Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Sebagai penulis pejuang mimpi dalam banyak episode, saya sering merangkai bait sendu..., juga tentang rindu dan sakit hati. Tentang gejolak jiwa yang di koyak lara..., juga tentang harapan yang tetap ada dan nyata. Tentang bagaimana saya melepas luka, juga tentang bagaimana mencapai bahagia. Disini, saya ingin berbagi kisah. Pertempuran terbesar adalah melawan diri saya, dalam setiap alur naiknya kehidupan ini.Â
Banyak hal, banyak mimpi, banyak keinginan, yang kelihatannya mustahil, tapi kemudian menjadi nyata, justru disaat saya sudah hampir lupa, sudah ikhlas merelakannya. Saya tahu perjalanan yang saya lalui ini akan luar biasa sulit. Namun, dengan penghujung yang baru semanis ini, saya tidak keberatan. Saya ikhlas. Seikhlas saya memaknai perjalanan ini. Dan pabila hidup..., saya ibaratkan suatu perlombaan lari, __garis finish belum lagi terlihat. Pertempuran saya belum usai, rintangan masih bertebaran mencegat.Â
Iya...memang. Butuh waktu yang lama, butuh hati yang sabar, butuh semangat yang tidak ada patahnya, butuh upaya yang tidak ada hentinya, butuh doa yang tidak ada putus-putusnya. Sebab, ending yang bahagia, hanya milik orang yang sabar hatinya. Air mata tetap akan jatuh di garis finis, tetapi perjalanan saya belum mencapai garis akhir. Belum, belum lagi usai. Saya masih akan terus berlari, merengkuh impian saya walaupun tersengal, walaupun terpuruk, walau terjal berliku. Perjalanan saya masih belum usai...
Lelah..., tapi saya akan terlelap dengan senyum setiap kali kegelapan malam bertandang. Apalagi, jika mengingat bagaimana setelah jatuh bangun kesana kemari menggapai mimpi, ternyata guratan tangan membawa saya kembali berusaha ke tempat ini. Tempat dimana usaha pertama KS dan suami mulai merintis. Tempat dimana usaha KS dan suami pertama terpuruk dan kembali lagi kesini saat terpuruk lagi. Bisa jadi doi sudah lelah di usaha kontruksi, bisa jadi saya sedang merasa ingin menyerah di usaha swalayan dan kuliner, dan merasa lebih baik tenggelam saja memasuki 2020. Karena kebijakan makro tidaklah mendukung. Yang terpenting waktu itu, hanya sikap ikhlas. Tak ada yang lain, selain memilih istirahat.
Tapi di akhir dari semua rasa itu saya harus ingat lagi kalau sekuat apa pun keinginan saya untuk menjadi selesai, kalau Allah masih bilang belum, ya tandanya saya harus cari cara untuk tetap memiliki usaha meskipun PNS. Entah dengan cara seperti apa, bahkan mau sampai ubah kaki jadi kepala bahkan kepala jadi kaki sekalipun, intinya Allah bilang masih harus berjuang lagi, KS! 2025, belum waktunya menyerah. Dan lagi-lagi..., pertanyaan yang akan selalu kembali menghampiri di saat saya sudah mau menyerah masih akan tetap sama. Kalau bukan kamu, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?.
Siapa nyana, ketika perjuangan saya nyaris kandas, Allah kembali menunjukkan kuasa-Nya. Senja datang. Banyak yang menduga petualangan saya berakhir dengan ditutupnya satu dua usaha yang KS pernah jalanin. Bahkan, 2020 putra-putri saya sempat menyodorkan pertanyaan setiap kali saya dan suami mengambil nafas panjang di sofa pojok aracafe sebagai kaum rebahan, "Apa rencana Mama selanjutnya?".
"Bertemu dengan host hebat Indonesia, Dedi Corbuziernya Hitam Putih dan Andi F Noyanya Kick Andy", jawab saya dengan senyum mengambang. Tidak ada acara lain yang saya ikuti pergerakannya dengan seksama selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan, seperti saya menguntit jejak orang-orang sukses dunia.
"Apa mungkin bisa bertemu mereka?", memangnya untuk apa?, ujar putra saya. "Mama ingin duduk-duduk saja bersama mereka, cerita-cerita sambil minum kopi". "Haaa, apaaaa? , jangan lupa ajak saya ya, ha-ha-ha". Lalu, kalau Kisah Pejuang Mimpi Mama KS berhasil merambah dunia seperti Harry Potter, apa rencana Mama?", ujar putri saya. "Mama ingin membuat Taman Surga dan Neraka yang pertama di Kuansing". Taman tempat orang bisa menikmati segarnya udara seperti di surga, termasuk membiarkan binatang-binatang bebas bercengkrama tanpa diusik manusia. Salah satunya capung yang sudah hampir punah. Dan sekaligus mengingatkan manusia termasuk Mama, tentang adanya kehidupan selanjutnya, __surga atau neraka.Â
Akhirnya, merekapun tidak lagi bertanya. Mungkin mereka menganggap obrolan Mama Papanya ketika itu sudah sangat relate dengan keadaan yang dengan segala obrolan perencanaan yang juga mereka sering dengar, tentunya sudah selangkah menuju kesana. Tak lama setelah obrolan-obrolan itu, Allah seolah-olah mengabulkan doa saya untuk menggapai mimpi, padahal mungkin saja semua itu telah menjadi rencana-Nya sejak awal. Dalam hal ini, saya mengibaratkan perbincangan antara Allah dengan saya;Â
"Semua telah saya aksara kan, ya Allah! Mungkin saya bukan pujangga yang pandai mengukir kata..., tapi semua kata yang saya rangkai adalah ungkapan jiwa yang mengalir dari hati sanubari. Hingga tercipta bait-bait indah namun kadang memilukan..., sumbang dalam baitan, kata yang meracau menghiasi goresan pena tentang kisah perjalanan hidup anak manusia yang mencoba tetap tegar di tengah nestapa. Sedangkan bait aksara tentang bahagia, saya yakin saya akan bahagia di tengah rasa ikhlas ini". Tanda tangan cap, love, KS!
Kini, setelah rentetan kisah-kisah itu terentang, saya terus menggali makna di balik peristiwa Allah mempertemukan saya dengan siapa saja. Entah itu orang baik maupun tidak baik. Allah menyampaikan pesan, nasehat, serta bimbingan-Nya lewat cobaan..., tantangan..., dan menjawab lewat suara hati saya. Jika saya bisa menerima dan mengikuti-Nya dengan pasrah, niscaya hidup saya akan bahagia.