KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Pejuang Mimpi Episode 65 Apapun Yang Terjadi Terjadilah Untuk Kebaikan

4 Maret 2025   05:24 Diperbarui: 4 Maret 2025   05:28 157 1 0

Berikut adalah beberapa alasan mengapa saya memegang keyakinan ini. Pola pikir ini telah dapat membantu saya mengatasi situasi sulit dengan meningkatkan ketahanan. Pola pikir ini juga yang dapat memberikan saya kenyamanan selama masa-masa sulit...., sehingga memungkinkan saya menemukan makna dalam perjuangan saya.

Tak peduli kata orang saya menemukan kemunduran atau kegagalan sebagai sarjana yang kehilangan pekerjaan di masa muda. Padahal ya, kemunduran itu justru menghasilkan pelajaran hidup yang penting bagi saya. Pengalaman itu bahkan dapat menumbuhkan pertumbuhan saya pribadi..., membantu saya mengembangkan keterampilan..., empati..., dan pemahaman yang lebih baik tentang diri saya sendiri dan orang lain. 

Seiring berjalannya waktu, saya mungkin memperoleh perspektif yang berbeda pula terhadap peristiwa saya di masa lalu. Apa yang tampak seperti bencana pada saat itu..., dapat dipandang sebagai langkah penting menuju masa depan saya yang lebih baik. Saya menjalani karier dan banyak hal yang terjadi. Pengalaman itu menjadikan saya seperti sekarang ini. Do you know? Otak saya ga mau diajak selooww? Saya menyebutnya, --Kebiasaan--.

Awal mula ceritanya begini. Sesaat setelah menikah, saya kehilangan pekerjaan di usia 25 tahun. Kehilangan pekerjaan dalam artian bukan di PHK ya, tapi karena saya sendiri yang hendak resign dari pekerjaan itu. Saya yang kehilangan pekerjaan waktu itu merasa bahwa hal itu mendorong saya untuk mengejar minat saya atau mencari peluang karier baru yang mungkin tidak saya pertimbangkan sebelumnya. 

Misalnya, saya mungkin meninggalkan pekerjaan perusahaan untuk memulai bisnis yang lebih sesuai dengan minat saya. Kalo misalnya waktu itu, saya sedang kursus menjahit. Maka selama kursus itulah saya akan membuka butik. Ya, meski hanya butik kecil. Tapi itu adalah usaha pertama saya setelah menikah. Itupun saya ga punya modal yang cukup. Saya hanya bisa menyewa tempat di depan rumah kontrakan saya. Itupun dari hasil saya menabung uang dari keuangan rumah tangga. Jadi saya dulu tu cuma siapin tempat kecil, terus di cat, dan di desain sedemikian rupa. Dan sudah tu saya pergi ke Tanah Abang Dua alias Bukittinggi, tempat dimana ibu saya dulu sering mengajak berbelanja jika hari-hari libur sekolah tiba. 

Modal saya waktutu cuma mahir ber bahasa minang dan mahir mengota juga, wkwka. Mengota dalam artian ber negosiasi agar dipercaya. Bagaimana caranya agar dipercaya? Haa kek gini. Orang minang kan ramah-ramah yaa? Jadi, dari jauh aja dia lihat kita pasti sudah menyapa. "Aaa caliak uniii?".  Waktutu saya jawab "Ndak kan caliak-caliak ajo dow udaaa, awak nio belanjooow!". Saya masih ingat waktu tu gaya pamungkas saya rambut dikuncir tinggi. Heh, cerita punya cerita sambil pilih-pilih barang bercerita juga ngalor ngidul dari a sampai z. Cerita-cerita dari mana..., buka toko dimana..., dan sebagainya sampai saya belokkan sedikit, kok rasa-rasa kenal suaranya lah, tapi dimana...? Nah, inilah triks jitu yang hendak saya bagikan kepada kengkawan bagaimana agar saya bisa dapat barang lebih banyak. Komunikasi.

Saya cuma jual nama aja ceritanya. Artinya nama itu ga pernah ada cacat karena apa. Berarti baik dan bisa dipercaya. Asal saya tu bilang rasa-rasa kek kenal suaranya Uda ni ha dan wajahnya rasanya ga asing. Memorinya pun mencari ke masa silam. Begitu dia mulai-mulai ingat, barulah dengan sigap KS menjelaskan; "Awak adalah anak ketek yang dulu acok kemari samo Uni Jus, Uda. Uni Jus tu amak awak, Udaa. Cucunya nenek CA". Ini Bukit Tinggi lho friends. Beda provinsi. Beda Tahun. Beda Generasi. Beberapa orang masih bisa mengingat kedua nama-nama itu. "Oh jadi awak tu anak Ni Jus yang dulu rambuik pendek tu yoo, yang setiap bulan datang ke toko Udaa..., kadang samo Nenek CA, kan?  He-he-he. Lucu yooo, awak tu kini? Beda. Hahaha, rambuik nyo ketinggian tu haa kuncirnya". Saya jawab sambil ha-ha juga. "Hhmm awak ni apa lah kan, awak bukan anak kecil lagi, paman. Nice to meet you". Uda tu golak-golak ajo, bak kato urang kampuang nyo nice to meet you too, wkwkka. 

Ha kek gitu-gitu. Saya mudah akrab. Mudah sekalee diajak mengotaa, hh. Ujung-ujungnya pas total menotal, belanja tekor bandar, huahaha. Ya udah, KS mulai action "Uda den..., oh udaa den..., kurang piti KS Uda.... Tapi ko rancak lo haaa, ndee ba'a lai yoo. Eh tak jadi lah yang kow dulu Uda...". "Bawo se lah dulu KS..., isuak bayar..., atau transfer". Kecek urang toko tu. Cara saya bergaul telah memudahkan jalan hidup saya.

Pindah lagi saya ke toko yang lain, itu juga sebelumnya ibu saya pernah ajak saya ke situ. Gitu pula caranya, pokoknya beberapa toko saya belanja hanya boleh keluar uang dua juta. Yang penting besok kalo pulang ke tempat suami kerja, toko depan rumah itu harus penuh. Modal kurang, nanti dihitung. Pokoknya belanja duluu. Barang mau sesuai uang atau lebih ya itu tergantung orang toko lah ya, dia mau percaya ama saya atau tidak, yo terserah. Intinya gitu. Klo misalnya uang tabungan saya hanya sepuluh juta untuk belanja barang, haa berarti saya hanya akan singgah di lima toko saja. Abis tu caww, saatnya makan Nasi Kapau. 

Abis tu pulang, naik Bus wkwkka. Sebenernya ya, saya tu candu berdagang. Saya mana ada dituntut suami untuk bekerja. Tapi saya nya aja yang pusing klo ga ngapa-ngapain. Anak waktu tu belum punya, kerja juga ga ada. Lagian kan, IRT kerjanya apa sih, cuma masak doang, bersih-bersih home yang ukuran seuprit. Itu je ga abis waktu setengah hari mah kelar. Masak untuk orang dua kan cuma sebentar..., tinggal cemplung-cemplung. Jadi deh. Mamam, dan langsung cuci piring dua, gelas dua, kuali satu. Sisanya bengong tingkat dewa ha-ha ha. Naseeeb naseeeb.

Nah, dari pada bengong aja kan? Baguslah saya melakukan apa yang bisa saya lakukan. Because..., akan terasa panjang sekali waktu jika saya yang baru saja kehilangan pekerjaan dan hanya akan berdiam diri dikamar menunggu suami pulang kantor. Aduh. Sungguh, saya tak sanggup! Artinya apa? Artinya, saya sudah menemukan jati diri saya. Saya ga bisa diam, otak saya ga mau diajak selooww. Pokoknya saya harus begini harus begitu. Saya sudah menemukan jati diri. Penemuan jati diri inilah yang dapat mengarahkan saya pada hubungan masa depan yang lebih sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4