Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Pejuang Mimpi Episode 63
Menunda Kesenangan Sesaat, Demi Masa Depan Yang Lebih Baik
Menunda kesenangan sesaat demi masa depan yang lebih baik merupakan hal yang sangat penting bagi banyak orang..., tapi hal itu sangat sulit dilakukan. Padahal ya, menunda kesenangan sesaat, __sebenarnya banyak manfaatnya. Ingat! "Bangun pagi dengan banyak kerjaan numpuk itu..., lebih baik daripada bangun pagi tapi ga tau mau ngapain".
Saya mau share tentang bagaimana strategi saya menunda kesenangan sesaat mulai dari usia remaja hingga beranjak menua. Tetap terhubung dengan KS Story, dan kamu akan temukan mengapa saya..., __harus melakukannya.
Bagaimana saya menunda kesenangan sesaat? Hal-hal baik membutuhkan waktu. Benih yang ditanam tidak akan bertunas keesokan harinya, tetapi bukan berarti tidak akan pernah bertunas. Harap sabar, ya kengkawan! Hal-hal baik akan terungkap.
Pengalaman Pribadi;
Saya ada kisah bagus, tentang bagaimana saya remaja mencoba memberontak diri sendiri. Berberapa hal yang bisa dilakukan versi saya remaja adalah keluar dari zona nyaman saya, agar diri saya dapat berkembang dan tidak hanya stuck ditempat.
Saya merpertimbangkan kebutuhan diri saya saat itu dan di masa depan. Caranya bagaimana? Investasi leher ke atas.
KS remaja berinvestasi leher keatas, dengan mengikuti kursus, seminar, banyak baca, dll. Apakah kamu percaya dengan berinvestasi untuk diri sendiri? Ya. Saya percaya bahwa saya akan dapat hasil yang signifikan. Dan bukan yang hanya gratisan tentunya. Karena untuk mendapatkan sesuatu kita harus melepaskan sesuatu pula. Saya bertemu dengan banyak orang baru..., tanpa pandang bulu. Saya tidak segan berkenalan dengan seseorang, apabila saya berada di tempat umum. Dengan seperti itu, saya mungkin saja akan mendapatkan informasi yang saya sama sekali tidak ketahui sebelumnya.
Dalam episode ini, saya hanya akan menjelaskan mengapa saya harus menantang diri saya sendiri untuk melawan kesenangan sesaat. Saya akan coba cerita sesuai pengalaman hidup saya saja, yaa!
Saya pernah bolos kuliah diawal. Karena ke kampus ga punya kendaraan. Mana rute bus dari tempat kos Kaliurang KM 5 ke Kaliurang KM 14 ga ada pulak. Yang ada cuma angkot gerejek yang pas ndaki gitu, selalu deg. Jadi muncul semacam rasa was-was dalam diri saya. Deg, ini angkot beneran bisa membawa saya untuk sampai ga nih ke kilometer atas? Saya benar-benar khawatir, saudara-saudara. Tapi saya mencoba selalu positif.
Mungkin ini kebetulan aja, dapat yang jelex. Besoknya eh jelex lagi, besok lagi jelex lagi dan lagi. Waduuh, gimana ini? Dalam bayangan saya dulu ya geess, Jogja tu sudah pasti wah lah soal peropletan kota. Kan, kota pelajar. Di Pekanbaru aja angkot berserak oplet biru, kuning, ijo dan keren-keren plus speaker gede di pojok-pojok. Bunyi na jedag jedug. Ga disangka, ternyata rute Kaliurang Kampus UII tu angkotnya banyak yang gerejek-gerejeeek. Itupun dipenuhi pulak di kiri kanan saya oleh mbok-mbok bakul. Onde mandee..., sungguh diluar harapan. Mau kos pindah ke atas dekat kampus, malah sunyi. Akhirnya saya berkirim surat ke kampung untuk yang pertama kali. Satu episode untuk surat itu. Tetap baca KS Story, ya!
Gess. Kayaknya, saya kuliah ditempat yang lingkungannya agak borjuis. Banyak saya liat orang-orang ke kampus pake mobil Genio, Estilo, Ferio, Civic, Vios, Starlet, Baleno, dan Kijang. Kijang, memang tiada duanya. Dan minimal sepeda motor lah. Lha saya? Naik odong-odong with mbok-mbok bakul. Ini saya ke kampus kok yo serasa mau jualan tempe bacem juga hahaha. Gimana iniiy, saya bingung eyy. Sempat dulu tu males berangkat kuliah, karena bingung saya mau gimana. Ibarat bangun pagi dengan rencana numpuk eh berubah menjadi bangun pagi ga tau harus ngapain. Ini beneran terjadi dalam proses hidup saya. Jalan kaki jauh ga mungkin..., numpang sama orang belum ada yang kenal ha-ha-ha mumet saia.
Mungkin jika nasib saya tidak se ngenes itu, saya pasti tak akan mau bolos sekalipun. Saya akan belajar dengan giat di kampus. Sudah punya ortu baik dan bisa menyekolahkan saya, masa sih saya mau bolos, apalagi mau minta kendaraan pulak kek orang-orang. Itu kan enggak mungkin. Kata-kata males ini males itu tu, harus saya lawan. Apalagi minta ini minta itu, lawan. Ga pantes gitu lho. Saya membutuhkan pengingat itu terus-menerus, dan jika perlu saya butuh sesekali tendangan untuk mengatasi kemalasan naluriah saya hanya karena angkot odong-odong. Artinya apa? Saya self talk atau berbicara pada diri sendiri seperti saya berbicara kepada sahabat terbaik saya. "Yuk KS, tunda kesenanganmu, fokus pada apa yang penting agar kamu lebih sukses!". Ha..., kek gitu-gitu.
Setelah dipikir-pikir, kayaknya saya terlanjur salah tempat kos deh. Kejauhan dari kampus yang ke terima. Karena, saya duluan ngekosnya dari ke terima kuliahnya. Mau pindah dekat kampus, juga takut sunyi. Bertahan aja dulu disitu, dengan segala konsekwensinya. Sampai saya nemu, gimana ntar akhirnya, ya Tuhan? Yaqiin pasti Allah kasih solusi untukmu, KS! Nah, di bulan-bulan pertama saya ketemu orang yang pas untuk dijadikan sahabat terbaik. Masalah satu itu selesai. Tanpa harus merengek sama orang tua minta ini minta itu. Saya ada yang jemput, always. Kadang pake mobil, kadang kami naik motor mbalap. Saya selalu menemukan keakraban dengan teman yang cowok, because...? Ada kesamaan tingkah laku, suka bercanda dan ngakak bareng kalo liat sesuatu yang aneh gitu. Murni sahabat, ya gezz. Bukan pacar. Saya sampai dibuatnya dekat sama keluarganya, bahkan sampai dekat sama pacarnya. Gitu juga sebaliknya. Sampai udah menikah pun sekarang ya, kami maasih saja tuh kadang telponan kalo ada yang penting depan pasangan masing-masing. Karena emang dah kenal kan, dari dulu. Begitulah saya menjaga hubungan jangka panjang, tak kan rusak karena apapun jua. Saya membangun hubungan dengan pengertian, dan bukan asumsi. Cara saya membangun relasi memudahkan jalan hidup saya.
Saya juga bergaul dengan komunitas orang-orang Kuansing. Pernah saya terbuai kesenangan sementara waktu tu. Seringnya justru mendahulukan kesenangan yang bersifat sementara seperti pergi menonton konser artis Jakarta saat banyak tugas kuliah yang belum terselesaikan atau memilih menghabiskan uang untuk belanja icip-icip kulineran sak nusantara. Ke tempat-tempat bersejarah semacam Candi Prambanan, Borobudur. Happy-happy aja. Karena masa-masa remaja itu kan masa-masa labil, di mana rasa penasaran anak remaja sangat tinggi. Sementara saya belum bisa bijaksana dalam menyikapi situasi atau mengambil sebuah keputusan. Jalan-jalan jee kojo, kesana kesana. Kemari kemari. Namun, kuliah tetap asyik. Ini hanya tentang rasa ingin tahu anak remaja semata, sehingga semuaaa hendak dikunjungi. Wkwka.
Soal investasi leher keatas, aman. Membaca dan menulis, aman. Saya membuat jurnal setiap harinya, mengenai apa yang harus disyukuri. Selain itu juga, apa yang harus diperbaiki, dan apa yang harus dipertahankan. Dengan seperti itu, saya merasakan perkembangan sekecil apapun setiap harinya. Saya berpetualang, dengan mengunjungi tempat wisata alam setidaknya untuk tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi. Entah itu ke pantai sekali, kuliner legendaris, pusat oleh-oleh, sentra kerajinan dan gudang pernak-pernik.
Masa remaja itu masa yang gampang terpengaruh. Saya di situasi layaknya remaja normal, seperti bisa kuliah dan hang out sama temen-temen sesekali. Have fun sewajarnya aja. Jangan tanya saya bagaimana tidak terpengaruh, karena saya kontrol diri. Saya akan lebih hati-hati, untuk tidak gampang dipengaruhi. Mungkin harus lebih berani untuk menolak ajakan teman yang pergi clubbing, atau menolak ajakan nonton konser, nongkrong-nongkrong ke cafe. Menunda kesenangan sesaat, demi masa depan yang lebih baik itu, ga ada salahnya. Jika saya tidak menunda kesenangan itu? Hidup saya akan hancur. Ingat ya, KS!"Your life will be ruined".
Saya harus pandai menunda kesenangan yang bersifat sementara itu. Kesana kemari nya itu, berhenti dengan sendirinya. Keluar kamar mulai seperlunya aja. Yang tadinya keliatan ekstrovert, ternyata aslinya saya introvert lho. Dikamar teruus. Asyik dengan dunia literasi. Membaca dan menulis. Udah puas banget maen-maennya barangkali ya, wkwk. Karena kan, sudah niatin kuliah dengan baik. Belajar dengan giat. Tidak lupa syemangat belajar memasak. Ya itung-itung sambil belajar hidup hemat dan bisa buat beli buku bacaan terus. Kemudian saya hanya akan keluar menonton bola bareng pacar. Atau kadang saya keluar tu cuma akan nonton orang-orang balapan motor di Mandala Krida. Sisanya dengerin radio, baca novel, baca buku, dan sesekali nonton ke bioskop. And then, makan nasi padang bareng. Have fun yang wajar lah, ya?
Itulah cerita saat-saat saya dimana, mulai menunda kesenangan sesaat. Buat apa? Ya demi masa depan yang lebih baik. Ga ada konser-konser. Mulai lebih berpikir dewasa. Perubahan dimulai dari dalam. Tidak ada keberhasilan jika saya tidak memulainya.
Studi menunjukkan bahwa menunda kesenangan sesaat merupakan pilihan setiap individu. Setiap orang dapat memilih untuk memiliki sesuatu sekarang, atau ia dapat memilih untuk memiliki sesuatu yang lebih besar atau lebih baik di kemudian hari. Menunda kesenangan sesaat, meningkatkan tekad seseorang dan pada akhirnya membantu ia mencapai tujuan jangka panjang lebih cepat.
Sekarang mari kita lihat beberapa contoh spesifik di mana menunda kesenangan dapat memberikan dampak positif dalam hidup kita.
Bangun Pagi atau Bangun Siang? Bangun pagi bisa mewujudkan mimpi-mimpi, sebab jika tiduran saja maka mimpi hanya sebatas angan-angan. Kalo bangun siang? Bangun siang rejeki dipatok ayam. Miris sekali, namun ini kenyataan yang biasa dilihat. Di semester awal kuliah saya dulu, salah seorang dosen saya pernah berujar, "Mereka yang sukses adalah mereka yang bisa menunda kesenangan sesaat". Sebagai bocah yang baru lulus SMA dan mencoba memahami dunia perkuliahan, kata-kata itu tidak sulit untuk saya pahami waktu itu. Yang bisa saya lakukan mencatat dan membacanya sambil berusaha menemukan maksud kata-kata tersebut lebih luas dan dalam.
Namun, seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa sesungguhnya good things come to those who wait. Hal-hal baik datang kepada mereka yang menunggu. Pepatah ini merupakan cara untuk mendorong kesabaran dan menunjukkan bahwa kesabaran adalah kebajikan. Pepatah ini memiliki makna bahwa jika seseorang bersabar dan tekun dalam mencapai tujuannya, maka pada akhirnya tujuannya akan datang kepadanya. Beberapa frasa lain yang memiliki pesan serupa dengan "Hal-hal baik datang kepada mereka yang menunggu" adalah : Semua hal baik memerlukan waktu.
Ini sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Makin sedikit yang tersedia, makin besar pula usaha kita untuk mendapatkannya. Dan ketika kita mendapatkannya, kepuasan yang kita peroleh juga akan makin tinggi pula. The rarer something is, and the more we hold off on getting what we want, the greater the pleasure and pay-off when we finally do.
Semakin langka suatu barang, dan semakin kita menunda untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, semakin besar pula kesenangan dan imbalan ketika kita akhirnya mendapatkannya.
Now, saya mencoba hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya, bertani ternak. Siapa tau saya passion dalam hal tersebut, sehingga saya menyadari bahwa diri saya memiliki potensi dalam hal tersebut. Sometimes like this. Liat Videoklip terbaru! Ini adalah hobi baru saya.
Ambil contoh sebuah bisnis KS sekarang.
Mereka yang mendapatkan bagian paling duluan adalah pegawai borongan yang harus dibayar secara harian. Setelah pegawai borongan, yang mendapat bagian adalah karyawan tetap dalam bentuk gaji akhir bulan. Selain pegawai atau karyawan, supplier adalah mereka yang dibayar duluan karena barang-barang yang dibeli harus segera dilunasi. Nah, kalau masih ada uang tersisa, barulah uang itu jadi bagian si pemilik bisnis. He-he-he. Jadi..., Siapa yang paling lama menunda kesenangannya? Pemilik bisnis. Siapa yang berusaha paling keras? Pemilik bisnis. Siapa yang mendapatkan keuntungan dan pay-off paling besar? Pemilik bisnis juga.
Hal ini berbeda dengan ketika kita melakukan impulsive buying. Tergiur dengan kesenangan sesaat, kita enjoy saja mengeluarkan uang untuk mendapatkan barang tersebut, __barang yang tidak benar-benar kita butuhkan. Lebih parah lagi, barang tersebut dibeli dengan (kartu kredit). Tak berapa lama, akhirnya muncul "rasa bersalah" dan "penyesalan" dalam diri kita gara-gara pembelian impulsif tersebut.
Dalam konteks perencanaan keuangan, menunda kesenangan sesaat ini erat kaitannya dengan disiplin dan kontrol diri. Idealnya, kita membatasi apa yang benar-benar kita belanjakan menurut kebutuhan kita, bukan menurut keinginan kita. Sementara kelebihan dana yang kita punya, bisa dimanfaatkan untuk investasi di masa depan. Pendek kata, kita menunda kesenangan menikmati uang di hari ini supaya kita bisa hidup enak di masa depan. Jadi, penting mendisiplinkan diri kita dan mengendalikan diri kita untuk menunda kesenangan sesaat. Dengan menunda kesenangan hari ini, kita bisa menikmati dan menjalani hidup dengan lebih bahagia dan menyenangkan. Delay your gratification. Increase your pleasure and happiness.
Menunda kesenangan atau delayed gratification adalah kemampuan untuk mengontrol diri dan disiplin melakukan hal yang baik dan benar sampai selesai, baru menikmati kesenangan. Namun, lingkungan kita memang "memaksa" kita untuk larut terjebak dalam situasi ini. Tapi apa iya kita harus ikut-ikutan juga?
Pilih Hati atau Logika? Hati memiliki nalarnya sendiri, tetapi nalar tidak memiliki hati. Ada orang yang sering menggunakan nalarnya, ada juga yang sering menggunakan hatinya. Walaupun memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing tetapi sering kali hati memiliki "nalarnya" sendiri setiap kali digunakan untuk mengambil keputusan. Sedangkan, nalar tidak memiliki hati. Jadi, tentukan semuanya dengan seimbang.
Belanja Sekarang atau Hemat Sekarang?
Salah satu contoh paling umum dari kepuasan yang tertunda adalah ketika seseorang mampu menabung uangnya sekarang untuk dapat membeli produk yang lebih diinginkan di masa mendatang. Cukup hindari sifat konsumtif bila penghasilan masih pas pasan.
Misalnya, saya ingin membeli mobil kalo sudah menikah dan punyak anak. Baru mimpi. Dan kalo misalnya saat itu saya hanya memiliki seperempatnya dalam bentuk tunai. Jadi apa yang harus saya lakukan? Tentu saya mulai, belajar menabung kalo udah menikah. Di sinilah kekuatan kepuasan yang tertunda bertemu dengan kekuatan kemauan.
Setelah menikah, ternyata mimpi itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Iya. Banyak sulit nya di awal. Meskipun Saya sama-sama bekerja dulu ya, saya dan suami tetap menunda kesenangan dalam hal ini materi. Kami hanya melakukan apa yang kami bisa dan tidak memaksakan melakukan apa yang kami belum bisa. Yang bisa saya lakukan waktu itu hanya resign. Dan itu ga enak, dari yang berpenghasilan sendiri jadi ga punya pemasukan. Kami menikah udah mau dua tahun, hingga saat itu masih berdua. Ga nambah ha-ha. Kami belum bisa beli rumah sendiri, hanya tinggal di rumah kontrakan. Kami belum punya mobil..., ke mana-mana masih naik motor. Itupun hanya 1 Tiger 2000 merah buat suami ke kantor dan motor itu ia beli sebelum menikah. Tinggal di Rengat, jauh dari orang tua. Kontrakan juga super duper sempit. Kami tidak punya TV bagus, hanya ada 1 TV kado yang jarang digunakan.
Kami tidak pasang AC, jadi kami bertahan tinggal di kota panas dengan kipas angin. Tapi entah mengapa, bagi sebagian orang kehidupan kami terlihat 'cukup' or standar kontrakan kecil lah ya, rumah ada, pekerjaan suami terlihat lumayan, ingin sesuatu tinggal beli. Padahal sama saja, kami juga belum punya apa-apa. Meski begitu, bukan berarti kami tidak bersenang-senang. Bukan berarti kami tidak punya keinginan. Keinginan kami banyak. Cukup kami saja yang tahu perjuangannya. Kapan-kapan akan saya ceritakan di KS Story.
Apa yang membuat saya bisa menunda kesenangan sesaat? Cita-cita. Bagaimana kiat-kiatnya? Sejatinya, langkah meraih kesuksesan tak selamanya rumit. Delayed gratification alias menunda kesenangan adalah salah satu langkah yang tak rumit itu.
Penting menunda kesenangan yang bersifat sementara itu. Besok kita masih bisa kuq, mendapatkan kesenangan tersebut. Besok..., masih ada waktu untuk mendapatkan kesenangan tersebut.
Dan seperti sistem budaya yang mengendalikan kita, kita dapat menciptakan sistem dalam kehidupan kita sendiri untuk melatih sedikit lebih banyak kesenangan yang tertunda dari waktu ke waktu. Karena kesenangan yang tertunda tidak hanya menyatukan peradaban manusia, ini bisa dibilang salah satu sifat terpenting untuk mencapai kesehatan dan kesuksesan dalam kehidupan setiap individu. Oleh karena itu, terserah kita masing-masing untuk belajar dan melatih kesenangan yang tertunda sebanyak mungkin. "If we feel like we've learned something, we don't want to let that work go to waste" dalam bahasa Indonesia berarti "Jika kita merasa telah belajar sesuatu, kita tidak ingin membiarkan pekerjaan itu sia-sia".
Sederhana atau Mewah-mewah? Kita akan terus-menerus ditantang setiap hari dengan kesempatan bagi kita untuk menghabiskan uang. Untuk kopi itu..., untuk makan siang itu..., untuk sepatu itu, untuk baju itu..., untuk barang yang kita inginkan, apa pun itu! Kita memiliki pilihan yang disajikan kepada kita dalam setiap situasi saat kita mengeluarkan dompet. "Apakah kamu lelaki mau minum sejumlah minuman beralkohol malam itu, atau apakah kamu memutuskan untuk minum air dan menabung uang itu dan tahu bahwa kamu akan semakin dekat untuk membeli mobil impian itu?". "Apakah kamu perempuan benar-benar membutuhkan cairan pencuci pakaian bermerek seharga dua belas ribu rupiah, atau cairan yang lebih murah seharga lima ribu sudah cukup?". Kira-kira, itulah ilustrasi kesenangan yang sebaiknya ditunda.
Banyak orang gagal menunda kesenangan sesaat, karena tidak dapat mengontrol diri dan disiplin. Akibatnya, mereka terjebak dalam kebiasaan yang lebih memilih aktivitas instan yang menyenangkan. Padahal ya, untuk membantu mencapai tujuan bersama, kita memang harus memulai memikirkan apa yang paling penting. Belanja sekarang untuk kepuasan kecil, atau menabung sekarang untuk kesenangan yang jauh lebih besar di masa depan. Ada pula banyak orang sering terkejut dengan jumlah uang yang dapat mereka tabung di masa lalu, hanya dengan membuat pilihan yang lebih cerdas dengan keuangan mereka. Itu membantu mereka dengan pembelian yang lebih diinginkan di masa mendatang.
Apakah kita tidak boleh menikmati kesenangan hidup? Tentu saja boleh, tidak ada yang melarang sama sekali. Kita bisa saja makan siang di restoran bagus setiap jam istirahat, shopping setiap kali ada promo diskon..., atau kemana-mana dengan taxi dibandingkan naik transportasi umum. Tetapi segala sesuatu juga memiliki waktu yang tepat. Tidak terkecuali ketika kita hendak bersenang-senang. Jangan sampai demi kesenangan sesaat, kita tu ya, __harus mengorbankan hal lain yang jauh lebih penting.
Pada saat tertentu kita memang harus menunda kesenangan sementara..., gess! Karena hal itu tidak menjamin kebahagiaan jangka panjang. Kepuasan dari kesenangan sementara hanya bertahan sesaat. Esok hari pasti akan memudar ketika kita sudah menemui kesenangan yang lain. Kesenangan sementara juga bisa terlupakan saat kita menghadapi masalah.
Kendala utama kita adalah, tidak bisa mengatur waktu. Ini adalah sebuah prinsip tentang seberapa lama kita dapat menunda kesenangan dan menahan diri untuk memiliki sesuatu yang mungkin sangat diinginkan sekarang, demi memperoleh sesuatu yang lebih berharga. Serta hal-hal yang lebih besar dan lebih penting di masa depan. Pendek kata, kita menunda kesenangan menikmati hidup di hari ini supaya kita bisa hidup enak di masa depan, kan?
#KSStory #KSMotivasi #KSGarden
#KSFamily #KSLifestyle
#PejuangMimpi #Episode63
#MenundaKesenanganSesaat
#DemiMasaDepanYangLebihBaik
#Bertani #Berkebun
#Reels #fbpro #fyp #vod