KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Pejuang Mimpi Episode 71 Apa Kamu Pernah Sepertiku?

26 Maret 2025   01:38 Diperbarui: 26 Maret 2025   01:42 142 1 0

KS Story 
KS Story 




Pejuang Mimpi Episode 71
Apa Kamu Pernah Sepertiku?

"Aku suka tempat yang tenang. Keramaian dan kebisingan bisa terasa melelahkan bagiku. Aku lebih nyaman berada di lingkungan yang tenang, seperti kafe kecil milikku, perpustakaan milikku, atau alam terbuka, seperti ini. Di mana aku bisa berpikir dan beristirahat dengan damai".

"Aku menikmati waktu sendiri. Berbeda dengan kesepian, aku menikmati momen sendirianku sebagai waktu berkualitas. Ini adalah kesempatan untuk aku membaca, menulis, atau sekadar merenung tanpa gangguan eksternal. He-he-he".

"Aku lebih suka obrolan mendalam daripada Small Talk. Percakapan ringan sering terasa melelahkan bagi ku. Aku lebih suka diskusi mendalam tentang topik yang bermakna daripada sekadar berbasa-basi. Aku lebih suka bertemu dalam Grup Kecil. Karena aku, cenderung tidak nyaman dalam kelompok besar dan lebih menikmati interaksi yang lebih intim dan berkualitas dengan segelintir orang yang benar-benar aku kenal".

"Tidak apa-apa..., aku terbiasa disalahpahami. Karena terkadang aku lebih banyak diam dan selektif dalam berbicara. Aku sering disalahpahami sebagai si sombong atau si tidak peduli. Padahal, aku hanya lebih memilih berbicara ketika merasa benar-benar perlu. Menjadi begini ini bukanlah kekurangan..., melainkan cara unik aku dalam berinteraksi dengan dunia".

Jika kamu sering mengucapkan beberapa dari frasa ini, besar kemungkinan kamu sama sepertiku. Apakah kamu merasa relate dengan apa yang kukatakan tadi? Atau ada frasa lain yang sering kamu katakan sebagai seorang yang sama dengan ku? Apa kamu pernah sepertiku?

Gaeess...,
Aku benar-benar ingin bercerita tentang perjalananku mengenal diriku sendiri. Episode ini akan terasa sangat dekat karena di fase terbentur-ku dengan pemikiran banyak orang pada saat itu, aku seperti menemukan tombol 'restart' untuk pada akhirnya aku memulai kembali mencari kebahagiaan di dalam diriku sendiri.

Ini adalah cerita perjalananku mencari jawaban dan menyadari pentingnya mencari kebahagiaan di dalam diri sendiri. Aku mau share tentang Proses Kehidupan KS melalui episode ini. Sama seperti judulnya, "Apa Kamu Pernah Sepertiku?". Episode ini lahir dari begitu banyak pertanyaan orang-orang atas apa yang terjadi di dalam kehidupanku.

Jadi....,
Ketika ada yang bertanya; "Kenapa pintu rumahmu selalu tutup...? Kenapa tidak pernah ngumpul dan ngobrol bareng dengan orang-orang...? Kenapa kamu juga tidak pernah jalan bareng teman-temanmu...? Kenapa? Kenapa? Kenapa....?".

"Maaf aku hanya belajar menjaga lisanku. Takut salah berucap dan tak sengaja menyakiti perasaan orang lain. Itulah sebabnya, kenapa aku suka menyendiri. Dan berada di dalam rumah. Karena perasaan yang kita punya sulit untuk orang lain mengerti. Waktulah yang tahu, dan yang akan menjawab semuanya".

Waktu adalah aset yang paling berharga. Kita semua punya waktu 24 jam sehari, tapi kenapa ada orang yang bisa mencapai banyak hal, sedangkan yang lain merasa waktunya selalu kurang? Kuncinya ada pada manajemen waktu yang efektif. Mengatur waktu dengan cerdas..., bukan berarti harus bekerja non-stop tanpa istirahat, tapi tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya.

Dengan mengatur waktu secara baik..., kita bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan. Mengurangi stres..., punya waktu untuk me time..., __seperti aku sekarang. Apakah kamu tahu..., ini bisa mencapai tujuan-tujuan kita dengan lebih mudah? Orang cerdas tidak menciptakan drama, ia menciptakan bisnis. Dengan waktu dan ketenangan, ia menganalisis semuanya dengan tenang dan menyadari kapan ia bersama orang-orang yang salah dan kapan ia tak mau meneteskan air mata untuk seseorang yang tidak tahu bagaimana menghargai senyumannya. Waktulah yang akan mengungkap siapa seseorang itu sebenarnya.

"Aku tak mau membuang-buang waktuku untuk memikirkan orang-orang yang tidak pantas mendapatkan perhatianku. Jadi yaa, gitu deeh. Mereka yang tidak menghargai perasaanku bahkan tidak pantas mendapatkan satu menit waktuku".

Carl Rogers dalam kutipannya menegaskan bahwa kehidupan yang baik tidak terletak pada pencapaian akhir, tetapi pada perjalanan yang kita jalani setiap hari. Banyak orang tu ya, memandang kebahagiaan atau kehidupan yang baik sebagai sesuatu yang akan mereka capai ketika tujuan tertentu terpenuhi, seperti kekayaan..., status..., atau kesuksesan. Namun, Rogers mengingatkan bahwa kehidupan yang bermakna bukanlah tentang mencapai satu titik tertentu, melainkan bagaimana kita terus bertumbuh..., bertumbuh, belajar..., belajar, dan menemukan makna dalam setiap langkah perjalanan.

Aku hanya akan memikirkan hal-hal baik apa saja yang pernah aku telusuri dalam kehidupan orang-orang sukses..., serta mempraktekkan semua hal baik itu dalam kehidupan ini. Aku memang tidak terlalu peduli dengan apa-apa yang orang-orang pertanyakan tentang kehidupanku. Orang lain mau ngomongin apa..., biar aja orang lain. Kenapa-kenapa? Ada hal-hal yang ga perlu dibahas menurutku dan tidak layak untuk diperbincangkan. Seperti; "Kenapa pintu rumahku selalu tutup...?". Ya iya, aku bekerja setiap harinya. Rumah bagiku tempat bersantai, bukan tempat ngerumpi. Waktuku tak banyak untuk berkumpul bersama anak-anak. Cak kamu bayangkan, aku harus mencuci piring, memastikan anak-anakku bisa makan dengan lahap, serta memastikan bahwa susunan lemari baju kami masih aman dari tarikan tangan jahil setiap anggota keluarga dirumahku. Belum lagi mendongeng..., membaca, dan menulis. Pun ketika hari tak bekerja pun, aku berkebun bersama doi. Ceritanya sih, mau cari keringat huahaha.

Jadi ketika ada yang bertanya; "Kenapa tidak pernah ngumpul dan ngobrol bareng dengan orang-orang...?". Yaa buat apa, kalo ga penting...? Berkebun lebih baik dari pada bergunjing. Ya kan? "Kenapa aku juga tidak pernah jalan bareng teman-temanku...?". Ada, ada..., sesekali. Tapi aku ga upload itu, bukan ga pernah jalan bareng teman, ya. "Kenapa ga pernah foto bareng pacar, eh suami?". Yah, lu datang aja deh ke rumah, ya! Foto kami banyak, setiap dinding penuh. Cuma ga untuk upload...., buat koleksi pribadi je.

Ha, klo misalnya aku jarang nampak bersama orang tua, suami, jalan-jalan keluarga, bukan berarti aku jarang pergi-pergi dengan mereka, kan? Ini dunia nyata boss..., dunia maya cuma selingan. Klo kamu ngerasa aku ga baik-baik aja, ya kamu aja yang salah sendiri. Mau-maunya sibuk-sibuk..., mikiran aku mau kemana, doi mau ngapain. Kita punya kesibukan masing-masing. Dia arah kerjanya kesana..., aku arah kerjanya kesini. Emang ga bisa bareng-bareng do, gaees. Jadi soal Kenapa? Kenapa? Kenapa? Wew. Ga semua harus dipublikasikan. Aku bukan berbicara tentang kekasih untuk tempat tidurku, tetapi kekasih untuk hidupku.

Ga cukup sampai disitu, fase terbentur itu ada lagi cerita selanjutnya. Diumur Ji masih 2 tahun, aku dulu memutuskan kuliah S2. Dan suami alhamdulillah juga mendukung. Ia sendiri yang mengantarkan aku datang mendaftar ke kampus. Artinya ia mendukung keputusanku. Dan akhirnya, aku jarang sekali keliatan dirumah sini. Dikampung tu paling cuma Senin Kamis, itupun banyak di dalam rumah aja, sisanya di Pekanbaru. Aku dikira menelantarkan anak dan suami. Sakit hati aku waktu itu. Apalagi  ada yang bilang hh; buat apa perempuan sekolah tinggi-tinggi cobak..., ngabis-ngabisin duit suami. Jadi, aku menurut dia ga ngasilin duit? Aku hh kan juga waktu itu. Benci aku, hidup-hidup aku, eh koq malah dia yang repot. Aneh kan?

Cerita ini baru sekarang aku publikasi setelah sekian lama waktu berganti. Hah, itupun karena tadi aku menemukan catatan lama itu. "Apa kamu Pernah Sepertiku?". Bukan marah, bukan pula dendam. Tapi ga bisa lupa aja.

Apa Kamu Pernah Sepertiku? Aku kuliah S2 sambil bekerja. Tiada sedikitpun pernah aku menelantarkan anak-anak dan suamiku. Mereka kadang aku tinggalkan masakan rendang untuk tiga hari, serta lengkap dengan bahan-bahan masakan di kulkas yang siap goreng, entah itu e mie basah, mie kwetiau, nugget, sosis, dan ayam bumbu. Suamiku tinggal goreng, tidak ada yang susah menurutku. Lalu anak-anak dibawanya ke craser tempatnya bekerja. Kadang-kadang anak-anak tidur dirumah nenek rumah bapaknya. Apa kata orang? "Oh, mungkin sudah berpisah!". Aku sedih mendengar cerita mereka waktu itu. Lalu aku menuliskan ini.

"Dear Diary! Apa Kamu Pernah Sepertiku?
Akankah hampir dua tahun kedepan aku akan merasakan sakit hati ini? Aku akan menghindari debat dengan siapapun yang kurasa ga cocok untuk lawanku berdebat. Maka untuk menghindari perdebatan yang enggak penting itu, aku berbicara pada diriku sendiri seperti aku berbicara pada sahabat terbaik aku. Mereka yang tidak menghargai perasaan dan cita-citaku bahkan tidak pantas mendapatkan satu menit waktuku".

"Apa mereka tahu? Perempuan harus mendapatkan pendidikan yang baik. Menurutku, perempuan punya risiko yang lebih besar dalam hidup. Taruhannya lebih berat dibanding laki-laki. Itulah kenapa, perempuan seharusnya dapat akses pendidikan tinggi. Soal nanti aku bekerja di luar rumah atau di rumah, itu hanya soal pilihan. Jika pun aku memilih di rumah, perempuan-perempuan yang terdidik akan jauh lebih hebat dalam mendidik keluarga mereka. Pendidikan adalah investasi untuk kualitas hidup yang lebih baik".

"Hari-hari berlalu, aku berdamai dengan keadaan. Kembali ke diri sendiri, aku akan mendorong diriku untuk berlapang hati yang selapang-lapangnya. Tidak apa-apa..., jika aku ingin menangis sekarang, menangis saja sepuasnya tetapi kembali tersenyum sambil melihat langit yang biru, matahari yang bersinar cerah, bunga-bunga yang bermekaran, wowwww betapa dunia begitu indah untuk dinikmati.

"Setiap kali kesedihan ini mendera, aku akan menarik nafas dalam-dalam dan akan mengeluarkannya perlahan. Memegang dadaku, oh jantungku berdetak dengan baik. Betapa baiknya Tuhan telah memberikan kekuatan ini untuk hidupku dan aku masih berdiri hingga detik ini. Meskipun tak jarang permasalahan menghantam, sering duka datang silih berganti, memang seperti itu kehidupan. Yang terpenting aku akan berterima kasih padamu Tuhan dan juga pada diriku sendiri".

"Aku senang menghabiskan waktu kosong dengan membaca buku puisi, menulis puisi, mendengarkan musikalisasi puisi. Sesekali aku akan pergi ke pantai dan berpuisi di tengah deburan ombak, itu kurasa cukup menyenangkan. Artinya aku mempunyai media untuk membuat diriku lebih baik dan tidak membiarkan energi negatif itu datang. Jika aku membutuhkan teman, aku akan menghubungi sahabat-sahabatku, menanyakan kabar mereka dan bercerita banyak hal tentang kehidupan".

"Sebelum tidur, aku akan memanjakan diriku, menyalakan aroma terapi di kamar, meditasi sebentar atau zikir sejenak, memakai minyak wangi bahkan minyak telon. Ah, aku merasa seperti bayi saja hahaha. Aku akan meminum secangkir air madu, lalu memejamkan mata. Mendoakan orang-orang terkasih dan memaafkan orang lain".

"Pagi hari, semoga rasanya tidak ada beban dalam hatiku. Cara ini tentu agak lucu dan aneh bagi sebagian orang, tapi itu adalah salah satu upayaku menghargai diri sendiri. Aku merasa lebih tenang dalam menjalani hidup serta belajar berdamai dengan keadaan dan kenyataan di dunia yang tidak selamanya ini, setiap proses mesti dinikmati".
***

Bagaimana aku menjalani hidupku? Aku menikmati hidupku dengan caraku sendiri. Aku menemukan sebuah passion yang bukan hanya menggugah hormonku, tetapi juga hatiku dan pikiranku. Sesuatu yang membuatku bangun dari tempat tidur tanpa alarm. Berdiri tegak, melakukan perubahan. Pertama di dalam pola pikirku, lalu di penampilanku. Aku merawat penampilanku. Dan kurasa tidak ada yang salah dalam hal itu. Aku telah berjanji pada Ayahku. Aku akan tampil seperti wanita yang aku sebenarnya. Kata Ayah, aku harus cantik..., harus cerdas..., dan kuat. Supaya apa? Yaah, supaya pria dengan karakter lemah akan merasa terintimidasi oleh kepribadianku. Hahaha.

Mendiang Ayahku juga pernah bilang begini; "Apa yang direndahkan oleh manusia. Akan Tuhan tinggikan. Jadi buat temen-temen tu, yang ibaratnya mau dihina, dibilang kamu ga bisa, kamu begok, kamu jelex atau apa. Jangan marah, jangan dendam. Justru bersyukur!

Gini ceritanya kenapa ayahku juga bilang itu padaku dulu. Seperti dalam videoklip ini. Aku di bully pas abege. Aku di body shaming gituu. Aku terlambat puber. Disaat orang-orang sudah tumbuh remaja, aku terjebak jiwa yang kanak-kanak dalam usia orang remaja. Dibilang gadis remaja, enggak jugaak. Dibilang anak-anak, tapi sudah cukup umur jugak, wkwkka. Jadi ceritalah aku pada Ayahku setelah di body shaming itu, tepatnya dirumah aku yang sekarang.

"Ayaaaah...., hanya aku yang dibully orang-orang di masa kecil, aku dibilang sianu mirip dengan lenong bocah, Ayah!". Ayah cuma bilang gini. "Tidak masalah seberapa gelap atau terangnya kulitmu. Warna kulitmu tidak menentukan kecantikanmu. Apapun warna kulitmu, kamu akan tetap indah dan cantik dimata Ayah" tutur Ayah malam itu. Hhhm, cuma segitu aja afirmasi positif dari Ayah. Itupun mampu membuatku senyum-senyum sendiri dan jingkrak-jingkrak diatas tempat tidur.

Begitulah, Ayahku mengajarkan bagaimana arti bersyukur. Kulit gelap tak pernah menjadikan aku minder, aku tetap aja percaya diri dan selalu tampil dalam acara apapun tanpa berpikir oh aku harus putih dulu. Enggak. Meskipun pada akhirnya aku itu memang bertekad kuat, .....bahwa akan tiba masanya nanti aku akan menjelma menjadi putri salju. Ha-ha-ha.

Aku tidak mau terjebak dalam posisi korban. Akulah yang mengambil tanggung jawab atas hidupku, bukan orang lain. Jika aku menjadi wanita yang kuat, penuh daya, mampu berdiri dengan kaki sendiri, dengan ekonomi yang berkembang dan bisnis yang sukses kelak, tentu nya tidak ada orang bodoh yang bisa mendekatiku, wkwkka. Ya iya...lah, kan? Orang yang kalah..., tidak bisa menghadapi pemenang. Hahaha. Pemenang hanya bergaul dengan pemenang.

Aku tidak menciptakan drama, tapi menciptakan bisnis. Aku memulai sebuah bisnis dalam setiap langkah kehidupanku, seperti dalam cerita-ceritaku dalam setiap episodenya. Ada periode KS anak-anak, KS remaja, juga KS Dewasa. Salah satu kepuasan terbesar dalam hidup KS adalah, membangun bisnis. Berkebun, adalah bisnisku yang entah yang keberapa. Yang jelas bagiku, berkeringat lebih baik daripada menangis. Ini terbukti bahwa berkebun dan terlibat dalam kegiatan fisik seperti berjalan-jalan saja dapat mengaktifkan tubuh kita..., mengoksigenasi pikiran kita..., dan menyegarkan kita. So, teman-teman..., berusahalah dan mulailah berkeringat seperti aku!

Aku membaca disaat waktu orang-orang bermalas-malasan bekerja, hanya karena mengantuk. Saat orang-orang dikantor ingin bercerita dari a sampai z, aku malah terbenam dalam buku-buku best seller yang aku bawa dari rumah. Dan bahkan..., aku justru menulis di jam-jam orang tidur siang. Karena, menulis lebih baik daripada tidur siang. He-he-he.

Aku menikmati waktu sendiri. Orang-orang malah selalu saja bertanya, kenapa ga ikut rame-rame, kenapa sendiri? Sendiri tu berbeda dengan kesepian. Jadi kalo aku balik nanya pada mereka, "Kenapa aku harus berkerumun kalo aku lebih nyaman sendiri?". Diam-diam mereka berlari pergi. Aku ga perduli. Mau di cap si sombong yang baik hati, atau si tak perduli nan perhatian, tidak apa-apa. Yang penting, aku tidak merugikan orang lain. Dahlah tu. Beberapa hal memang perlu kata dahlah tu.

Aku menikmati momen sendirianku sebagai waktu berkualitas. Karena memang, aku ga terlalu suka berkerumun itu. Dan maaf sekali untuk itu. Aku bisa meng-upload tulisan di malam-malam sepi begini. Karena ada sesuatu yang membuatku terjaga di malam hari. Kadang ada yang tanya, Ting. "Apakah kamu kesepian?". Ha-ha-ha. Tidak apa-apa..., aku terbiasa disalahpahami.

Aku tetap hanya akan fokus pada perjalananku sendiri. Sebesar apa pun usaha dan perjuanganku, akan selalu ada yang melihatku dari sudut pandang berbeda. Yang terpenting, aku tetaplah melangkah dengan keyakinan, karena hanya diri sendiri yang benar-benar memahami setiap proses yang telah aku tempuh.

Dan aku percaya. Kehidupan yang baik..., adalah proses yang berkelanjutan, di mana kita secara sadar memilih arah yang sejalan dengan nilai, kebebasan, dan pengembangan diri. Bahkan ketika menghadapi tantangan, proses itulah yang membentuk siapa kita. Kebahagiaan sejati..., terletak pada bagaimana kita menjalani hidup, bukan hanya pada hasil akhir yang kita capai. Menikmati perjalanan..., menerima perubahan..., dan terus berkembang adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang bermaknaku.

Ohiya. Tidak lupa pula. Aku mengevaluasi keuanganku. Orang-orang berpikir mereka membutuhkan cinta untuk hidup, tetapi kenyataannya, mereka membutuhkan oksigen dan uang. Jadi. Ada titik dalam hidup..., ketika kekhawatiranmu bukan lagi tentang apakah seseorang membalas pesanmu, tetapi apakah uangmu akan cukup? Maka. Seimbangkan anggaranmu. Atur keuangamu!

Betewe. Aku sudah menceritakan banyak  kisah dibalik judul diatas. Judul ini jadi awal dari fase aku sebagai manusia di saat terbentur banyak hal yang tidak sesuai dengan apa yang aku yakini benar. 'Apa Kamu Pernah Sepertiku?' ini, memang sengaja aku tulis layaknya sedang bercerita ke sahabat-sahabat terdekat. Karena aku merasa apa yang aku lalui ini, mungkin juga pernah dirasakan oleh yang lainnya. Itulah sebabnya, aku berharap episode ini bisa menjadi teman di saat para pembaca KS Story sedang berasa di fase terbentur di kehidupannya. "Aku ingin episode ini menjadi pengingat bahwa kamu tidak sendiri".

Fase terbenturnya dengan pemikiran orang sekitar merupakan fase kehidupan dari KS yang mencoba menceritakannya melalui episode 'Apa Kamu Pernah Sepertiku?' ini. Namun tentu, fase ini bukan menjadi satu-satunya fase dalam kehidupan dari KS. Kedepan, aku akan coba mengisahkan terus lewat videoklip terbaru. Tetap terhubung dengan KS Story, ya!

Aku bahkan juga akan memberikan sedikit bocoran, bahwa aku tidak hanya akan menulis fase yang senang-senang saja di tahun ini. Sementara menunggu, mari kita simak videoklip KS lewat KS Motivasi terbaru episode 'Apa Kamu Pernah Sepertiku?'.

Prinsipku sederhana;
Nikmatilah hidupmu dengan caramu sendiri. Teruslah berjalan. Semakin kamu tak peduli omongan orang, semakin kamu tenang. Tetaplah bersikap santai. Kita punya cerita masing-masing.

Dan..., buat kamu yang dulunya pernah bilang aku begini, aku begitu. Kenapa kenapa? Apa kamu benar-benar mengenal aku? Aku aja ga tau bener siapa kamu. Begitu pula sebaliknya. Kalo boleh aku mau kasih saran sama kamu, yaa! "Sekarang...., sudah saatnya untuk mengubah sikapmu, mengubah perspektifmu. Rawat juga penampilanmu. Salah satu kesalahan terburuk yang bisa kamu lakukan adalah mengabaikan dirimu sendiri dan justru memikirkan orang lain, yaitu aku. Itu tak baik, lawak malah. Aku mau ketawa hiikks, tapi takut dosa. Temukan aja sebuah passionmu. Pembicara hebat asal Meksiko, Miguel ngel Cornejo, pernah berkata: "Kamu perlu menemukan sebuah passion, sesuatu yang memotivasimu, sesuatu yang membuatmu terjaga di malam hari, sesuatu yang akan kamu lakukan meskipun kamu tidak dibayar untuk itu".".

Sekian dulu episode ini. Buat kamu yang masih mau tau cerita hidupku??? Mari duduk di sampingku, akan ku buatkan kamu kopi tanpa gula.


#KSStory #KSMotivasi #KSGarden
#PejuangMimpi #Episode71
#ApaKamuPernahSepertiku
#Reels #Fbpro #Fyp #Vod