlas mengeringkan air mata yang bergulir di pipinya untuk terus melanjutkan langkah. Sayalah perempuan kecil dalam kisah itu. Kisah nyata yang senantiasa membutuhkan semangat dan perjuangan hidup.